
Daftar Isi
Emas dan Bitcoin adalah dua instrumen investasi penting yang paling dikenal saat ini. Apa beda kedua instrumen ini dan mana yang terbaik ?
Untuk mengetahuinya, kami menugaskan salah satu penulis yang kebetulan punya kedua instrumen ini untuk melakukan review kelebihan dan kekurangan keduanya dan menuliskan hasilnya di artikel ini.
Bitcoin cocok untuk mereka yang siap dengan resiko tinggi tapi ingin investasi dengan potensi keuntungan besar dan asset baru.
Sementara, emas lebih cocok untuk mereka yang ingin investasi resiko rendah, aman dan likuid.
Emas adalah logam mulia yang dihasilkan dari tambang. Emas sudah dikenal ratusan tahun lamanya sebagai aset investasi.
Kenaikkan harga emas memberikan keuntungan buat pemegangnya. Emas bisa dijual pula dengan cepat.
Dari pengalaman jual beli instrumen ini, kami menilai kelebihan emas adalah:
Emas sudah sangat dikenal sebagai instrumen investasi. Tidak sulit untuk memperkenalkan emas untuk investasi ke semua kalangan.
Tidak dibutuhkan pengetahuan yang rumit untuk bisa melakukan jual beli emas.
Investasi di emas bisa untuk jangka pendek dan jangka panjang. Lebih fleksibel dari sisi jangka waktu.
Harga emas yang relatif stabil membuat jual beli emas dalam jangka pendek akan tetap menguntungkan. Meskipun, tetap, keuntungan akan paling optimal dalam investasi emas jangka panjang.
Ditengah era digital saat ini, emas adalah instrumen yang kita bisa pegang fisiknya. Tidak sepenuhnya digital.
Buat sebagian orang, aset fisik itu penting. Bisa dilihat, dirasakan.
Pasar emas memiliki nilai market cap berlipat - lipat di atas market kripto. Hal ini menunjukkan besarnya transaksi di pasar emas.
Karena market cap yang besar, likuiditas di emas menjadi besar pula. Mudah melakukan jual beli di pasar emas.
Emas jelas sudah lama diatur untuk bisa diperdagangkan di Indonesia. Bahkan, emas sudah masuk sebagai salah satu komoditas di bursa berjangka, bersama - sama dengan komoditas lain seperti forex, perak dan lain - lain.
Dalam situasi inflasi tinggi atau ketidakstabilan ekonomi, banyak orang merubah aset ke emas. Emas dipandang sebagai tempat yang aman untuk menyimpan aset dalam situasi ekonomi yang tidak stabil.
Namun, pengalaman kami menunjukkan bahwa kelemahan Emas adalah
Meskipun aman, kenaikkan return emas relatif terbatas. Itu sebabnya banyak pengamat investasi yang tidak memasukkan emas sebagai investasi karena peningkatan return emas yang cenderung terbatas.
Emas butuh tempat penyimpanan khusus untuk memastikan keamanannya. Karena itu, ada tambahan biaya penyimpanan yang tidak murah di emas untuk misalnya menaruh di Safe Deposit Bank (SDB).
Bitcoin adalah salah satu mata uang kripto yang paling populer dan paling besar market cap-nya saat ini.
Investasi di Bitcoin adalah investasi di aset digital yang tidak berwujud fisik dan memberikan keuntungan tinggi dari lonjakan harga akibat jumlah yang terbatas (maksimum 21 juta Bitcoin), dengan risiko fluktuasi harga yang juga tinggi.
Dari pengalaman berinvestasi di jenis aset ini, kami melihat kelebihan Bitcoin adalah
Bitcoin menunjukkan kenaikkan harga yang luar biasa tinggi dalam 10 tahun terakhir. Banyak orang kaya baru, billionaire, di industri crypto karena memiliki Bitcoin.
Karena Bitcoin merupakan aset digital, Investor bisa dengan mudah menyimpan Bitcoin dan Cryptocurrency lainnya secara online di jaringan Blockchain.
Jaringan Blockchain dikenal sangat eman, secured. Boleh dikatakan tidak bisa ditembus.
Kalau ada berita muncul mengenai hacked atau pembobolan crypto, itu lebih dikarenakan proses yang salah dan bukan karena blockchain yang dibobol.
Jumlah Bitcoin sudah diprogram maksimum 21 juta. Tidak bisa lebih.
Karena jumlah yang terbatas tersebut, harga Bitcoin cenderung meningkat seiring waktu.
Hal ini yang membedakan Bitcoin dengan mata uang, seperti US$, yang jumlahnya terus bertambah akibat pencetakan uang oleh the Fed. Akibatnya, tingkat inflasi US$ menjadi selalu meningkat, yang membuat nilai mata uang terus merosot.
Sedangkan, Bitcoin karena jumlahnya terbatas, nilainya akan cenderung meningkat karena makin lama makin dikenal dan orang membutuhkannya sebagai tempat menyimpan asset.
Bitcoin yang sistemnya terdesentralisasi membuat lebih aman dari serangan hacker. Karena untuk hacker menyerang Bitcoin harus melakukan ke banyak komputer, yang membutuhkan biaya besar.
