Daftar Isi
Perbedaan utama antara Bitcoin dan Trading Forex adalah Market cap forex berkali lipat di atas Bitcoin yang menunjukkan besarnya likuiditas dan popularitas trading forex. Namun, karena marketcap Bitcoin jauh lebih kecil, peluang untuk tumbuh justru masih sangat besar.
Selama ini, banyak orang trading forex seperti USD/Euro, USD/JPY. Belakangan muncul Bitcoin sebagai instrumen investasi yang baru.
Mana yang lebih baik, apakah Bitcoin atau trading forex ? Apa keunggulan dan kelemahan masing - masing instrumen aset ini.
Dari pengalaman sendiri berinvestasi di kedua aset ini, kami akan berbagi ulasan soal Bitcoin dan forex dari berbagai aspek.
Apa bedanya serta mana yang lebih baik, lebih unggul, sebagai alat investasi.
Bitcoin dan trading forex punya satu kesamaan, yaitu komoditi, yang tidak memiliki cash-flow generated underlying. Keuntungan atau kerugian diperoleh dari pergerakan naik turunnya harga di pasar.
Trading di forex menggunakan futures kontrak, sedangkan transaksi Bitcoin bisa spot atau futures. Di Indonesia, futures Bitcoin belum tersedia.
Trading forex lebih cocok untuk mereka yang ingin meraup keuntungan dalam jangka pendek. Orang trading forex dalam rentang harian.
Sementara, data menunjukkan bahwa 75% pemilik BTC adalah long-term hodler, yang sudah pegang asset ini lebih dari 3 bulan.
Jumlah Bitcoin yang terbatas di 21 juta dengan skema supply yang terencana berdasarkan hasil mining dengan spesifikasi komputer canggih dan membutuhkan jumlah energi tertentu, membuat kemungkinan harga Bitcoin meningkat di masa depan.
Karena transaksi forex dilakukan di futures market, investor tidak harus berurusan dengan penyimpanan dan delivery aset underlying. Cukup di settle berdasarkan perbedaan harga.
Berbeda dengan transaksi Bitcoin yang di spot market, dimana investor harus menyimpan Bitcoin dengan aman. Penyimpanan Bitcoin secara self-custody tidak mudah dan butuh biaya yang lumayan.
Investasi di forex butuh dana yang lebih besar namun karena disediakan leverage jumlahnya bisa diakses oleh banyak orang dengan modal kecil. Meskipun, leverage ini perlu digunakan dengan extra hati-hati.
Sedangkan, investasi di Bitcoin bisa mulai dari Rp 11 ribu. Meskipun harga BTC mencapai $ 30 ribu per koin tetapi BTC bisa dipecah - pecah menjadi satuan kecil.
Bitcoin adalah mata uang kripto paling besar market cap-nya saat ini dan merupakan mata uang digital peer to peer, yang bisa dilakukan secara terdesentralisasi tanpa perlu perantara untuk memberikan izin atau memfasilitasi.
Bitcoin diciptakan, menurut Nakamoto, guna memungkinkan "pengiriman pembayaran online secara langsung dari satu pihak ke pihak lain tanpa melalui lembaga keuangan".
Investasi di Bitcoin adalah investasi di aset digital yang tidak berwujud fisik dan memberikan keuntungan tinggi dari lonjakan harga akibat jumlah yang terbatas (maksimum 21 juta Bitcoin), dengan risiko fluktuasi harga yang juga tinggi.
Dari jual beli investasi ini, kami mendapatkan pengalaman kelebihan Bitcoin adalah:
Bitcoin menunjukkan kenaikkan harga yang luar biasa tinggi dalam 10 tahun terakhir. Banyak orang kaya baru, billionaire, di industri crypto karena memiliki Bitcoin.
Karena Bitcoin merupakan aset digital, Investor bisa dengan mudah menyimpan Bitcoin dan Cryptocurrency lainnya secara online di jaringan Blockchain.
Jaringan Blockchain dikenal sangat eman, secured. Boleh dikatakan tidak bisa ditembus.
Kalau ada berita muncul mengenai hacked atau pembobolan crypto, itu lebih dikarenakan proses yang salah dan bukan karena blockchain yang dibobol.
Jumlah Bitcoin sudah diprogram maksimum 21 juta. Tidak bisa lebih.
Karena jumlah yang terbatas tersebut, harga Bitcoin cenderung meningkat seiring waktu.
Hal ini yang membedakan Bitcoin dengan mata uang, seperti US$, yang jumlahnya terus bertambah akibat pencetakan uang oleh the Fed. Akibatnya, tingkat inflasi US$ menjadi selalu meningkat, yang membuat nilai mata uang terus merosot.
