Silakan masukkan kata kunci pada kolom pencarian

Luno Exchange Jual Beli Bitcoin Cryptocurrency Indonesia

Daftar Isi

Luno Exchange Jual Beli Bitcoin Cryptocurrency Indonesia

Luno adalah exchange marketplace untuk melakukan jual beli bitcoin dan mata uang crypto. Saya mencoba trading di exchange Luno. Simak pengalaman saya, termasuk soal aman tidaknya transaksi, berapa fee biaya di Luno, serta apa sudah berizin resmi dari regulator Indonesia.

Bitcoin mengalami perkembangan yang sangat menarik dan membuat saya ingin mencobanya. Ada beberapa alasan.

Pertama, dalam 10 tahun terakhir mata uang digital Bitcoin bertahan dan malah terus berkembang. Hal ini menangkis banyak pengamat yang pesimis di awal - awal kemunculannya bahwa Bitcoin dan Cryptocurrency akan mati muda.

Tidak mungkin Bitcoin bisa bertahan selama itu, jika mata uang digital ini tidak memberikan value. Jangka waktu 10 tahun, bukan waktu yang singkat.

By the way, coba Anda iseng cek di Google, berapa banyak berita dan ahli, yang memprediksi bahwa Bitcoin akan mati. Jumlahnya akan banyak sekali.

Setiap tahun, Bitcoin dan Cryptocurrency selalu diprediksi akan mati oleh para pakar, dengan berbagai analisa dan alasannya. Kenyataannya? Anda bisa lihat sendiri.

Ketika pertama kali Uber dan Gojek muncul beberapa tahun yang lalu, banyak orang yang pesimis soal keberadaan ride-hailing ini. Banyak yang memprediksi usianya tidak akan lama. Belum lagi penolakan yang sangat keras datang dari pesaing - pesaing, seperti taksi, ojek pangkalan, dan bahkan regulator saat itu.

Tapi, teknologi itu selalu maju, tidak pernah mundur. Sekarang, Anda bisa lihat bagaimana perkembangan Uber dan Gojek.

Hal yang sama, menurut saya, akan terjadi dengan Bitcoin. Bitcoin tidak akan mundur, akan terus maju, tinggal majunya lambat atau cepat.

Kedua, harga Bitcoin, jenis koin (token) kripto paling populer, meningkat drastis. Hanya dalam hitungan bulan, nilainya menembus all-time high yang baru.

Bitcoin naik 354% di tahun 2020 sekaligus menembus rekor harga tertingginya di tahun 2017. Mengalahkan return aset keuangan lainnya.

Banyak yang menolak Bitcoin dan mata uang kripto lainnya karena dianggap sangat beresiko, melihat lonjakan harganya yang luar biasa ‘liar’. Sifatnya yang tanpa kontrol dari lembaga manapun (tidak ada Bank Sentral di belakang cryptocurrency) memang membuat harga Bitcoin bergerak sangat fluktuatif.

Tapi, saya melihat justru ini kesempatan untuk mencetak keuntungan. Tentu saja, syaratnya adalah bisa mengelola resikonya dengan baik.

Ketiga, saya mengamati bahwa mata uang kripto semakin diterima sebagai alat pembayaran. Saya sendiri pernah merasakannya langsung, diminta untuk dibayar dalam mata uang crypto atas suatu transaksi digital.

Baru - baru ini, PayPal yang merupakan alat pembayaran transaksi online terbesar di dunia - 300+ juta pengguna, mengumumkan bahwa mereka menerima Bitcoin. Pengguna bisa menyimpan dan melakukan transaksi dengan Bitcoin di PayPal.

Sifat cryptocurrency yang terdesentralisasi, tanpa bank sentral, membuatnya mudah untuk digunakan dalam transaksi digital. Cocok sebagai alat pembayaran untuk jual beli online.

Keempat, perdagangan aset Kripto sudah diperbolehkan di Indonesia dibawah Bappebti - lembaga yang mengatur perdagangan berjangka komoditi. Jual beli cryptocurrency, seperti Bitcoin, telah legal.

Bukankan pemerintah pernah mengumumkan bahwa Bitcoin ilegal?

Yang tidak atau belum boleh di Indonesia adalah menggunakan Bitcoin untuk alat transaksi pembayaran. Di Indonesia Anda tidak bisa membeli sesuatu dan membayar dengan Bitcoin.

Adanya kepastian hukum soal diperbolehkannya perdagangan Bitcoin di Indonesia membuat investasi di aset kripto ini menjadi lebih aman.

Berdasarkan alasan - alasan tersebut, saya memutuskan untuk mencoba beli Bitcoin di Indonesia. Dari mencoba langsung, saya jadi bisa tahu soal seluk beluknya, resikonya, masalahnya dan return-nya.

Salah satu exchange yang saya pilih untuk jual beli Bitcoin adalah Luno.com. Jangan khawatir, saya juga akan mencoba exchange lain sebagai perbandingan.  
 

Apa itu Luno.com

Aplikasi Luno
Aplikasi Luno 

 

Luno adalah exchange jual, beli, simpan dan transfer aset kripto asal Inggris dan masuk Indonesia sejak 2014. Tersedia versi aplikasi mobile yang bisa diunduh di PlayStore.

Luno dimiliki PT Luno Indonesia Ltd yang sudah resmi terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Sebagai Calon Pedagang Fisik Aset Kripto sesuai Pengumuman 007/BAPPEBTI/CP-AK/03/2020 31 Maret 2020. 

Bisa dibaca di bagian lain tulisan ini soal bagaimana mekanisme jual beli Bitcoin dan Aset kripto di Indonesia. Kenapa perlu dilakukan lewat exchange, lalu bagaimana regulasi soal regulasi kripto di Indonesia.  
 

Jual Beli Bitcoin di Luno

Karena trading Bitcoin adalah sesuatu yang baru buat saya, dan saya yakin buat banyak pembaca juga. Saya ingin membahasnya secara lebih detail.

Mulai dari cara membuka rekening, verifikasi KYC, deposit uang, jual beli hingga menarik uang dari Luno.

Luno menyediakan platform trading melalui aplikasi dan website untuk transaksi Bitcoin. Saya pilih lewat aplikasi, karena buat saya lebih mudah dan lebih cepat.  
 

