Daftar Isi
Bagaimana cara menghasilkan passive income dari investasi saham? Ini langkah - langkahnya. Tidak sulit dan bisa dilakukan oleh siapa saja, termasuk pemula.
Saham adalah bukti kepemilikan seseorang atas suatu perusahaan. Sebagai instrumen investasi, saham sangat bisa memberikan passive income.
Berikut ini adalah cara dan langkah menghasilkan passive income dari saham:
Keuntungan dari investasi saham diperoleh dari dua sumber utama, yaitu:
Karena tujuan kita adalah mendapatkan pasif income, maka fokus keuntungan saham adalah pada dividen.
Pertama, dividen dibayarkan selama kinerja perusahaan bagus dan tidak dipengaruhi oleh fluktuasi harga saham di bursa.
Dividen adalah pembagian keuntungan atas kepemilikan saham. Dibayarkan setelah mendapat persetujuan dalam RUPS.
Jadi, apapun kondisi harga saham di pasar tidak mempengaruhi pembagian dividen oleh perusahaan. Dividen ditentukan oleh kinerja perusahaan.
Kedua, bebas pajak.
Pemerintah Indonesia baru - baru ini mengeluarkan kebijakan bahwa pajak dividen dihapuskan jika memenuhi sejumlah persyaratan.
Karena syaratnya cukup mudah, saya asumsikan sebagian besar investasi yang terima dividen akan menikmati bebas pajak.
Pajak dividen yang dihilangkan adalah sebesar 10%. Ini jumlah yang tidak kecil, apalagi jika di compounding dari tahun ke tahun.
Ketiga, compounding effect dividen.
Kunci sukses investasi adalah terjadinya compounding effect atau compounding interest, dikenal sebagai ‘bunga berbunga’. Dimana jumlah investasi di tahun berikutnya bukan hanya dari pokok investasi pertama tetapi sudah terjadi compounding dari pokok investasi dan bunga dari investasi.
Efek dari compounding adalah kenaikkan nilai investasi akan mengikuti grafik eksponensial dan tidak linear. Terjadi peningkatan yang tajam hasil investasi setelah beberapa waktu.
Banyak ahli keuangan, termasuk Warren Buffet, menyebut bahwa efek compounding inilah yang membuat orang bisa sejahtera dari investasi.
Dividen saham sangat cocok dengan konsep compounding karena hasil dividen bisa dibelikan saham kembali (dividend reinvestment plan). Semakin banyak saham yang dimiliki, semakin besar hasil dividen yang diterima dan seterusnya.
Keempat, Return atau Yield dari dividend saham sangat menarik.
BBRI bisa memberikan yield sampai 50% setahun, sementara PTBA 19% dalam setahun.
Nanti diakhir artikel ini bisa dilihat bagaimana perhitungan yield kedua saham tersebut.
Yield adalah return yang diberikan dividen ke pemegang saham. Semakin tinggi semakin baik dan sebaliknya.
Benchmark yield adalah paling tidak sama dengan bunga deposito di bank.
Tentu saja, nilai yield ini akan ditentukan oleh kinerja harga saham. Semakin naik harga saham, dengan nilai dividen saham sama, yield akan turun. Dan sebaliknya.
Tingginya dividend yield merupakan modal penting untuk kita bisa hidup atau pensiun dari dividen saham. Semakin tinggi yield, semakin aman dan berkelanjutan untuk bisa mengandalkan dividen sebagai sumber penghasilan untuk masa pensiun.
Kita harus bisa memilih saham yang bisa membayar dividen secara konsisten dari waktu ke waktu. Bukan yang tahun ini bayar, tahun depan tidak membayar dividen.
Konsistensi pembayaran dividen penting karena kita ingin menggunakan dividen sebagai sumber penghasilan passive income.
Bagusnya, kita bisa dengan relatif mudah melihat perusahaan mana yang rajin membagi dividen secara konsisten. Tinggal cek data pembagian dividen di situs Bursa Efek Indonesia.
