Daftar Isi
Bank BSI dan BRI punya karakteristik yang berbeda, namun tetap menarik untuk kita bandingkan.
Keunggulan BSI adalah bank Syariah terbesar di Indonesia, dengan produk Syariah yang beragam dan hasil merger semua bank Syariah BUMN yang ada sebelumnya.
Sedangkan, keunggulan BRI adalah bank konvensional dan terbesar di Indonesia saat ini dari segi aset dan laba, yang memiliki jaringan ke seluruh pelosok Indonesia.
Dari sisi kinerja BRI lebih unggul dibandingkan BSI, bisa dilihat dari aset, pertumbuhan laba, indikator ROA dan ROE.
Namun, kalau kepentingannya Syariah, jelas BSI tidak terkalahkan dari BRI.
BSI adalah Bank Syariah Indonesia yang merupakan merger Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah, dan BRI Syariah menjadi satu entitas pada 1 Februari 2021 yang bertepatan dengan 19 Jumadil Akhir 1442 H.
BSI menyatukan kelebihan dari ketiga Bank Syariah sehingga menghadirkan layanan yang lebih lengkap, jangkauan lebih luas, serta memiliki kapasitas permodalan yang lebih baik. Didukung sinergi dengan perusahaan induk (Mandiri, BNI, BRI) serta komitmen pemerintah melalui Kementerian BUMN, Bank Syariah Indonesia didorong untuk dapat bersaing di tingkat global.
Misi BSI adalah:
Bank BSI memiliki sejumlah keunggulan yang tidak dimiliki bank umum syariah dan bank umum konvensional lain, yaitu;
Aset BSI tumbuh 15,2% dibandingkan tahun sebelumnya, dari Rp265,3 triliun menjadi Rp305,7 triliun. Sementara, Laba bersih Bank BSI tumbuh 40,7%, sehingga menjadi Rp4,3 triliun.
Menempatkan Bank BSi sebagai bank Syariah dengan aset dan laba terbesar di Indonesia.
BSI merupakan bank hasil merger antara PT Bank BRIsyariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BNI Syariah.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara resmi mengeluarkan izin merger tiga usaha bank syariah tersebut pada 27 Januari 2021 melalui surat Nomor SR-3/PB.1/2021.
Komposisi pemegang saham BSI adalah: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 50,83%, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 24,85%, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 17,25%. Sisanya adalah pemegang saham yang masing-masing di bawah 5%.
Penggabungan ini menyatukan kelebihan dari ketiga bank syariah tersebut, sehingga menghadirkan layanan yang lebih lengkap, jangkauan lebih luas, serta memiliki kapasitas permodalan yang lebih baik. Didukung sinergi dengan perusahaan serta komitmen pemerintah melalui Kementerian BUMN, BSI didorong untuk dapat bersaing di tingkat global.
Hingga berakhirnya tahun buku 2022, Bank Syariah Indonesia menyediakan beragam produk dan layanan sesuai dengan kebutuhan dan profil masing-masing nasabah. Produk dan layanan tersebut terbagi dalam 4 (empat) kategori yaitu individu, perusahaan, digital banking dan kartu.
BSI memiliki penawaran produk Syariah yang paling lengkap di Indonesia saat ini.
Jaringan bisnis dan wilayah operasi BSI didukung oleh kantor wilayah hingga kantor fungsional operasi di seluruh Indonesia.
Terdapat 1.112 Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu BSI di banyak provinsi sejalan dengan visi BSI untuk memberikan akses solusi keuangan syariah di Indonesia
BSI meningkatkan pertumbuhan pembiayaan secara year on year (yoy) sebesar 21,26%. Pencapaian tersebut di atas kinerja perbankan sebesar 11,35% (yoy).
Ekuitas Bank BSI terus tumbuh, hingga menjadi Rp33,5 triliun di tahun 2022, dari Rp 25,0 triliun di tahun sebelumnya.
Pasca rights issue pada bulan Desember tahun 2022, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) BSI mencapai 20,29%. Namun masih belum mencapai target yang ditetapkan, karena pertumbuhan pembiayaan yang cukup ekspansif sehingga meningkatkan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR).
Kualitas pembiayaan membaik, dengan rasio Non Performing Financing (NPF) yang tercatat sebesar 2,42% di tahun 2022 ini membaik dari posisi tahun 2021 sebesar 2,93%.
Sebagai perbandingan, tingkat rasio Non Performing Financing (NPF) gross perbankan syariah membaik dari 2,70% di akhir 2021 menjadi 2,41% di Desember 2022 dan lebih rendah dari industri perbankan nasional.
Namun, sejumlah tantangan harus dihadapi BSI yang tercermin dari kinerja operasional bank ini, yaitu:
Asset bSI masih lebih rendah dari aset bank konvensional dan masih belum mencapai target peringkat ke-5 dari seluruh bank di Indonesia.