Estimate Cost : IDR

Time Needed : 2 hours 00 minutes

Cara Jual Beli Bitcoin Mata Uang Crypto di Luno

  1. Unduh Luno

    Unduh aplikasi Luno di PlayStore 

    Unduh Luno
  2. Dashboard Luno

    Tampilan dashboard aplikasi Luno 

    Dashboard Luno
  3. Fitur Luno

    Beli, Jual, Kirim, Terima Bitcoin Crypto

    Fitur Luno
  4. Daftar Akun

    Isi profil untuk buka akun di Luno

    Daftar Akun
  5. Verifikasi KYY

    Unggah KTP dan Foto selfie di aplikasi

    Verifikasi KYY
  6. Fitur Keamanan Luno

    Safety dan fitur keamanan di aplikasi

    Fitur Keamanan Luno
  7. Cara Deposit Uang

    Proses deposit uang untuk beli Bitcoin Kripto

    Cara Deposit Uang
  8. Transfer Uang

    Cara transfer uang dengan Virtual Account Luno

    Transfer Uang
  9. Beli Bitcoin

    Cara beli Bitcoin setelah uang deposit masuk

    Beli Bitcoin
  10. Fee Biaya Luno

    Fee beli di aplikasi Luno 2%

    Fee Biaya Luno
  11. Wallet Luno

    Tersedia wallet Bitcoin Crypto Luno

    Wallet Luno
  12. Withdraw Transfer Bitcoin

    Cara ambil Bitcoin di Luno

    Withdraw Transfer Bitcoin
Tools
Ponsel, HP
Materials
Aplikasi Luno Google PlayStore


Hal - Hal Penting Diperhatikan

Saya merangkum beberapa hal yang penting dicermati dalam proses jual beli di Luno, berdasarkan pengalaman saya melakukannya. Catatan ini penting diperhatikan buat Anda yang juga ingin melakukan transaksi jual beli Bitcoin atau Crypto lainnya.  
 

a. Persyaratan

Level 1. Konfirmasi nomor ponsel dan data pribadi umum Anda

Level 2. Kirimkan foto/scan dari kartu identitas resmi Anda (dokumen yang kami terima) dan sebuah foto selfie (diambil kurang dari 24 jam sebelum pengiriman)

Level 3. Masukkan alamat tinggal dan pilih status pekerjaan, jenis pekerjaan serta sumber dana Anda.  
 

b. Minimum Deposit

Setoran minimum di Pintu Rp 50,000.

Luno menerima deposit dengan cara transfer rekening bank atau Virtual Account (VA) BNI.   
 

c. Keamanan

Luno menerapkan 2FA ( Two Factor Authentication ) yang merupakan fitur keamanan online, dimana user akan melakukan verifikasi identitas sebanyak 2 kali.   
 

d. Aset Kripto & Fitur Trading

Luno menyediakan 5 koin/token aset kripto yang bisa diperdagangkan.

Fitur Luno untuk trading, adalah:

  • Analisa chart untuk menganalisa harga secara teknikal, terdiri atas orderbook, histori transaksi (order dan trade).
  • Stop Loss. Fitur cut-loss yang penting untuk mengelola resiko dari fluktuasi harga yang sangat tajam.

Luno tidak menyediakan fitur short-selling, sehingga trader tidak bisa melakukan short-sell ketika pasar sedang turun.  
 

e. Biaya Fee Layanan Transaksi

  • Penjualan/Pembelian aset digital dengan Rupiah: 0.2% (tergantung jumlah transaksi).
  • Penarikan: Rp 6,500 flat.
  • Biaya deposit Rp 4,000 flat.  
     

Review Pengalaman Luno

Luno sudah terdaftar resmi di Bappebti sebagai salah satu dari 13 perusahaan di Indonesia yang berizin melakukan perdagangan aset kripto. Diluar 13 perusahaan ini ilegal melakukan perdagangan aset kripto, seperti Bitcoin, Ethereum dan Ripple, di Indonesia.

Meskipun begitu, Anda perlu membaca soal regulasi kripto di Indonesia (saya jelaskan lebih detail di bagian lain dalam artikel ini). Karena sesuai Peraturan Bappebti, perusahaan yang mendapatkan tanda terdaftar diberikan waktu maksimum 1 tahun untuk melengkapi sejumlah persyaratan, termasuk yang paling berat soal modal (naik dari Rp 100 M ke Rp 1 Triliun).

Transaksi di perusahaan yang terdaftar resmi di Bappebti itu sangat penting buat saya, karena:

  • Perusahaan punya modal cukup besar, yang sangat penting dalam bisnis investasi teknologi keamanan semacam ini. Modal minimum dari Bappebti adalah Rp 100 M dan akan meningkat menjadi Rp 1 Triliun setahun kemudian.
  • Sistem Teknologi Informasi sudah didaftarkan ke Kominfo. Resmi datanya di Indonesia, bukan di luar negeri.
  • Situs dan aplikasi tidak akan diblokir oleh Kominfo dan Bappebti. Belajar dari pengalaman di broker forex, dimana broker ilegal akan diblokir. dan tidak bisa diakses karena tidak punya izin operasional di Indonesia.  
     

The Good Things

Dari sisi penggunaan aplikasi, Luno cukup nyaman. Aplikasinya punya UX/UI yang intuitif, sehingga saat saya masuk, sudah langsung tahu harus kemana dalam aplikasi tersebut.

Tombol - tombol di aplikasi juga cukup simpel, tidak ruwet dan tidak membingungkan. Cukup mudah untuk pemula memahaminya.

Keamanan aplikasi Luno cukup berlapis, yaitu PIN, 2FA, ijin khusus untuk kirim cryptocurrency dan akses sidik jari.

Proses verifikasi KYC di Luno sangat cepat. Saya cukup mengirimkan foto KTP dan foto selfie, lalu dalam waktu cukup singkat, kurang dari 1 jam, seingat saya, hasil verifikasi sudah saya terima. 

Saya melakukan deposit melalui Virtual Account (VA). Cara ini lebih mudah dan lebih cepat dibandingkan cara deposit lainnya, meskipun lewat VA ada biayanya.

Deposit tidak hanya dalam rupiah, tetapi bisa juga dalam bentuk Bitcoin aset kripto lainnya. Caranya, nanti klik bagian deposit aset kripto, lalu akan muncul alamat wallet, yang akan menjadi no tujuan untuk transfer.

Setelah deposit selesai dalam hitungan menit, saya langsung bisa melakukan transaksi beli aset digital di Luno. Pilihan saya adalah Bitcoin.

Luno menyediakan dua jenis order, yaitu market (taker) dan limit (maker). Market order market langsung tereksekusi karena match dengan berapapun harga yang tersedia saat itu, sedangkan Limit Order akan menunggu sampai harga pasar menyentuh harga yang kita pasang.

Jenis order ini menentukan fee jual beli. Order market dikenakan fee dari nilai transaksi, sedangkan order limit gratis fee.

Perlu diketahui bahwa Luno sebagai marketplace hanya mempertemukan penjual dan pembeli aset kripto. Luno tidak bertindak sebagai pembeli dan penjual.

Harga Bitcoin dan Crypto yang terbentuk adalah hasil dari dinamika supply dan demand di marketplace tersebut. Itu sebabnya pula, harga Bitcoin di satu exchange bisa berbeda dengan tempat yang lain.