Untuk bisa menilai, apakah saham ini bagus dalam pembagian dividen, kita perlu melihat dua indikator, yaitu:
Dividend Yield dan payout adalah indikator penting untuk menilai saham dalam hal pembagian dividen, yang juga penting untuk menentukan bagaimana passive income dihasilkan dari investasi saham.
Dividend Yield menunjukkan rasio perbandingan jumlah dividen tunai yang diterima pemegang saham terhadap harga beli saham. Semakin tinggi yield ini, semakin bagus dan sebaliknya.
Untuk mudahnya, dividend yield adalah seperti bunga deposito. Berapa persen bunga yang diperoleh dari simpanan yang dilakukan.
Formula: Dividen / Harga Beli Saham
Dividend Payout menunjukkan persentase profit perusahaan yang dibagikan menjadi dividen ke pemegang saham. Semakin besar payout akan semakin besar dividen yang akan diterima pemegang saham, dan sebaliknya.
Rasio ini digunakan untuk memprediksi jumlah dividen yang akan dibagikan, berdasarkan estimasi profit perusahaan.
Formula: Dividen / Laba Bersih
Penting kita bisa memilih saham yang tepat.
Kita tidak hanya memastikan bahwa saham tersebut bisa membayar dividen, tetapi juga bisa membayar secara konsisten.
Membayar dividen yang konsisten ini yang tidak mudah. Untuk itu, kita perlu menilai fundamental perusahaan.
Perusahaan yang memiliki kinerja dan fundamental baik, kemungkinan besar, akan bisa membagi dividen dan melakukannya dengan konsisten.
Karena kemampuan membagi dividen sangat ditentukan oleh kesehatan keuangan perusahaan. Itu faktor utama yang menentukan.
Sebagai referensi, bursa menyediakan daftar saham - saham yang punya catatan pembayaran dividen baik, yaitu: IDX High Dividend 20. Indeks ini mengukur kinerja harga dari 20 saham yang membagikan dividen tunai selama 3 tahun terakhir dan memiliki dividend yield yang tinggi.
Jenis klasifikasi saham bisa bermacam - macam. Salah satunya adalah Value vs Growth, yang penting kita ketahui jika ingin mendapatkan passive income dari saham.
Value Stock adalah saham dari perusahaan yang established, sudah melakukan bisnis dalam waktu lama, dan punya pangsa pasar yang solid. Kinerja keuangan perusahaan umumnya sangat bagus dan konsisten.
Perusahaan jenis ini biasanya tidak lagi tumbuh cepat. Market share-nya sudah mentok!
Salah satu contoh value stock yang terkenal adalah Coca Cola. Siapa yang tidak kenal merk minuman yang satu ini, namanya mendunia. Tapi, pertumbuhannya sudah tidak fantastis lagi, simply, karena market share mereka sudah besar.
Keunggulan value stock adalah perusahaan rajin membagikan dividen kepada pemegang saham. Perusahaan sudah untung, jadi bisa membagikan profit mereka.
Kelemahan value stock adalah harga saham relatif tidak melonjak signifikan karena pertumbuhan yang cenderung sudah kecil.
Akibat mengejar pertumbuhan, kinerja keuangan perusahaan growth stock, biasanya menghasilkan profit yang kecil atau bahkan masih merugi untuk jangka waktu yang lama. Uang perusahaan lebih banyak digunakan untuk diinvestasikan kembali, mengejar pertumbuhan dan kesempatan bisnis.
Growth stock adalah saham perusahaan yang relatif baru, masuk ke industri yang juga baru, dengan market share yang masih relatif kecil. Karena itu pula, pertumbuhan perusahaan bisa sangat tinggi.
Keunggulan growth stock adalah harga saham relatif meningkat signifikan karena besarnya pertumbuhan perusahaan dan potensi market-share yang masih terbuka luas.
