Daftar Isi
Perbedaan utama antara deposito dan SBN adalah deposito memberikan penghasilan rutin dari pembayaran bunga setiap bulan yang dijamin LPS, sedangkan SBN juga memberikan bunga tetapi tanpa jaminan LPS sehingga resikonya lebih tinggi dari deposito.
Apa perbedaan investasi di SBN dan Deposito? Mana yang lebih menguntungkan antara keduanya?
Untuk menjawabnya, kami mengumpulkan info dan melakukan analisa atas pengalaman berinvestasi di dua instrumen ini.
Deposito cocok untuk Anda yang butuh investasi jangka pendek dibawah 1 tahun yang aman. Uang di deposito dijamin LPS.
Sementara, investasi di SBN cocok untuk investasi pendapatan tetap jangka menengah diatas 1 tahun yang menawarkan bunga lebih besar dan aman karena dikeluarkan oleh Pemerintah RI.
SBN (Surat Berharga Negara) adalah surat pengakuan utang dalam mata uang rupiah atau valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya.
Kita tahu bahwa Pemerintah Indonesia sudah lama menggunakan hutang untuk membiayai APBN dan utang tersebut dilakukan ke beberapa pihak.
Yang paling banyak utang ke IMF atau lembaga donor internasional, dalam mata uang asing.
Tapi, pemerintah juga bisa berhutang pada rakyatnya, pada masyarakat, dengan mengeluarkan SBN - Surat Berharga Negara.
Masyarakat bisa ikut membeli dan melakukan investasi di SBN.
Jadi, pemerintah mengeluarkan obligasi dalam mata uang rupiah untuk masyarakat bisa berpartisipasi dalam pembiayaan pembangunan sekaligus menikmati keuntungan bunga atau kupon dari obligasi.
Investasi di SBN memberikan berbagai keuntungan, yaitu:
Pemerintah Indonesia akan membayar bunga atau kupon SBN kepada pemegang SBN. Keuntungannya adalah kupon SBN lebih tinggi diatas inflasi dan bunga tabungan.
Saat ini, kupon SBN di +5% setahun.
Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan dan menjamin pembayaran bunga SBN. Jadi, SBN memiliki tingkat keamanan yang tinggi.
Boleh dikatakan investasi di SBN adalah bebas resiko karena dijamin pemerintah RI.
Minimum investasi SBN ditetapkan pemerintah sebesar Rp 1,000,000 sd Rp 5,000,000 dan selanjutnya kelipatan dari Rp 1 juta sd Rp 5 juta.
Diharapkan dengan uang antara 1 juta sd 5 juta, publik bisa membeli SBN tanpa membebani keuangan. Angka 1 juta sd 5 juta juga setara dengan rata - rata minimum penempatan deposito yang dipersyaratkan perbankan.
Nah, salah satu keunggulan SBN adalah bunga diterima setiap bulan masuk ke rekening pembeli.
Kita tidak perlu menunggu sampai akhir tenor untuk bisa menerima pembayaran bunga.
Setiap bulan, Pemerintah Republik Indonesia akan membayar bunga SBN.
Jadi, SBN bisa menjadi sumber passive income selama paling tidak 3 tahun atau lebih tergantung tenor obligasi pemerintah.
Pajak penghasilan atas bunga SBN ditetapkan lebih rendah dari pajak bunga deposito. Hal ini membuat return riil di SBN menjadi lebih menarik.
Ada 3 (tiga) jenis risiko investasi di Obligasi, seperti SBN. Ketiga risiko tersebut adalah:
Deposito adalah instrumen keuangan yang umum digunakan untuk investasi jangka pendek, yang menawarkan suku bunga tetap dan jangka waktu yang dapat disesuaikan, biasanya antara satu hingga dua belas bulan.
Produk keuangan ini ditawarkan oleh bank dan menjadi sumber dana pihak ketiga buat bank untuk disalurkan kembali sebagai pinjaman, dengan bunga lebih tinggi.
Dari pengalaman, kelebihan utama dari deposito adalah:
Deposito di bank sangat aman karena dijamin oleh LPS. Jika bank mengalami masalah dan terjadi penarikkan uang dari bank, uang deposito aman dijamin LPS
Deposito menyediakan banyak pilihan jangka waktu yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan kita. Mulai dari 1 bulan sd 12 bulan.
Saat ini, banyak deposito yang menawarkan bunga di atas inflasi. Sehingga uang yang disimpan di deposito bisa menghasilkan return riil yang positif.
Beberapa bank memperbolehkan deposito digunakan sebagai jaminan untuk pinjaman atau kredit ke bank tersebut.
Deposito syariah tidak teraliri oleh unsur riba, karena pengelolaan dana deposit yang dijalankan oleh bank syariah juga wajib untuk mematuhi syariat Islam. Oleh karena itu, nasabah muslim tidak perlu cemas untuk menyalurkan dananya pada produk ini.