Peringkat BSI naik, dari sebelumnya di posisi 7, kini ada di urutan 6 Bank Umum di Indonesia berdasarkan Aset.
Indikator profitabilitas BSI bergerak positif, misalnya Return on Asset (RoA) yang meningkat dari 1,61% tahun 2021 menjadi 1,98% di tahun 2022. Begitu juga dengan Return on Equity (RoE) yang tercatat sebesar 16,84% mampu melebihi target yang telah ditetapkan, serta meningkat dari posisi tahun lalu sebesar 13,71%.
Namun, angka ROA dan ROE BSI masih lebih rendah dibandingkan Bank BCA, BRI dan Mandiri, yang tercatat lebih tinggi.
Meskipun menunjukkan perbaikan, NPL BSI di angka 2,42% di 2022 sama dengan NPL perbankan syariah di 2,41% dan masih lebih tinggi dibandingkan beberapa bank umum konvensional terbesar di Indonesia.
Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank BSI dikelola dengan peningkatan pertumbuhan rasio komposisi dana murah (Current Account-Saving Account /CASA) di angka 61,57%, meningkat dari posisi tahun 2021 di angka 57,91%.
Porsi dana murah di CASA BSI masih lebih rendah dibandingkan BCA yang di angka 80%.
Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) BSI mencapai 20,29%.
Namun masih belum mencapai target yang ditetapkan BSI karena pertumbuhan pembiayaan yang cukup ekspansif sehingga meningkatkan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR).
Meskipun nilai CAR ini diatas ketentuan minimal, yaitu 10%.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk adalah bank umum milik Pemerintah Republik Indonesia yang didirikan dan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 18 Desember 1968 berdasarkan Undang-undang No. 21 Tahun 1968.
BRI memiliki 1 Kantor Pusat serta melayani seluruh nasabah melalui 8.208 unit kerja dan 250.267 jaringan e-channel yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan luar negeri.
Dari analisa laporan keuangan dan kinerja finansial, kami menilai sejumlah keunggulan dari BRI adalah;
Posisi Aset BRI pada 31 Desember tahun 2022 tercatat sebesar Rp1.865,64 triliun, meningkat 11,18% dibandingkan pada akhir tahun 2021 yang sebesar Rp1.678,10 triliun.
Sehingga pada September 2022, BRI menguasai 15,03% dari total aset perbankan nasional sebesar Rp10.487,58 triliun.
Laba tahun berjalan BRI periode 2022 tercatat sebesar Rp 51,41 triliun atau mampu tumbuh sebesar 67,15% dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp30,76 triliun.
Pertumbuhan laba bersih konsolidasian tersebut didorong oleh pertumbuhan laba bersih Perseroan secara Bank only yang tercatat sebesar Rp 47,8 triliun atau mampu tumbuh sebesar 48,46% dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp 32,2 triliun, serta kontribusi positif seluruh entitas anak yang naik 407,86% YoY atau Rp4,20 triliun
Bisnis mikro telah lama menjadi kompetensi inti bagi BRI. Dengan dukungan sebaran jaringan kantor yang luas dan tenaga pemasar yang kompeten, BRI telah menjangkau dan melayani kebutuhan layanan keuangan bagi para pelaku usaha Mikro hingga pelosok negeri.
Total outstanding kredit bisnis mikro tahun 2022 sebesar Rp 449,63 triliun, meningkat 13,27% dibandingkan dengan tahun 2021 yang sebesar Rp 396,96 triliun.
Peningkatan tersebut terutama berasal dari pertumbuhan KUR Mikro sebesar 32,18%. Kenaikan KUR Mikro dikarenakan kenaikan alokasi kuota KUR Mikro BRI pada tahun 2022 menjadi sebesar Rp 227,4 triliun.
Hingga Desember 2022, BRI memiliki CAR sebesar 23,30% (bank only) dan 25,54% (konsolidasi).
Total CAR minimum BRI berada di level 14,46% maka CAR BRI pada tahun 2022 yang sebesar 23,30% (bank only) dan 25,54% (konsolidasi) telah memenuhi ketentuan regulator perbankan dan jasa keuangan tersebut.
Secara struktur permodalan, hingga Desember 2022, BRI memiliki modal inti (Tier-1) sebesar Rp 234,73 triliun (bank only) dan Rp273.81 triliun (konsolidasi) serta Modal Pelengkap (Tier-2) sebesar Rp10,56 triliun (bank only) dan Rp11,27 triliun (konsolidasi) dengan rasio CAR Tier-1 mencapai 22,30% (bank only) dan 24,53% (konsolidasi).
BRI mengakuisisi Pegadaian dan PNM untuk memperkuat eksistensi di sektor kredit mikro.
Dilakukan melalui Holding Ultra Mikro antara BRI (sebagai induk) dengan PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM).
Satu tahun setelah pendirian, Holding Ultra Mikro berhasil mengintegrasikan lebih dari 34 juta nasabah ultra mikro untuk mendapatkan layanan keuangan formal.