Harga Bitcoin di Luno dengan Indodax, RekeningKu, Pintu dan exchange lainnya kemungkinan besar akan beda. Anda bisa cek online daftar harga Bitcoin paling murah terdapat di exchange mana.

Saya pasang market order karena tujuannya memang untuk investasi. Dalam hitungan detik, transaksi berhasil dieksekusi.

Setelah order beli saya terjadi, saldo Bitcoin bertambah. Langsung terlihat di aplikasi posisi saldo Bitcoin dan nilainya dalam Rupiah.

Buat yang ingin melakukan trading, Luno menyediakan informasi yang cukup lengkap soal order book, technical analysis, berbagai chart. Informasi ini disajikan dengan cukup apik di aplikasi mereka.

Saldo bitcoin disimpan di wallet yang dikelola Luno. Saya bisa saya transfer Bitcoin ke exchange lain atau saya pindah ke wallet pribadi saya sendiri untuk lebih menjaga keamanannya.

Disini, keyakinan kita akan keamanan exchange untuk menjaga aset digital kita menjadi sangat penting. Exchange menjadi seperti bank, yang menyimpan uang, tetapi ini uang digital.

Berbeda dengan orang menyimpan uang di bank yang dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), simpanan Bitcoin di exchange, seperti Luno ini, tidak ada proteksi dari asuransi. Kalau exchange-nya dibobol hacker, yang mana mungkin saja terjadi, uang digital kita bisa hilang dan tidak bisa klaim kemana - kemana, kecuali ke exchange tersebut.

Di beberapa kejadian di luar negeri, ketika hacker membobol penyimpanan bitcoin, maka pilihannya hanya dua, exchange akan mengganti (refund) kehilangan nasabah atau exchange bangkrut (uang nasabah ambyar). Exchange yang punya capital kuat akan melakukan refund.

Kalau khawatir akan keamanan penyimpanan Bitcoin di exchange, kita bisa memiliki private wallet sendiri. Nanti setelah jual beli selesai di exchange, kita bisa mengirim cryptocurrency lewat menu Withdraw (Transfer) ke alamat wallet pribadi kita.

Namun, plus minus punya wallet pribadi juga perlu diperhitungkan, yaitu:

  • Perlu biaya tambahan dengan punya wallet pribadi. Biayanya juga tidak kecil.
  • Harus memastikan bahwa bisa menjaga wallet pribadi. Jangan sampai lupa password, yang ujungnya tidak bisa membuka wallet tersebut
  • Tidak praktis kalau untuk trading. Keluar masuk exchange, akan kena biaya saat deposit dan withdraw.

Meskipun tujuannya bukan trading, saya putuskan tetap menyimpan Bitcoin yang baru saya beli di wallet Luno. Alasan kepraktisan menjadi pertimbangan utama.  
 

The Bad Things

Yang saya kurang suka adalah Virtual Account (VA) di Luno hanya ada 1 pilihan bank dan no VA-nya berubah ubah terus. Setiap kali, nasabah akan deposit, Luno akan men-generate no VA yang baru.

Akibat VA yang berubah - ubah, setiap kali akan transfer dari BCA, saya harus mendaftarkan no rekening yang baru. Disamping itu, setiap kali akan transfer ke Luno, saya harus masuk ke aplikasi Luno dan men-generate VA.

Berbeda, misalnya, jika no VA-nya sama, seperti yang terjadi di exchange lain, saya cukup mengingat dan bisa langsung melakukan deposit tanpa perlu masuk dulu ke aplikasi.

Fee di Luno cukup tinggi. Saya harus bayar 2% dari nilai transaksi (bisa dilihat di bukti transaksi yang saya share sebelumnya).

Exchange lainnya tidak memberikan fee setinggi ini. Rata - rata di angka 0.3% sd 0.1%, bahkan ada exchange yang menggratiskan fee.

Di samping itu, kalau melihat tabel fee jual beli di situs Luno disebutkan bahwa fee untuk transaksi Bitcoin Rupiah adalah 0.20% dari nilai jual beli. Angka ini berbeda sekali dengan fee 2% yang saya rasakan.

Apa mungkin ada biaya lain, yang masuk ke dalam fee, yang saya tidak tahu. Namun, intinya fee di Luno ini cukup mahal (bahkan mungkin yang termahal).  
 

Apa itu Bitcoin

Bitcoin adalah salah satu jenis cryptocurrency dan paling populer saat ini. Mata uang digital ini ramai diperdagangkan dan perkembangan harganya selalu jadi rujukan.

Namun, sebenarnya Bitcoin itu hanya salah satu jenis Cryptocurrency. Ada banyak Cryptocurrency yang lain, misalnya Ethereum, Ripple dan puluhan lainnya.  
 

Cryptocurrency

Kenapa disebut Cryptocurrency?

Keunggulan Bitcoin dan Cryptocurrency lainnya adalah menggunakan teknologi kriptografi dan blockchain untuk mengamankan dan memverifikasi setiap transaksi agar tidak ada pihak yang bisa melakukan double-spending (membelanjakan aset digital yang sama dua kali).

Teknologi blockchain memungkinkan Cryptocurrency untuk dikontrol dan diawasi secara terdesentralisasi. Cara pengawasan ini yang membedakan dengan mata uang biasa. 

Kalau di mata uang Rupiah, misalnya, Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang berfungsi sebagai satu - satunya lembaga mengawasi peredaran Rupiah. Bank sentral di negara - negara lain juga menjalankan fungsi yang sama.

Di bitcoin, fungsi pengawasan tersebut dilakukan oleh komputer - komputer server di seluruh dunia, yang saling terhubung, makanya disebut ‘blockchain’. Semua server tersebut akan mencatat setiap transaksi bitcoin dalam ‘General Ledger’ atau buku besar, yang berisi catatan mutasi bitcoin.

Karena sifatnya yang terdesentralisasi, bitcoin tidak bisa dimanipulasi, misalnya untuk double-spending (sudah dipakai untuk dipakai lagi). Semuanya tercatat di server dan tercatatnya tidak di satu tempat.

Karena Bitcoin menggunakan teknologi Blockchain, yang merupakan buku besar (ledger) terbuka, maka setiap transaksinya dapat dilihat oleh siapa saja.

Ada sejumlah situs web, yang disebut blockchain explorers, yang memvisualisasikan data transaksi di blockchain. Semua transaksi yang pernah terjadi di blockchain dapat dilihat oleh publik - siapapun Anda atau apakah Anda telah berkontribusi atau tidak.

Dengan melihat transaksi di blockchain explorer, Anda dapat menemukan berbagai rincian transaksi, seperti waktu transaksi terjadi, volume, dan alamat. Namun, rincian data pengirim tetap rahasia karena transaksi dilakukan dengan nama samaran yang disebut alamat Bitcoin. Artinya, kita tidak dapat mengetahui informasi orang tersebut.  
 