Sistem deposito yang memiliki jangka waktu dapat menjadi poin plus tersendiri, terutama apabila kita sudah memiliki tujuan alokasi dari hasil keuntungan yang akan diperoleh nantinya.
Investasi dengan jangka waktu juga mencegah kita untuk mengacaukan budget investasi yang sudah kita kalkulasikan dengan cermat sebelumnya.
Beberapa hal yang menjadi kekurangan dasar dari deposito, yaitu:
Bunga deposito sangat kecil dibandingkan return reksadana, emas, saham atau instrumen keuangan lainnya.
Saat ini, bunga deposito hanya berkisar di 4% an lebih setahun. Sangat dekat dengan angka inflasi meskipun masih lebih tinggi.
Bunga deposito sangat dipengaruhi oleh jumlah dana deposito yang disetorkan. Sementara itu, tidak seperti saat berinvestasi di pasar modal, besaran jumlah minimal yang ditentukan oleh bank umumnya cukup besar.
Berbeda dengan rekening tabungan, deposito memiliki mekanisme yang lebih baku dan cenderung tidak fleksibel. Terutama karena saldo deposito tidak dapat ditarik sewaktu-waktu saat kita membutuhkannya.
Saat dalam kondisi mendadak, kita mungkin akan sedikit kesulitan karena uang yang kita investasikan pada deposito syariah kemungkinan belum jatuh tempo, sehingga kita tidak bisa dengan bebas mencairkan secara tunai atau ke rekening pribadi.
Deposito adalah investasi yang kurang cocok untuk jenis investasi jangka pendek.
Investasi jangka pendek yang baik setidaknya harus bersifat likuid, sementara likuiditas pada produk deposito adalah hal yang mengikat, yakni tergantung pada jangka waktu jatuh temponya.
Berdasarkan berbagai faktor, kita bandingkan SBN dan Deposito, sebagai berikut:
Bunga SBN lebih tinggi dari bunga deposito karena SBN merupakan obligasi.
Resiko deposito lebih kecil dibandingkan SBN karena deposito dijamin oleh LPS.
Sementara, SBN meskipun diterbitkan oleh Pemerintah RI, namun tidak ada jaminan bahwa tidak akan gagal bayar.
Tenor SBN lebih panjang dibandingkan deposito yang lebih pendek. Buat yang butuh dana jangka pendek, deposito lebih baik karena tenornya tidak panjang.
SBN aman karena dikeluarkan pemerintah, deposito juga aman karena dijamin LPS.
Dalam soal diversifikasi, SBN dan deposito bukan instrumen yang baik untuk diversifikasi. karena hanya satu instrumen semata.
Minimum investasi SBN lebih tinggi dibandingkan deposito.
SBN dan deposito tidak perlu penyimpanan karena semuanya paper asset. Adanya di dokumen kertas, bukan investasi fisik.
Likuiditas SBN lebih baik dari deposito karena SBN bisa dijual sebelum jatuh tempo di pasar sekunder, sementara deposito tidak bisa dicairkan sebelum jatuh tempo.
Fitur | SBN | Deposito |
---|---|---|
Return | SBN Lebih tinggi Deposito | Bunga deposito lebih rendah |
Resiko | Resiko SBN sedikit lebih tinggi dari deposito | Deposito aman karena dijamin LPS |
Tenor | SBN panjang | Deposito pendek |
Likuiditas | SBN bisa dijual sebelum jatuh tempo di pasar sekunder. | Deposito tidak bisa dicairkan sebelum jatuh tempo |
Keamanan | SBN aman karena dikeluarkan pemerintah | Deposito aman karena dijamin LPS |
Diversifikasi | SBN tidak bisa didiversifikasi. Investasi di satu aset. | Deposito tidak bisa di diversifikasi |
Minimum Investasi | Min investasi SBN lebih tinggi | Min deposito lebih rendah |
Penyimpanan | SBN tidak perlu disimpan karena scripless | Deposito tidak perlu disimpan karena paper-asset. |
Tidak ada pilihan terbaik diantara kedua instrumen ini karena tujuan keuangan setiap orang berbeda - beda. Tinggal instrumen mana yang paling cocok untuk mewujudkan tujuan tersebut.
Kalau butuh keamanan, deposito lebih baik karena dijamin LPS meskipun bunganya lebih rendah. Sementara, bunga SBN lebih tinggi tetapi tidak ada jaminan tidak gagal bayar dari Pemerintah RI.
Selain itu, tenor deposito yang lebih pendek membuat cocok untuk kebutuhan investasi jangka pendek dibawah 1 tahun.
SBN cocok untuk mereka yang investasi aman dan stabil kepada pemerintah lewat surat utang dan mengharapkan pendapatan tetap dari bunga kupon yang nilainya lebih tinggi dari inflasi.
Daftar Isi
Komentar (0 Komentar)