Return on Assets (ROA) before tax BRI sebesar 3,76% (bank only) di tahun 2022 atau meningkat 1,04% dibanding tahun 2021 yang sebesar 2,72% (bank only).
Kenaikan ROA tidak terlepas oleh kenaikan performa Perseroan yang didorong oleh kemampuan perseroan untuk terus menumbuhkan pendapatan bunga bersih, perolehan pendapatan operasional non bunga serta kemampuan efisiensi biaya pencadangan kredit dan menjaga pertumbuhan opex pada level yang optimal.
Sementara itu, Perseroan mampu menjaga marjin pendapatan bunga bersih (NIM) BRI pada tahun 2022 sebesar sebesar 6,80% (bank only) atau cenderung flat jika dibandingkan tahun 2021 yang tercatat sebesar 6,89% (bank only).
BRI memiliki 8.208 unit kerja dan 250.267 jaringan e-channel yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan luar negeri, yang terdiri atas:
AgenBRILink adalah model kemitraan yang ditawarkan oleh BRI kepada masyarakat untuk memperluas layanan keuangan BRI.
Dengan adanya AgenBRILink yang tersebar lebih dari 627 ribu di seluruh Indonesia, terdapat keunggulan kompetitif pada AgenBRILink yaitu memudahkan masyarakat dalam bertransaksi keuangan tanpa harus ke Bank.
AgenBRILink dapat melakukan transaksi perbankan dengan menggunakan EDC BRILink ataupun BRILink Mobile secara real time online.
Sampai dengan 31 Desember 2022, terdapat 627.012 AgenBRILink di seluruh pelosok Indonesia. Jumlah tersebut terdiri dari 125.926 AgenBRILink EDC dan 501.086 AgenBRILink Mobile, dan tersebar di lebih dari 58,9 ribu desa di seluruh Indonesia.
BRI Digital Saving adalah channel pembukaan rekening secara online melalui aplikasi BRImo ataupun melalui kerjasama dengan pihak ketiga dalam bentuk launcher.
Proses pembukaannya dilakukan secara fully digital sehingga memiliki standar secara metode Know Your Customer (KYC), alur pembukaan rekening, dan user experience. Pembukaan rekening online secara digital telah mencapai per Desember 2022 adalah sebesar 5,19 juta rekening dengan total saldo Rp 12,14 triliun.
Meskipun menjadi bank terbesar di Indonesia, tapi BRI masih memiliki sejumlah kekurangan dilihat dari laporan keuangan dan kinerjanya dibandingkan bank sekelas, yaitu:
Rasio CASA Perseroan baik konsolidasi dan bank only dengan masing-masing tercatat sebesar 66,70% dan 66,92% yang pada tahun sebelumnya tercatat sebesar 63,08% dan 63,30%.
Angka ini masih lebih rendah dari bank BCA yang mencapai 80%.
Pertumbuhan simpanan Perseroan pada tahun 2022 fokus pada pertumbuhan simpanan berbiaya rendah (CASA). CASA tercatat tumbuh sebesar 21,46% untuk konsolidasian dan sebesar 21,93% secara bank only.
Kolektibilitas kredit dapat diukur dengan rasio kualitas aset atau Non-Performing Loan (NPL). BRI memiliki rasio kredit bermasalah (NPL) pada tahun 2022 sebesar 2,67%, mampu lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2021 yang sebesar 3,00%.
Angka NPL BRI ini masih lebih tinggi dari pesaingnya Bank BCA yang bisa mencata dibawah 2%.
Penurunan ini sejalan dengan strategi Perseroan dalam melakukan soft-landing kredit yang terdampak Covid-19 serta penyaluran kredit terhadap sektor-sektor yang tidak berisiko.
Namun, dibandingkan kompetitornya, seperti BCA, Npl BRI masih lebih tinggi.
BRI fokus di sektor mikro pedesaan, sehingga eksistensinya di perkotaan masih relatif lebih kecil dibandingkan bank - bank besar lainnya, seperti BCA dan Mandiri.
Meskipun di satu sisi berperan sebagai agen penyalur pinjaman pemerintah, porsi penyaluran KUR dari Pemerintah di portofolio kredit BRI cukup signifikan.
Akibatnya jika proses persetujuan KUR dari pemerintah terlambat, implikasinya terhadap kinerja kredit di BRi.
Baca Juga - Review TabunganKu BRI, Cara Bayar Angsuran BRI, Bunga dan Tabel Angsuran KPR BRI, Kredit Investasi BRI, kpr bri 2022, gadai sertifikat rumah di bank bri, cara mengecek angsuran bri lewat hp, gadai sertifikat rumah atas nama orang tua di bank bri, angsuran kpr bri, pinang bri, apa itu brimo, tarik tunai cc bri
Daftar Isi
Komentar (0 Komentar)