Manfaat

Sifat desentralisasi ini membuat proses transfer atau tukar menukar bitcoin tidak perlu melewati perantara, seperti bank. Ketika terjadi transfer bitcoin, cukup update di jaringan blockchain dan itu sangat aman.

Dengan fitur semacam ini, cryptocurrency menjadi aset digital yang dapat digunakan untuk transaksi virtual berbasis jaringan internet. Aman, cepat dan biaya transfer hampir nol.

Masing-masing aset kripto dapat diperdagangkan & ditransaksikan secara global dan 24/7. Nilai tukar setiap aset ini ditentukan oleh penawaran (supply) & permintaan (demand) para pelaku pasar perdagangan.

Pada tahun 2008, Bitcoin lahir, tepat ketika krisis finansial global menghantam perekonomian dunia. Bitcoin yang diciptakan oleh Satoshi Nakamoto merupakan sebuah mata uang baru – tepatnya, mata uang crypto – yang terdesentralisasi. Artinya, tidak seperti mata uang yang kita biasa gunakan, Bitcoin tidak dikendalikan oleh siapapun, entah itu oleh pemerintah atau bahkan Satoshi Nakamoto sendiri.

Salah satu fitur penting adalah pasokan total Bitcoin dibatasi oleh kode protokol Bitcoin menjadi 21,000,000 BTC. Oleh karena itu, banyak investor membeli dan menyimpan Bitcoin secara jangka panjang karena mereka percaya nantinya Bitcoin akan menjadi langka seperti emas.

Pasokan total Bitcoin yang Terbatas, Membuat Bitcoin Menjadi Langka dan Mirip dengan Emas Digital.

Manfaat Bitcoin adalah:

  • Alat pembayaran. Bitcoin bisa digunakan untuk melakukan pembayaran, dan mengirim uang. Transaksi antar negara lebih mudah dan cepat dengan Bitcoin, ketimbang menggunakan kartu kredit dan transfer antar bank.
  • Aman. Transaksi Bitcoin direkam di dalam blockchain; semacam buku besar yang mencatat seluruh transaksi.
  • Transparan. Semua transaksi yang pernah terjadi di blockchain dapat dilihat oleh publik - siapapun Anda atau apakah Anda telah berkontribusi atau tidak. Ada sejumlah situs web, yang disebut blockchain explorers, yang memvisualisasikan data transaksi di blockchain.
  • Terbatas. Bitcoin hanya diproduksi sebanyak 21 juta unit. Jumlah yang tak berubah ini memastikan Bitcoin tetap bernilai. Dengan begini, seperti halnya emas, Bitcoin pada dasarnya langka.
  • Return sangat menjanjikan. Investasi Bitcoin senilai Rp 1 juta di 2013, jika ditukarkan sekarang di akhir 2020, nilainya setara dengan sebuah mobil baru. Nilai Bitcoin mengalami fluktuasi, tetapi trend-nya sejak awal nilai Bitcoin meningkat.  
     

Bitcoin vs Emas

Untuk mudahnya, bayangkan  investasi di Bitcoin sama seperti dengan investasi emas. Jumlahnya terbatas, punya banyak manfaat dan perlahan harganya meningkat.

Bahkan dibandingkan emas, Bitcoin punya sejumlah keunggulan lain, yaitu:

Divisibility (Kemampuan Dipecah menjadi jumlah kecil): Andainya punya 1 batangan emas, lalu ingin membeli barang seharga 0,5 batang emas, mustahil, karena sangatlah sulit untuk membagi emas itu menjadi potongan kecil untuk melakukan transaksi. Namun, jika Anda memiliki 1 BTC, Anda dapat mengirim/mentransaksikan jumlah sekecil 0,00000001 BTC. Jadi, anda bisa bertransaksi dengan angka yang se-akurat anda inginkan (seperti 0.4981537 BTC).

Ease of Transaction (Kemudahan Transaksi): Emas lumayan berat secara fisik sehingga sulit dibawa kemana-mana, dan berbahaya untuk dibawa dalam jumlah besar. Berbeda dengan Bitcoin yang tidak memiliki berat fisik – asalkan ada internet, anda dapat mengirim Bitcoin ke siapa pun di dunia dalam jumlah berapapun dalam 10 menit.

Security of Storage (Keamanan Penyimpanan): Emas mudah dicuri, dan untuk menyimpan emas dalam jumlah besar dengan aman, Anda perlu mengeluarkan langkah-langkah pengamanan yang cukup besar (seperti brankas penyimpanan, kamera keamanan, dan lainnya). Namun, Anda dapat menyimpan Bitcoin dalam jumlah berapapun di aplikasi crypto terpercaya (seperti Pintu) atau *hardware wallet (*dompet perangkat keras) sekecil USB stick, seperti Ledger atau Trezor.

Network Effect & Price Appreciation (Efek Jaringan & Apresiasi Harga): Emas merupakan kelas aset yang sudah tua/lama, dan ruang untuk pertumbuhan harga terbatas. Sementara Bitcoin adalah kelas aset yang relatif lebih muda, dan karena ia hidup di internet. Bitcoin mendapat manfaat dari efek jaringan: semakin banyak orang menggunakan Bitcoin, semakin cepat nilai dan harga Bitcoin akan naik.  
 

Mekanisme Transaksi Cryptocurrency

Proses jual beli di aset kripto, salah satunya Bitcoin, dilakukan di exchange atau bursa. Layanan di Exchange adalah untuk beli, jual, simpan dan transfer aset kripto.

Exchange ini berfungsi seperti marketplace, tempat yang mempertemukan pembeli dan penjual aset kripto. Transaksi aset kripto terjadi antara para member atau pedagang anggota exchange tersebut.

Exchange tidak melakukan jual beli. Perannya hanya menjadi tempat perantara dan akan memungut sejumlah fee, seperti fee jual beli dan penarikkan uang.

Di setiap exchange akan ditentukan jenis - jenis aset kripto yang bisa diperdagangkan di marketplace mereka, Setiap exchange punya daftar aset kripto yang berbeda - beda.

Berbeda dengan transaksi di bursa saham, yang mana investor harus melewati broker sebagai perantara, di exchange bitcoin, transaksi langsung terjadi antara investor. Tidak ada broker perantara dalam transaksi di exchange bitcoin.

Penyimpanan bitcoin atau aset kripto dilakukan di ‘wallet’. Persis sama ketika kita punya uang, maka disimpan di dompet atau brankas, namun bedanya adalah penyimpanan bitcoin dilakukan secara digital.

Wallet disediakan exchange atau investor bisa punya wallet sendiri. Sama seperti nasabah yang menyimpan uangnya di bank atau di rumah.

