Daftar Isi
Banyak orang tertarik soal Blockchain sekarang ini, terutama sejak gonjang ganjing pasar kripto dan kenaikan harga Bitcoin yang fantastis.
Namun, banyak yang belum paham apa itu Blockchain, pengertiannya, cara kerja serta kelebihan dan kelemahan yang dimiliki.
Blockchain adalah sistem buku besar yang terdesentralisasi, dimana semua orang di dalam suatu jaringan memiliki data yang sama, dan setiap kali akan dilakukan perubahan data harus divalidasi oleh anggota komunitas.
Disebut Blockchain karena isinya adalah blok yang mengandung informasi transaksi, yang membentuk rangkaian rantai blok yang saling terhubung satu sama lain dan tidak bisa dirubah setelah dibuat.
Salah satu contoh penerapan pertama dan paling terkenal dari Blockchain adalah Bitcoin. Transaksi Bitcoin dilakukan dalam Blockchain.
Setelah Bitcoin, banyak muncul jaringan blockchain lain seperti Ethereum, cardano, Solana.
Cara kerja Blockchain adalah dengan sistem terdesentralisasi, artinya tidak dikuasai pihak tertentu.
Jadi, transaksi bisa dilakukan secara langsung antara dua pihak, peer to peer, tanpa perlu keterlibatan pihak ketiga.
Contohnya dalam transaksi keuangan.
Dalam sistem saat ini, ketika transfer uang dari A ke B maka proses tersebut dilakukan lewat pihak ketiga, yaitu sistem perbankan. Bank akan memvalidasi transaksi tersebut untuk memastikan bahwa transfer uang tersebut valid.
Cara ini disebut sentralisasi karena hadirnya pihak sentral, yaitu bank.
Selama ini, kita hidup dalam sistem sentralisasi yang membutuh trust atau kepercayaan, dalam hal ini ke bank.
Blockchain mendobrak ini dan membuat trustless sistem. Sistem yang tidak membutuhkan pihak ke 3.
Blockchain melakukan transfer dari A ke B secara langsung tanpa adanya pihak ke 3. Disebut sebagai peer to peer.
Proses validasi transaksi dilakukan oleh miner yang merupakan anggota komunitas Blockchain, dengan mengikuti protokol tertentu.
Protokol tersebut melibatkan hash dan kriptografi yang divalidasi berdasarkan hash sebelumnya dan akhirnya akan membentuk sebuah jaringan.
Algoritma akan melakukan verifikasi terhadap setiap blok sebelum ditambahkan ke dalam jaringan rantai. Metode verifikasi setiap blockchain bisa saja berbeda tergantung mekanisme konsensus yang diterapkan.
Mekanisme konsensus ini berfungsi untuk mengecek bahwa setiap data benar, akurat, dan aman. Dalam kasus Bitcoin, setiap penambang perlu memecahkan sebuah teka-teki kriptografi rumit untuk menambahkan blok ke dalam blockchain Bitcoin.
Begitu transaksi kita terverifikasi, datanya akan disimpan dalam sebuah blok, bersama ribuan transaksi yang lain. Data ini berisi nominal transaksi, digital signature dan pihak yang berhubungan. Urutan transaksi yang disimpan tetap terjaga, artinya transaksi yang paling awal akan selalu disimpan di paling depan dan sebaliknya.
Saat sebuah blok baru tersebut ditambahkan ke dalam blockchain, blok tersebut menjadi publik dapat dilihat oleh siapapun, termasuk kita sendiri. Kita dapat melihat data blockchain publik seperti Bitcoin melalui blockchain.com atau ETH melalui Etherscan.io.
Informasi tentang setiap blok dan rantai jaringan ini tidak disimpan dalam satu komputer tapi disebarkan pada semua penambang yang berperan sebagai (node). Sistem seperti ini juga disebut sebagai distributed ledger.
Mahalnya nilai transfer dan proses yang lambat membuat penggunaan teknologi blockchain menjadi metode pembayaran alternatif yang dianggap lebih mudah dan cepat. Selain itu penggunaan blockchain juga dapat mengurangi biaya secara signifikan.
Smart contract adalah salah satu hal yang paling menjanjikan dalam teknologi blockchain. Smart contract dapat menjalankan transaksi komersial dan melakukan persetujuan secara otomatis dan juga dapat menegakan kewajiban semua pihak dalam sebuah kontrak tanpa perantara.
Penggunaan teknologi blockchain pada dasarnya tidak terbatas. Teknologi ini pada dasarnya adalah fondasi penyimpanan data yang bisa digunakan untuk industri mana pun.
Saat ini kita sudah melihat penerapan teknologi blockchain di luar industri finansial seperti identitas digital, industri data, musik, rantai pasokan, dan sektor kesehatan.
Salah satu perkembangan pesat penggunaan teknologi blockchain adalah CBDCs atau central bank digital currencies. CBDCs adalah mata uang fiat yang dibangun di atas jaringan blockchain namun dikontrol oleh pemerintah yang membuatnya.
Bank Indonesia saat ini sedang mengembangkan CDBC bernama Rupiah Digital. Baru - baru ini BI meluncurkan white-paper Rupiah Digital, bernama Project Garuda.
Implementasi teknologi blockchain dalam berbagai industri lain akan terus berkembang seiring dengan peningkatan popularitas dan adopsi cryptocurrency.
Sistem Blockchain disukai karena biayanya yang relatif lebih murah dan dengan keamanan teknologi tingkat tinggi.
Berbeda dengan sistem tradisional yang demikian rentan akan kejahatan siber, sistem Blockchain diketahui bersifat modern dan dipastikan aman. Hal itu lantaran data yang disimpan bukan terpusat oleh satu organisasi saja alias ia tidak punya otoritas pusat.
Blockchain adalah teknologi yang mendukung cryptocurrency Bitcoin, tetapi Bitcoin bukan satu-satunya yang menggunakan blockchain.
Ada beberapa cryptocurrency lain yang menggunakan blockchain.
Blockchain adalah mekanisme transparan, sedangkan bitcoin beroperasi secara anonim.
Blockchain memiliki penggunaan yang jauh lebih luas, sementara bitcoin hanya terbatas pada pertukaran mata uang digital.
Bitcoin hanya digunakan untuk mentransfer mata uang digital, sementara blockchain mentransfer informasi kepemilikan, aset digital, hak, dan lain-lain
NFT adalah satu contoh praktek penggunaan teknologi Blockchain. Jadi, NFT adalah turunan dari Blockchain.
Dengan NFT, pengguna bisa membuat identitas unik secara digital yang tersimpan dalam jaringan Blockchain sehingga tidak bisa dirubh atau diganti oleh siapapun.
Contohnya, kita punya karya seni digital dan ingin memastikan bahwa kita adalah pemilik karya digital tersebut. Maakaa kita bisa membuat NFT atas karya tersebut di Blockchain.
Daftar Isi
Komentar (0 Komentar)