Sedangkan, Bitcoin karena jumlahnya terbatas, nilainya akan cenderung meningkat karena makin lama makin dikenal dan orang membutuhkannya sebagai tempat menyimpan asset.
Bitcoin yang sistemnya terdesentralisasi membuat lebih aman dari serangan hacker. Karena untuk hacker menyerang Bitcoin harus melakukan ke banyak komputer, yang membutuhkan biaya besar.
Berbeda dengan sistem tersentralisasi, lebih rentan terhadap serangan, hacker hanya perlu menyerang ke satu titik. Effortnya boleh dikatakan lebih ringan dibandingkan menyerang sistem yang terdesentralisasi.
Karena bersifat terdesentralisasi, proses pengiriman Bitcoin menjadi sangat cepat dan sangat murah ke seluruh dunia.
Kirim Bitcoin persis seperti kita mengirimkan email. Prosesnya semurah dan secepat itu.
Bitcoin travels overtime and overspace.
Sebagai aset digital, Bitcoin mudah disimpan. Mudah pula dikirim.
Tidak butuh tempat yang luas untuk menyimpan Bitcoin dalam jumlah besar. Disimpan dalam USB sudah cukup.
Meskipun disimpan secara terdesentralisasi di komunitas, Bitcoin sangat aman dalam blockchain karena adanya teknologi kriptografi.
Untuk bisa meng hack Bitcoin, hacker harus bisa mengakses dan mengubah seluruh data yang ada di block yang terdapat dalam komunitas. Ini hal yang mustahil.
Sampai hari ini, Bitcoin tidak pernah di hack oleh hacker.
Bitcoin tidak dikontrol oleh kekuatan sentralisasi, seperti negara atau lembaga perbankan karena Bitcoin dipegang sendiri oleh setiap individu di wallet mereka sendiri.
Jadi, Bitcoin yang kita miliki, tidak dikontrol oleh pihak ketiga.
Berbeda dengan uang yang kita simpan di bank. Bisa disita oleh otoritas.
Meskipun demikian, kami juga sadar bahwa sejumlah kelemahan Bitcoin yang kami rasakan dari pengalaman melakukan jual beli Bitcoin, yaitu:
Bitcoin merupakan digital aset yang tidak ada wujud fisiknya. Bitcoin dan aset kripto tersimpan sebagai code di jaringan blockchain.
Kita tidak mungkin bisa memegan Bitcoin. Makanya disebut digital asset.
Bagi sebagian orang, Bitcoin yang berbentuk digital ini dipandang merupakan kelemahan karena tidak bisa dilihat wujudnya secara fisik.
Harga BItcoin berfluktuasi sangat tinggi, apalagi dalam jangka pendek. Hal ini membuat resiko investasi di Bitcoin menjadi tinggi.
Nilai Bitcoin sangat fluktuatif. Terlihat dari grafik harga Bitcoin yang bisa naik dan turun dalam waktu sangat singkat.
Pada saat all-time-high, harga Bitcoin mencapai 65K, setelah itu harga Bitcoin turun menyentuh 15K saat muncul kasus FTX.
Fluktuasi nilai Bitcoin tersebut membuat Bitcoin sulit digunakan untuk transaksi. Karena jadi tidak ada patokan nilai yang pasti.
Meskipun kemudian muncul stablecoin yang nilainya dipatok ke mata uang fiat dalam perbandingan 1:1. Jadi, nilai stablecoin ini tetap dan bisa digunakan dalam jaringan Blockchain.
Namun, kasus hancurnya stablecoin Luna di 2022, membuat orang skeptis soal masa depan stablecoin.
Bitcoin sebagai aset yang baru belum memiliki regulasi yang sangat jelas. Saat ini di Indonesia, Bitcoin dianggap komoditas yang diatur oleh Bappebti.
Sementara, penggunaan Bitcoin sebagai alat tukar dilarang di Indonesia.
Perbedaan yang mencolok lain bahwa investasi di Bitcoin dan aset crypto membutuhkan akses koneksi ke internet. Tanpa internet, kita tidak bisa menyimpan, menjual atau mencairkan Bitcoin.
Keharusan adanya koneksi ke jaringan internet ini, yang membuat Bitcoin dan aset crypto tidak selalu cocok untuk semua kalangan, khususnya orang - orang yang berusia lanjut. Orang yang tidak punya atau tidak tahu internet akan sulit bisa mengakses Cryptocurrency.
Kemampuan jaringan Blockchain memproses transaksi masih sangat rendah. Jumlah transaksi per detik di Bitcoin hanya 4.5 an per detik, jauh dibawah Visa yang mampu memproses ribuan transaksi per detik.