Untuk melakukan transaksi aset kripto, investor harus memilih ‘pair’ koin yang akan ditransaksikan. Exchange akan menyediakan berbagai pair di platform.

Pair yang paling umum adalah Bitcoin / Rupiah (BTC/IDR).

Karena transaksi bitcoin terjadi diantara member exchange, harga jual beli bitcoin antar exchange bisa berbeda - beda. Investor bisa memantau setiap saat di internet soal dimana harga bitcoin yang paling bersaing.

Langkah - langkah melakukan transaksi bitcoin atau aset kripto yang lain, adalah sebagai berikut:

  1. Mendaftar akun di exchange cryptocurrency. Saat ini 13 perusahaan terdaftar resmi di Bappebti.
  2. Melakukan verifikasi KYC. Isi data, ambil foto selfie dan KTP. Tunggu sampai verifikasi disetujui pihak exchange.
  3. Melakukan deposit uang ke rekening exchange. Bisa menggunakan berbagai cara, mulai dari transfer bank, e-money hingga setor tunai.
  4. Menentukan pair aset kripto yang akan ditransaksikan.
  5. Membeli bitcoin atau aset kripto dengan menggunakan deposit rupiah. Pembelian bisa dilakukan 24/7 antara anggota exchange.
  6. Menyimpan bitcoin hasil pembelian di wallet, bisa di exchange atau dikelola sendiri.
  7. Menjual bitcoin dan menerima hasilnya dalam rekening rupiah di exchange. Harus pilih pair bitcoin /rupiah.
  8. Menarik dana (withdraw) dari exchange ke rekening bank pribadi.

Apa yang bisa dilakukan dengan aset kripto bitcoin tersebut?

Pertama, bitcoin disimpan dengan harapan harga bitcoin akan meningkat seiring waktu. Trend harga bitcoin yang meningkat membuat banyak orang masuk, melakukan investasi di koin digital ini.

Kedua, bitcoin dijual untuk mendapatkan keuntungan. Hasil penjualan bisa langsung di transfer ke dalam rupiah ke rekening bank.

Ketiga, bitcoin dikonversi ke koin kripto lainnya, yang mungkin dianggap lebih prospektif. Proses konversi sangat mudah dilakukan karena dieksekusi secara digital.

Keempat, bitcoin digunakan sebagai alat pembayaran. Sudah banyak tempat yang menerima bitcoin. Bahkan baru - baru ini PayPal menerima transaksi dengan bitcoin.  
 

Investasi Jangka Panjang vs Pendek

Seperti layaknya membeli saham atau emas, investasi cryptocurrency dilakukan dengan membeli dan menjual aset cryptocurrency di pasar crypto. Untuk mendapatkan keuntungan, Anda harus membeli aset crypto di harga rendah dan menjualnya kembali pada harga lebih tinggi.

Dua jalan untuk melakukan investasi di Bitcoin, adalah:

  • Jangka Panjang. Tujuannya adalah Bitcoin sebagai store of value, seperti emas, karena lama - lama nilai mata uang semakin merosot, seiring besarnya jumlah pencetakan uang yang dilakukan pemerintah berbagai negara, untuk menghadapi krisis ekonomi.  Menghadapi devaluasi dalam nilai mata uang, orang ingin menabung di aset berharga yang terbatas pasokannya, yang tidak dapat diperbanyak secara massal, seperti Emas dan Bitcoin.
  • Jangka Pendek. Fluktuasi harga Bitcoin yang naik turun secara sangat tajam merupakan lahan subur buat trader dalam jangka pendek. Karena harga Bitcoin mudah berubah dan pasarnya buka 24/7, trader dapat masuk dan keluar dari investasi bitcoin dalam jangka pendek. Para traders menggunakan teknik canggih seperti analisis teknis, analisis sentimen pasar, dan alat lain untuk menghasilkan keuntungan cepat dalam jangka pendek.  
     

Regulasi Bitcoin Aset Kripto Indonesia

Kepastian hukum soal diperbolehkannya jual beli aset kripto adalah dengan dikeluarkannya peraturan yang mengatur soal ini oleh Menteri Perdagangan dan Bappebti. Regulasi cryptocurrency di Indonesia berada di bawah pengawasan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI).

Peraturan jual beli bitcoin dan aset kripto diperbolehkan sebagai komoditas tertuang dalam 

  1. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 99 Tahun 2018 tentang Kebijakan Umum Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Aset Kripto dan
  2. Peraturan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor 5 Tahun 2019 tentang Ketentuan Teknis Penyelenggaraan Pasar Fisik Aset Kripto (Crypto Asset) di Bursa Berjangka. Aturan ini ditandatangani pada 8 Februari 2019.

Sesuai dengan peraturan Bappebti tersebut, jual beli Bitcoin dan mata uang digital lainnya legal di Indonesia. Orang boleh melakukan jual beli melalui pedagang aset kripto.

Bitcoin dan aset kripto lainnya juga diawasi secara ketat oleh Bank Indonesia dan OJK, yang melarang Bitcoin dan mata uang digital lainnya sebagai bentuk pembayaran karena bukan berasal dari industri keuangan.

Bagian penting dalam Peraturan Bappebti adalah soal exchange, tempat dimana investor saat ini melakukan jual, beli, simpan (rupiah atau coin) dan transfer aset kripto. Keamanan dan regulasi exchange menjadi hal yang sangat penting buat investor.

Peraturan Bappebti menetapkan bahwa:

Pertama, Pedagang Fisik Aset Kripto adalah pihak yang telah memperoleh persetujuan dari Kepala Bappebti untuk melakukan transaksi Aset Kripto baik atas nama diri sendiri, dan/atau memfasilitasi transaksi Pelanggan Aset Kripto.

Pedagang Fisik Aset Kripto adalah exchange yang saat ini digunakan investor untuk melakukan jual beli aset kripto.

Kedua, exchange harus mengajukan pendaftaran ke Bappebti sebagai “Calon Pedagang Fisik Aset Kripto”, dengan memenuhi ketentuan: 

  • menyetor modal awal sebesar Rp 100 miliar
  • mempertahankan saldo modal akhir sebesar Rp 80 miliar.
  • memberikan dokumen yang diperlukan,
  • memberikan akses sistem kepada BAPPEBTI (read only), serta
  • menyampaikan laporan berkala atas pelaksanaan perdagangan aset kripto.

Bappebti sudah mengeluarkan tanda terdaftar ke 13 perusahan sebagai “Calon Pedagang Fisik Aset Kripto”. Sebaiknya transaksi aset kripto di Indonesia dilakukan hanya di 13 perusahaan yang sudah teregulasi ini.