Kelemahan growth stock adalah perusahaan umumnya tidak membagikan dividen kepada pemegang saham. Perusahaan masih rugi, jadi belum bisa memberikan profit ke pemegang saham.
Dari dua klasifikasi ini, kita memilih mana saham - saham yang ingin dijadikan sumber passive income.
Meskipun suatu saham punya track record yang bagus dalam pembayaran dividen, tetapi tidak ada jaminan bahwa saham tersebut akan terus membayar dividen di waktu - waktu berikutnya.
Dividen yang dibayarkan ke pemegang saham adalah hasil dari profit. Sementara profit perusahaan tidak pasti.
Karena itu, kita harus melakukan diversifikasi saham, yaitu membagi investasi ke beberapa saham dalam portofolio dan tidak terfokus hanya pada saham tertentu saja.
Tujuannya agar jika suatu saham tidak membayar dividen, masih terdapat saham lain.
Kita perlu paham soal teknis pembagian dividen saham. Ini bagian yang penting karena banyak yang belum paham proses pembagian dividen.
Pemerintah tidak akan mengenakan pajak atas dividen selama hasil dividen diinvestasikan kembali di Indonesia.
Kesempatan untuk mendapatkan penghasilan dari dividen tidak hanya di pasar saham Indonesia, tetapi juga di pasar saham luar negeri. Bahkan, pasar saham luar negeri menawarkan banyak kesempatan untuk bisa hidup mengandalkan penghasilan dari dividen.
Di pasar Amerika Serikat dikenal istilah Dividend Aristocrat. Ini adalah daftar saham - saham yang memberikan dividen tunai secara konsisten selama paling tidak 25 tahun terakhir dan pembayaran dividennya selalu meningkat.
Investor yang ingin membeli saham - saham dividend aristocrat ini, tidak perlu khawatir harus mengeluarkan biaya yang besar. Karena sekarang sudah banyak tersedia ETF yang isinya adalah saham - saham dividend aristocrat.
Investor tinggal membeli ETF di pasar saham dan otomatis terekspos ke saham - saham dividend aristocrat.
Salah satu strategi yang dianjurkan oleh banyak ahli adalah membelikan lagi saham dari hasil pembayaran dividen. Dikenal dengan istilah, “Dividend Reinvestment Plan”.
Tujuan “Dividend Reinvestment Plan” adalah untuk meningkatkan investasi secara compounding.
“Dividend Reinvestment Plan” bisa dilakukan dengan cara sbb:
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa “Dividend Reinvestment Plan” memberikan hasil return investasi yang signifikan dalam jangka panjang. Hasilnya jauh melebihi investasi yang tidak melakukan “Dividend Reinvestment Plan”.
Saya ingin menunjukkan bagaimana passive income diperoleh dari dividen, dengan berkaca pada dua saham, berikut:
PTBA merupakan perusahaan BUMN batubara terbesar dan terbaik kinerja di sektor ini saat ini di Indonesia. Menjadi salah satu saham blue-chip di BEI.
Salah satu keunggulan PTBA adalah emiten ini konsisten membagikan dividen kepada pemegang saham.
Misalnya 10 tahun lalu, tepatnya di 1 Jan 2010, kita beli saham PTBA. Saat itu harganya adalah Rp 3,440.
Saya cek catatan pembagian dividen PTBA sejak 2010 sampai akhir 2020 adalah berikut:
Tanggal Pembagian | Dividen Saham PTBA Rp |
---|---|
10 Jul 2020 | 326.46 |
29 Mei 2019 | 339.63 |
11 Mei 2018 | 318.52 |
24 Mei 2017 | 285.50 |
18 Mei 2016 | 289.73 |
30 Apr 2015 | 324.57 |
16 Mei 2014 | 461.97 |
7 Jun 2013 | 720.75 |
15 Jun 2012 | 700.47 |
15 Des 2011 | 103.46 |
21 Jul 2011 | 456.37 |
29 Des 2010 | 66.75 |
15 Jun 2010 | 466.64 |
Kita bisa menarik beberapa poin penting dari catatan pembagian dividen saham PTBA ini.