Sementara, sebagai alat tukar, Bitcoin harus mampu memproses banyak transaksi dalam waktu cepat. Bayangkan kalau hanya ingin beli kopi, lalu bayar dengan Bitcoin butuh waktu 20 menit.
Kecepatan transaksi atau scalability menjadi isu penting buat Bitcoin. Namun, hal ini menjadi dilema dalam sistem desentralisasi.
Karena sistemnya berbasis komunitas, mau gak mau, setiap transaksi butuh waktu lebih lama untuk semua pihak dalam komunitas setuju. Berbeda dengan sistem sentral yang hanya butuh satu pihak untuk mengatakan 'yes'.
Bitcoin bukan aset yang menghasilkan yield, seperti deviden atau bunga. Kita membeli Bitcoin dengan harapan hanya pada kenaikkan harga atau capital gain.
Karena tidak menghasilkan yield, sulit untuk melakukan valuasi atas nilai Bitcoin yang sebenarnya.
Kenaikkan harga Bitcoin disebabkan oleh ada orang yang berani membeli di harga lebih tinggi dan bukan karena perhitungan nilai intrinsik value Bitcoin dari yield yang dihasilkan instrumen ini.
Bitcoin tidak mudah digunakan oleh semua orang untuk saat ini. Proses penggunaan dan penyimpanan Bitcoin belum user friendly.
Untuk menyimpan Bitcoin di cold wallet, yang merupakan cara paling aman saat ini, tidak mudah buat orang awam.
Bitcoin membutuhkan koneksi internet untuk kita mengakses dan menggunakan.
Di negara yang akses internet masih terbatas, Bitcoin bukan pilihan yang tepat untuk segala waktu. Karena saat internet mati, kita tidak bisa menggunakan Bitcoin.
Forex adalah transaksi pertukaran antar satu mata uang dengan mata uang lain. Menukar rupiah dengan dollar dan sebaliknya adalah transaksi forex.
Dalam trading forex, investor mengambil keuntungan atau mengalami kerugian dari fluktuasi harga nilai tukar di forex.
Berikut ini kelebihan forex
Forex juga memberikan return yang jauh dari kecil. Dalam sehari fluktuasi harga nilaI tukar mata uang bisa naik 1% sd 2%, yang artinya 30% sebulan.
Alasannya bisa untung besar di trading forex adalah;
Forex adalah aset likuid karena bisa dengan mudah dijual belikan di pasar.
Hal ini karena market cap perdagangan forex yang sangat besar. jauh lebih besar dibandingkan instrumen keuangan lain, seperti saham atau Bitcoin.
Besarnya transaksi di Forex mencapai US$ 1.5 triliun per harinya.
Forex jelas sudah lama diatur untuk bisa diperdagangkan di Indonesia. Bahkan, forex sudah masuk sebagai salah satu komoditas di bursa berjangka, bersama - sama dengan komoditas lain seperti Forex, perak dan lain - lain.
Karena di Forex, pasarnya adalah pasar Futures, maka investor bisa pasang posisi beli dan jual dalam saat yang bersamaan.
Jadi, dalam kondisi pasar apapun, orang bisa tetap berinvestasi di forex. Saat pasar bullish, pasang beli, sebaliknya saat pasar bearish, pasang jual.
Waktu perdagangan di pasar forex 24 jam sehari 7 hari seminggu. Tidak ada hentinya.
Setelah pasar Asia tutup, pasar forex Amerika dibuka dan seterusnya. Itu sebabnya pasar ini berlangsung 24 jam.
Dengan jam buka pasar yang tidak pernah tutup, peluang untuk terus melakukan trading terbuka lebar.
Karena adanya leverage, modal untuk bisa bermain forex menjadi kecil dan terjangkau, namun memiliki buying power untuk investasi yang besar.
Salah satu contoh, di broker forex yang saya temui, investor hanya perlu modal $25 untuk melakukan transaksi forex senilai $1000. Itu artinya hanya butuh modal kecil untuk bisa melakukan transaksi dalam besar, yang juga artinya kesempatan untung juga sangat besar.
Kecilnya modal membuat akses trading forex terbuka untuk siapa saja.
Ditambah lagi kemudahan yang ditawarkan oleh fasilitas online trading untuk melakukan transaksi valas dari mana dan kapan saja.
Kelemahan forex
Harga Forex berfluktuasi sangat tinggi, apalagi dalam jangka pendek. Hal ini membuat resiko investasi di Forex menjadi tinggi.
Apalagi dengan penggunaan leverage di forex, yang makin memperbesar resiko.
Anda tidak pegang barangnya. Bahkan tidak ada pertukaran mata uang, seperti saat Anda melakukan transaksi di money changer.