Ketiga, Bappebti memberikan waktu maksimum 1 tahun sejak tanda daftar diberikan kepada setiap perusahaan “Calon Pedagang Fisik Aset Kripto” untuk menjadi “Pedagang Fisik Aset Kripto”, dengan memenuhi sejumlah persyaratan.

Salah satu persyaratan menjadi “ Pedagang Fisik Aset Kripto” adalah modal harus meningkat menjadi Rp 1 Triliun dari sebelumnya Rp 100 Miliar. Terjadi peningkatan 10x lipat dalam hal modal.

Keempat, jika dalam waktu 1 tahun, “Calon Pedagang Fisik Aset Kripto” gagal memenuhi ketentuan dari Bappebti, maka perusahaan yang gagal tersebut harus dibubarkan dan asetnya dialihkan ke perusahaan lain.

Berikut kutipan dari Peraturan Bappebti “Calon Pedagang Fisik Aset Kripto yang dibatalkan pendaftarannya wajib:

  1. mengalihkan Pelanggan Aset Kripto, dana, dan Aset Kripto milik Pelanggan Aset Kripto kepada calon Pedagang Fisik Aset Kripto yang telah memperoleh tanda daftar atau Pedagang Fisik Aset Kripto yang telah memperoleh persetujuan; atau
  2. mengembalikan dana dan/atau menyerahkan Aset Kripto milik Pelanggan Aset Kripto yang dikelolanya, dan dilarang menerima Pelanggan Aset Kripto yang baru.”

Dari peraturan Bappebti ini, investor bisa melihat bahwa saat ini semua pedagang aset kripto yang sudah terdaftar masih berstatus ‘Calon Pedagang’. Masih harus dilihat 1 tahun lagi, apakah perusahaan - perusahaan ini bisa lolos menjadi ‘Pedagang Aset Kripto’.  
 

Resiko Investasi Bitcoin

Jelas resiko investasi Bitcoin tidak bisa dibilang kecil. 

Di setiap exchange pada bagian bawah situs, tertulis “Disclaimer: Perdagangan aset krypto memiliki peluang dan resiko yang tinggi. Pastikan Anda menggunakan pertimbangan yang matang dalam membuat keputusan jual dan beli aset Anda. Exchange tidak memaksakan pengguna untuk melakukan transaksi jual beli dan semua keputusan jual beli aset uang digital Anda adalah keputusan Anda sendiri dan tidak dipengaruhi oleh pihak manapun.”   
 

1. Fluktuasi Harga

Fenomena kenaikan nilai tukar bitcoin yang terjadi begitu cepat sekaligus menunjukkan harga bitcoin bisa merosot dengan cepat pula. High Risk High Return adalah karakteristik cryptocurrency.

Fluktuasi harga di Bitcoin bisa tergolong ekstrem. Kenaikan, dan tentu saja penurunannya, luar biasa tajam.

Yang pernah main Bitcoin pernah bercerita bahwa dalam 1 bulan harga Bitcoin bisa melompat 10 x lipat. Itu artinya bisa turun 10 x lipat juga.

Berikut ini trend harga Bitcoin dalam setahun terakhir:

Fluktuasi Harga

 

2. Dibobol Hacked

Sistem blockchain-nya memang sangat aman dan transparan. Mekanisme peer to peer membuat proses kontrol di blockchain sangat solid.

Tetapi, yang justru rawan adalah banyak kasus exchange yang di hacked, khususnya di tahun 2019. Bisa dicek di internet soal kasus - kasus pembobolan exchange di berbagai negara.

Dan pembobolan tersebut tidak hanya terjadi di exchange kecil, tetapi exchange besar. Exchange yang sudah punya nilai transaksi jutaan dollar setiap harinya pun bisa kena serangan hacker dan mengalami kerugian yang tidak kecil.

Pembobolan ini yang tujuannya mengambil aset digital, dilakukan tidak hanya oleh orang luar tetapi juga orang dalam.

3. Regulasi

Peraturan soal cryptocurrency masih cukup baru di Indonesia. Meskipun peraturan ini memberikan legalitas yang solid buat perdagangan cryptocurrency di Indonesia, tetapi peraturan tersebut juga membuat sejumlah ketentuan yang bisa menimbulkan risiko bagi nasabah.

Salah satunya adalah ketentuan bahwa exchange bisa berstatus terdaftar sebagai ““Calon Pedagang Fisik Aset Kripto”, lalu setelah itu maksimum 1 tahun mengajukan diri untuk menjadi “Pedagang Fisik Aset Kripto”. Pengajuan setelah 1 tahun ini bisa saja ditolak oleh Bappebti dan jika ditolak maka status terdaftarnya dicabut dan harus mengembalikan atau mentransfer aset kripto anggota ke exchange lain.

Proses penutupan exchange setelah 1 tahun sejak terdaftar bisa menimbulkan kesulitan nasabah. Karena harus mengurus perpindahan aset dan memastikan bahwa exchange yang ditutup memenuhi kewajibannya.

Meskipun resiko cryptocurrency boleh dibilang tidak kecil, tetapi instrumen ini tetap menarik. Menjanjikan alternatif instrumen dengan return yang sangat menarik.  
 

4. Modus Penipuan

Risiko penipuan investasi Bitcoin bukan isapan jempol belaka. Cukup banyak kasus penipuan mengatasnamakan Bitcoin. 

Ini terjadi karena popularitas Bitcoin semakin menanjak. Dan ini merupakan sebuah instrumen yang baru.

Satgas Waspada Investasi OJK mengatakan banyak pihak yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan popularitas Bitcoin. Modusnya, orang menawarkan investasi dengan imbal hasil tinggi tanpa resiko untuk mengelabui orang lain. 

Pihak Satgas telah menghentikan beberapa modus penipuan berkedok investasi di bidang cryptocurrency. 

Salah satu contohnya pada 2015 telah terjadi kasus penipuan oleh seorang warga Amerika Serikat bernama Trendon Shavers. Dia mendirikan perusahaan bursa Bitcoin bernama Bitcoin Saving. Shaver kemudian dinyatakan bersalah karena telah menipu dengan skema Ponzi senilai US$ 150 juta.  
 

5. Lupa Password

Bagaimana kalau punya brankas di rumah untuk menyimpan benda berharga, lalu lupa kombinasi kuncinya? Itu disaster! Brankas tidak bisa dibuka.

Hal yang sama terjadi jika pemilik bitcoin kelupaan PIN/password wallet. Sama, tidak bisa membuka dan menjual Bitcoin karena di wallet tersebut tersimpan private-key yang digunakan untuk mengakses Bitcoin.

Apakah password/PIN yang kelupaan, tidak bisa direset, seperti di aplikasi online banking?

Ini yang yang membedakan Bitcoin dengan rekening di perbankan atau PayPal. 