Pertama, PTBA konsisten membagikan dividen setiap tahun selama 10 tahun tanpa pernah putus.
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan punya kinerja yang solid dan menghasilkan cash-flow yang sehat (jika tidak, tidak mungkin bisa bayar dividen).
Bahkan dalam beberapa tahun, PTBA bisa membagi dividen dua kali setahun. Di tengah tahun dan akhir tahun.
Kedua, tingkat return yang diberikan atau dikenal sebagai ‘dividen yield’ sangat menarik.
Saya bandingkan harga beli saham (Rp 3,660) dengan dividen tunai yang dibagikan, maka hasilnya adalah tingkat dividend yield antara 19% (tertinggi) dan 7.80% (terendah).
Dividend yield adalah metric yang penting karena menunjukkan return yang dinikmati investor dari pembayaran dividen dibandingkan dengan modal harga beli saham.
Yield dividend ini bisa diibaratkan seperti suku bunga deposito. Mengukur return pengembalian dari instrumen investasi.
Meskipun kalau deposito, bunga sudah pasti dibayar, sementara dividen tidak pasti dibagikan karena tergantung pada kinerja perusahaan dan keputusan RUPS.
BBRI mungkin sudah banyak dikenal. Saya pernah menulis khusus soal saham Bank terbesar di Indonesia ini.
Saham BRI selama ini lebih dikenal karena kinerja harganya yang bagus. Trend harganya dari tahun ke tahun selalu meningkat.
Namun, BBRI adalah juga saham yang rajin membagikan dividen setiap tahun.
Sama dengan case saham PTBA, saya ambil contoh beli saham BRI di 3 Jan 2010. Saat itu harga sahamnya adalah Rp 765.
Saya cek catatan pembagian dividen BBRI sejak 2010 sampai akhir 2020 adalah berikut:
Tanggal Pembagian | Dividen Saham BBRI Rp |
---|---|
18 Mar 2020 | 168.20 |
13 Jun 2019 | 131.13 |
25 Apr 2018 | 106.74 |
13 Apr 2017 | 428.60 |
22 Apr 2016 | 311.66 |
22 Apr 2015 | 294.80 |
14 Mei 2014 | 257.32 |
15 Apr 2013 | 225.23 |
15 Mei 2012 | 122.28 |
15 Jun 2011 | 70.04 |
30 Des 2010 | 45.93 |
15 Jul 2010 | 132.08 |
Kita bisa melihat beberapa poin penting dari catatan pembagian dividen saham BBRI, yaitu:
Pertama, Bank BRI konsisten membagikan dividen setiap tahun selama 10 tahun terakhir tanpa pernah putus. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan punya kinerja solid dan cash-flow baik yang sehat (jika tidak, tidak mungkin bisa bayar dividen).
Kedua, tingkat return yang diberikan atau dikenal sebagai ‘dividen yield’ sangat menarik. Saya bagi harga beli saham (Rp 765) dengan dividen tunai yang dibagikan mendapat nilai dividend yield antara 55% (tertinggi) dan 13% (terendah).
Ketiga, meskipun harga saham BBRI punya trend meningkat, namun karena jumlah dividen tunai yang dibayarkan ke pemegang saham juga meningkat, yield yang diberikan tetap bisa tinggi.
Yield BBRI yang tinggi menunjukkan bahwa investor bisa mengharapkan return yang besar dari saham Bank BRI.
Menghasilkan passive income dari saham, bisa sekali, dilakukan oleh semua orang. Caranya adalah mengandalkan income dari pembayaran dividen.
Apalagi, sekarang, pemerintah membebaskan pajak dividen. Ini membuat kesempatan hidup dengan passive income dari dividen saham semakin besar.
Semoga Bermanfaat!
Cari dan Bandingkan Sekuritas Broker Saham Terbaik !
Daftar Isi