Berbeda dengan sistem tersentralisasi, lebih rentan terhadap serangan, hacker hanya perlu menyerang ke satu titik. Effortnya boleh dikatakan lebih ringan dibandingkan menyerang sistem yang terdesentralisasi.
Namun , sebagai aset baru, kami melihat sejumlah kelemahan Bitcoin, yaitu:
Bitcoin merupakan digital aset yang tidak ada wujud fisiknya. Bitcoin dan aset kripto tersimpan sebagai code di jaringan blockchain.
Kita tidak mungkin bisa memegan Bitcoin. Makanya disebut digital asset.
Bagi sebagian orang, Bitcoin yang berbentuk digital ini dipandang merupakan kelemahan karena tidak bisa dilihat wujudnya secara fisik.
Harga BItcoin berfluktuasi sangat tinggi, apalagi dalam jangka pendek. Hal ini membuat resiko investasi di Bitcoin menjadi tinggi.
Berikut ini penyebab tingginya risiko di investasi di kripto:
Usia Bitcoin belum sampai 20 tahun. Masih sangat muda dibandingkan instrumen investasi lainnya yang sudah berusia puluhan atau bahkan ribuan tahun, seperti emas.
Karena Bitcoin merupakan aset yang baru, banyak hal belum diketahui dan masih diselidiki. Meskipun di satu sisi, hal ini melahirkan banyak peluang, tetapi tidak sedikit pula yang mengalami penipuan atau scam.
Perbedaan yang mencolok lain bahwa investasi di Bitcoin dan aset crypto membutuhkan akses koneksi ke internet. Tanpa internet, kita tidak bisa menyimpan, menjual atau mencairkan Bitcoin.
Keharusan adanya koneksi ke jaringan internet ini, yang membuat Bitcoin dan aset crypto tidak selalu cocok untuk semua kalangan, khususnya orang - orang yang berusia lanjut. Orang yang tidak punya atau tidak tahu internet akan sulit bisa mengakses Cryptocurrency.
Kemampuan jaringan Blockchain memproses transaksi masih sangat rendah. Jumlah transaksi per detik di Bitcoin hanya 4.5 an per detik, jauh dibawah Visa yang mampu memproses ribuan transaksi per detik.
Sementara, sebagai alat tukar, Bitcoin harus mampu memproses banyak transaksi dalam waktu cepat. Bayangkan kalau hanya ingin beli kopi, lalu bayar dengan Bitcoin butuh waktu 20 menit.
Kecepatan transaksi atau scalability menjadi isu penting buat Bitcoin. Namun, hal ini menjadi dilema dalam sistem desentralisasi.
Karena sistemnya berbasis komunitas, mau gak mau, setiap transaksi butuh waktu lebih lama untuk semua pihak dalam komunitas setuju. Berbeda dengan sistem sentral yang hanya butuh satu pihak untuk mengatakan 'yes'.
Hasil perbandingan menunjukkan bahwa emas unggul sebagai aset untuk menyimpan kekayaan yang aman, resiko rendah, fisiknya jelas, harga stabil dan bisa dijual dengan cepat kapan saja, sedangkan Bitcoin punya resiko tinggi, jenis aset baru yang belum banyak dikenal orang, use cases terbatas.
Keunggulan Bitcoin adalah sebagai aset digital untuk menyimpan kekayaan (store of value), memberikan keuntungan tinggi dari lonjakan harga akibat jumlah yang terbatas (maksimum 21 juta Bitcoin), sementara keuntungan return emas relatif kecil dibandingkan Bitcoin.
Namun, keduanya, Emas dan Bitcoin adalah instrumen investasi resmi berizin di Indonesia, yang diawasi oleh bappebti.
Bitcoin punya resiko lebih tinggi bandingkan emas. Emas adalah aset yang aman.
Bitcoin menawarkaan keuntungan lebih tinggi dibandingkan emas
Bitcoin aman dan legal untuk dijual belikan di Indonesia, sementara emas sudah lama legal. Kedua instrumen ini emas dan Bitcoin, aman dan kredibel karena punya izin resmi Bappebti.
Emas memiliki wujud aset fisik, sementara Bitcoin adalah aset digital yang tidak berwujud fisik.
Bitcoin cukup disimpan di USB karena berbentuk asset digital, sementara emas membutuhkan tempat penyimpanan khusus yang membutuhkan biaya tambahan.
Fitur Instrumen Investasi | Emas | Bitcoin |
---|---|---|
Resiko | Rendah | Tinggi |
Return | Rendah | Tinggi |
Aman Legalitas | Legal | Legal |
Tempat Penyimpanan | Mahal | Murah |
Likuid | Likuid | Likuid |
Rumit Tidaknya | Mudah | Rumit |
Koneksi Internet | Tidak | Wajib |
Populer | Ya | Tidak |
Otoritas Pengawas | Bappebti | Bappebti |
Pengalaman kami mencoba kedua instrumen ini, sampai pada kesimpulan bahwa tidak ada pilihan terbaik karena tergantung pada tujuan keuangan yaang hendak dicapai.
Bitcoin cocok untuk mereka yang siap dengan resiko tinggi tapi ingin investasi dengan potensi keuntungan besar dan asset baru. Sementara, emas lebih cocok untuk mereka yang ingin investasi resiko rendah, aman dan likuid.
Daftar Isi