Desain Bitcoin dibuat sedemikian rupa sehingga hanya pemilik saja yang bisa tahu dan mengontrol password wallet serta private-key uang digital ini. Tujuannya supaya tidak ada orang lain, negara atau institusi, yang bisa membuka bitcoin, selain pemiliknya.

Kondisi ini berbeda dengan aplikasi mobile atau akun PayPal, yang mana jika user lupa maka password bisa di reset ulang dengan bantuan bank. Di Bitcoin sekali lupa, sudah gone. Tidak bisa reset ulang.

Pastikan menjaga private - key baik - baik, tidak hanya dari pencurian, tetapi juga jangan sampai lupa akan kombinasi PIN/password  wallet. Ingat baik - baik, jangan sampai lupa.

Ini masalah yang kelihatannya sederhana, tetapi punya implikasi yang serius. Koran ternama NYTimes pernah menulis berita soal orang - orang yang kehilangan jutaan dollar karena lupa PIN/password wallet mereka.  
 

6. Salah Kirim Alamat Wallet

Sudah pernah lihat alamat wallet?

Bentuknya alfanumeric yang cukup panjang dan unik. Sulit untuk diingat, berbeda dengan no rekening bank yang cukup singkat, sehingga mudah diingat.

Persoalanya, kalau salah alamat wallet, bitcoin bisa terkirim ke orang yang salah dan tidak bisa di recover lagi. Berbeda dengan salah transfer di bank, yang nasabah mungkin masih bisa minta bank untuk mengembalikan dananya.

Di bitcoin, tidak ada perantara, seperti bank, sehingga setiap transaksi yang sudah terjadi tidak bisa dibatalkan atau dikembalikan lagi. Salah tulis alamat wallet pasti akan terkirim ke orang yang salah dan tidak bisa diapa-apakan lagi.

Makanya, pastikan betul alamat wallet sudah ditulis dengan benar, sebelum melakukan pengiriman bitcoin.  
 

Tips Mengelola Resiko

Cara menghadapi resiko tersebut adalah dengan:  
 

A. Diversifikasi Portfolio

Diversifikasi portofolio adalah langkah yang harus dilakukan. Ini sudah jadi patokan bahwa jangan menaruh semua uang di satu instrumen, apalagi yang resikonya sangat tinggi.

Bitcoin sangat menarik sebagai instrumen investasi. Return-nya tinggi, sangat likuid, mudah diperdagangkan dan sangat populer.

Tapi, resikonya juga sangat tinggi. Fluktuasi harga Bitcoin bisa sangat ekstrim.

Bentuk kehati - hatian kita adalah dengan tidak menaruh semua uang di Bitcoin. Taruh sebesar yang kita sanggup untuk kehilangan.

Istilahnya, taruh ‘uang dingin’ di Bitcoin. Siap untuk kehilangan uang ini.  
 

B. Diversifikasi Exchange

Jual beli aset kripto tidak satu exchange, tetapi di beberapa untuk memastikan jika yang satu ada masalah, masih ada exchange yang lain.

Apalagi, ketika Bitcoin yang dimiliki disimpan di wallet milik Exchange. Kita harus betul - betul yakin akan sistem keamanan wallet milik exchange tersebut.

Banyaknya kasus exchange yang kebobolan mengingatkan kita bahwa meskipun sudah banyak tindakan untuk menjaga keamanan exchange dari serangan hacker, tetapi tetap saja terjadi kasus - kasus pembobolan. Daftar exchange yang kebobolan tidak habis, dari 2011 sampai sekarang 2020, ada saja kejadiannya.

Salah satu cara mengatasinya adalah menaruh investasi Bitcoin di beberapa exchange. Tidak terpatok di satu exchange semata.

Salah satu cara memilih exchange adalah melihat ranking bursa tersebut dari website coinmarketcap. Semakin tinggi rankingnya artinya semakin aktif pula exchange tersebut dan kemungkinan cashflow mereka bagus, sehingga jika terjadi masalah punya capital yang cukup untuk mengatasi masalah semacam peretasan/hacking.  
 

C. Pahami

Pelajari baik - baik cryptocurrency, khususnya soal cara kerja dan resiko yang mungkin timbul. Dengan memahaminya dengan baik, kita bisa mengukur apakah instrumen ini sesuai dengan selera risiko yang kita miliki atau tidak.

Salah satunya, yang penting adalah soal keamanan wallet. Tempat dimana pemilik menyimpan bitcoin.

Apa jenis wallet yang baik dengan kebutuhan kita. Itu perlu dipelajari dan diputuskan jenis wallet mana yang akan digunakan.  
 

D. Terdaftar Resmi

Gunakan exchange yang sudah memiliki tanda terdaftar dari Bappebti. Mereka yang terdaftar ini jelas perusahaannya, punya modal yang cukup dan sudah diseleksi ketat.

Memang ada beberapa exchange Bitcoin terbesar di dunia yang tidak terdaftar di Bappebti. Bisa saja exchange luar negeri ini dipilih, tetapi harus dipastikan bahwa mereka punya izin regulator yang jelas.  
 

E. Simpan Data Baik – Baik

Pemilik akan menyimpan bitcoin di wallet, baik yang di exchange atau di wallet milik sendiri. Di dalam wallet tersebut akan disimpan private – key untuk meng-unlock Bitcoin, yang tanpa itu Bitcoin useless.

Persoalan muncul ketika orang lupa password untuk masuk ke wallet. Ini biasanya terjadi ketika orang menyimpan wallet sendiri (tidak di exchange), yang banyak dilakukan saat nilai bitcoin sudah besar, dimana orang mau menyimpan sendiri karena dianggap lebih aman.

Orang menyimpan bitcoin di USB yang tidak terhubung ke jaringan internet, agar tidak bisa di hack. Tetapi, hal ini akan percuma, jika password USB, lupa.

Pastikan menyimpan password atau akses dengan sebaik-baiknya. Bukan hanya supaya tidak di hack orang lain, tetapi supaya tidak lupa kombinasinya.

Banyak kejadian, private – key tidak hilang, aman sekali, tetapi pemiliknya lupa kombinasinya. Sama seperti punya brankas untuk menyimpan benda berharga, yang kombinasi kunci brankas lupa, sehingga tidak bisa dibuka.  
 

Tips Memilih Exchange Bitcoin

Peran exchange atau broker dalam transaksi Bitcoin sangat penting. Aset bitcoin dan uang yang investor miliki disimpan di exchange tersebut.

Kalau di transaksi saham, uang dan saham disimpan terpisah di bank kustodian. Di bitcoin, peran kustodi tersebut dilakukan oleh exchange, yang akan menyimpan uang deposit dan bitcoin milik nasabah.