Ketika melakukan closing posisi di forex, Anda melihat selisih harganya saja, dan membayar (menerima) atas selisih harga tersebut, tergantung dari untung atau ruginya posisi Anda.
Transaksi forex dilakukan di pasar futures yang tidak ada underlying-nya. Hal ini membuat bagi sebagian orang forex dianggap seperti judi.
Unsur spekulasinya menjadi sangat tinggi di Forex. Karena, seperti dalam transaksi Futures, untung rugi di forex ditentukan sepenuhnya oleh naik turunnya harga di waktu yang sudah disepakati di masa depan.
Di forex transaksi adalah Over the Counter hanya antara dua pihak (Anda dan broker).
Di forex karena transaksi tidak terjadi di satu bursa, tetapi terjadi antara Anda dengan broker, akibatnya nilai tukar mata uang valas bisa berbeda di satu broker dengan broker lainnya.
Disamping itu, tidak adanya pihak bursa di forex membuat peran broker menjadi sangat sentral. Karena hanya ada Anda dan broker yang melakukan transaksi.
Harus bisa betul betul dipastikan bahwa broker bisa dipercaya dan legit karena tidak ada lagi pihak lain yang terlibat dalam transaksi forex.
Untuk melihat lebih dalam, kita akan membandingkan Bitcoin dan Trading Forex dalam berbagai aspek investasi, yaitu:
No | Aspek | Bitcoin | Trading Forex |
---|---|---|---|
1 | Market Cap | Rendah | Tinggi |
2 | Return | Tinggi | Tinggi |
3 | Risiko | Tinggi | Tinggi |
4 | Likuiditas | Tinggi | Tinggi |
5 | Legalitas | Aman | Aman |
6 | Minimum Investasi | Rendah | Rendah |
7 | Pengenalan | Sulit | Mudah |
8 | Market | Spot | Future |
Forex memiliki market cap pasar yang sangat besar dibandingkan Bitcoin. Ini membuat likuiditas dan harga di forex bergerak sesuai dinamika pasar dan sangat sulit dimanipulasi.
Marketcap BTC yang masih kecil memberikan peluang besar untuk kenaikkan harga Bitcoin di masa depan.
Return investasi di Bitcoin masih menjanjikan karena peningkatannya di atas rata - rata instrumen investasi yang lain. Hal ini karena marketcap BTC yang masih kecil dan jumlahnya yang terbatas.
Sementara, trading forex juga dikategorikan sebagai investasi yang return-nya tinggi.
Resiko trading forex dan Bitcoin cukup tinggi dan boleh dibilang dalam situasi tertentu sangat tinggi. Harga BTC bisa naik turun 1% sd 2% dalam satu hari, demikian juga dengan trading forex.
Likuiditas bicara soal mudah dan cepat tidaknya kita bisa menjual instrumen investasi. Semakin cepat, mudah, berarti semakin likuid instrumen tersebut.
Dalam soal ini, Bitcoin dan trading forex sama, yaitu bisa dijual dalam hitungan menit.
Bitcoin dan forex legal diperdagangkan di Indonesia dan diawasi oleh Bappebti. Jadi Bitcoin dan forex merupakan komoditi yang legit dan resmi.
Meskipun harga Bitcoin mahal sekitar US$ 30 ribu, namun bisa dipecah - pecah belinya sehingga minimum investasi menjadi sangat terjangkau bisa mulai dari Rp 11 ribu.
Trading forex membutuhkan minimum yang lebih besar, namun dengan tersedianya leverage membuat orang bisa modal kecil untuk transaksi.
Trading forex, jelas, lebih dikenal karena memang sudah sejak lama ada. Trading di forex sendiri cukup simpel, tinggal beli dan jual.
Hal yang sangat berbeda dengan investasi di Bitcoin. Banyak orang yang belum paham apa itu Bitcoin.
Trading forex dilakukan di futures sehingga tidak melibatkan aset underlying dan penyimpanan.
Sementara, transaksi Bitcoin umumnya di pasar Spot yang investor perlu memikirkan tempat penyimpanan dan delivery.
Dari perbandingan ini, kita bisa melihat bahwa tidak ada produk investasi yang unggul semuanya. trading forex tidak hanya punya keunggulan, tetapi juga kelemahan. Demikian hal yang sama dengan Bitcoin.
Tugas kita menentukan instrumen mana yang paling cocok, paling pas, untuk mewujudkan tujuan keuangan yang kita miliki. Bagaimanapun juga, kita membeli instrumen investasi untuk mencapai tujuan keuangan.
Kata perencana keuangan Ligwina Hananto, “Tujuan Lo Apa”.
Daftar Isi
Komentar (0 Komentar)