Bedanya lagi, di saham, uang nasabah disimpan secara terpisah di Rekening Dana Nasabah yang dibuat atas nama nasabah. Sementara, di perdagangan aset kripto, uang deposit dari nasabah disimpan di rekening atas nama perusahaan exchange

Disamping itu, di pasar modal sudah terdapat  Indonesia Securities Investor Protection Fund (SIPF) yang memberikan perlindungan terhadap aset investor. Di perdagangan bitcoin belum ada perlindungan investor semacam itu.

Investor sepenuhnya mempercayakan uang dan koin-nya kepada exchange. Keamanan exchange menjadi sangat penting, diatas segala – galanya.

Penyebab kebobolan tersebut bermacam – macam. Bisa karena di hacked oleh pihak eksternal, tetapi bisa juga kejadian dicuri dari internal.

Bagaimana mengevaluasi tingkat keamanan dan security suatu exchange aset kripto?  
 

1. Legalitas

Saya lebih suka yang sudah teregulasi di Indonesia, dalam hal ini di bawah Bappebti. Alasannya simpel, kalau terjadi apa – apa, saya mudah untuk komplain ke kantornya.

Berbeda misalnya kalau exchange di luar negeri, apalagi belum teregulasi resmi di otoritas Indonesia, yang jika terjadi sesuatu, saya akan sulit sekali melakukan komplain atau pengaduan.

Perusahaan yang resmi terdaftar di Bappebti juga paling tidak sudah memenuhi segala ketentuan yang ditetapkan regulator dan punya modal yang cukup. Peraturan Bappebti menetapkan bahwa modal minimum untuk perusahaan terdaftar sebagai pedagang aset kripto adalah Rp 100 Miliar dan untuk berizin Rp 1 Triliun.

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, faktor utama buat exchange adalah soal safety, keamanan, mengingat banyaknya kejadian aset digital dibobol oleh hacker. Untuk membangun sistem keamanan yang solid butuh modal yang tidak kecil.

Akan sangat berbahaya jika perusahaan hanya punya modal terbatas, dimana kemampuan perusahaan membangun sistem keamanan yang solid secara berkelanjutan akan terbatas.

Contohnya, di luar negeri, beberapa exchange yang kebobolan siap mengganti kerugian konsumen yang aset kripto miliknya dicuri. Exchange ini punya modal yang kuat untuk bisa melakukan refund, di samping membangun sistem keamanan.

Sementara, perusahaan kecil dengan modal terbatas, biasanya tidak sanggup melakukan penggantian. Jangankan mengganti rugi, menciptakan infrastruktur keamanan yang kuat juga tidak mudah buat yang modalnya terbatas.

Dan perlu diingat juga bahwa saat ini di Indonesia belum ada asuransi atau dana perlindungan konsumen dalam perdagangan bitcoin. Jadi, jika terjadi pencurian aset kripto, nasabah hanya bisa tergantung pada perusahaan exchange sepenuhnya.  
 

2. Verifikasi KYC

Pastikan bahwa xxchange melakukan proses verifikasi dan KYC yang ketat dan disiplin. Tujuannya untuk memastikan bahwa user atau investor yang masuk ke dalam exchange adalah pihak yang punya identitas jelas dan bisa dilacak jika terjadi sesuatu.

Disamping itu, proses KYC akan memastikan bahwa AML – Anti Money Laundering berjalan dengan baik. Penggunaan aset kripto untuk kepentingan cuci uang bisa diminimalisir.  
 

3. Keamanan Akses

Penggunaan 2FA (Two Factor Authentication) untuk mengakses akun dimana user harus melakukan verifikasi identitas sebanyak 2 kali. Tidak hanya wajib tahu email dan password, tetapi akses di ponsel.

Cara ini memastikan bahwa setiap transaksi ditandatangani serta divalidasi oleh pemilik akun.

Disamping itu, yang juga tidak kalah penting adalah bagaimana exchange mengelola wallet mereka. Wallet adalah ‘dompet’ tempat menyimpan aset kripto.

Ketika beli bitcoin, kita tentu saja tidak bisa membawa pulang fisik koin tersebut karena ini adalah aset digital. Tempat penyimpanannya adalah di wallet, yang bisa terdapat di exchange atau bisa dikelola sendiri.

Umumnya, investor ritel yang punya bitcoin dalam jumlah kecil, menyimpan di exchange. Mempercayakan aset kripto mereka ke exchange.

Keamanan exchange dalam menyimpan kripto menjadi sangat penting. Banyak kasus pembobolan, hacked, exchange bitcoin menunjukkan betapa krusialnya aspek security dan safety.  
 

4. Popularitas Exchange

Salah satu cara melihat apakah exchange itu populer, banyak membernya atau tidak, adalah dengan melihat berdasarkan jumlah transaksi yang dilakukan. Data ini penting karena semakin banyak transaksinya, semakin likuid pasarnya, harga bisa semakin bersaing.

Persoalannya di Indonesia belum ada lembaga, yang menyediakan data statistik transaksi di setiap exchange tersebut. Datanya yang saat ini tersedia hanya dari luar, di situs coinmarketcap.com

Coinmarketcap ranks and scores exchanges based on traffic, liquidity, trading volumes, and confidence in the legitimacy of trading volumes reported.

Menurut CoinMarketCap, ranking exchange di Indonesia saat ini (Jan 2021) adalah: Indodax, TokoCrypto, dan Luno. 
 

5. Diversifikasi

Tidak bisa dijamin bahwa uang dan bitcoin yang disimpan di exchange akan aman 100%. Resiko, sekecil apapun, pasti ada.

Apalagi aset kripto adalah sesuatu yang baru di dunia, apalagi di Indonesia. Celahnya selalu ada untuk pihak tidak bertanggung jawab melakukan upaya hacked.

Untuk mencegah itu, langkah preventif yang bisa kita lakukan sendiri adalah melakukan diversifikasi investasi. Tidak semua uang ditanamkan di aset kripto, semenarik apapun itu, tetapi hanya sebesar yang kita siap kehilangan.  
 

Kesimpulan

Pengalaman kali adalah saya melakukan beli Bitcoin di salah satu exchange resmi di Indonesia. Prosesnya cukup mudah, murah dan cepat, dengan minimum investasi yang kecil sudah bisa mulai.

Meskipun masih banyak isu seputar Bitcoin, misalnya soal keamanan Wallet, legalitas, namun mata uang digital ini punya prospek yang tidak kecil. Sanggup bertahan dalam 10 tahun menunjukkan bahwa Cryptocurrency punya value.

Tentu saja, resiko fluktuasi harga Bitcoin dan aset kripto lainnya, yang sangat tinggi, perlu dikelola dengan baik. Justru, fluktuasi harga yang tinggi ini, menurut saya, adalah peluang, kesempatan untuk bisa mencetak return terbaik.

Bagikan Melalui

Daftar Isi

Berlangganan Duwitmu

Artikel Terkait