Daftar Isi
Pasar uang dan pasar modal adalah jenis pasar keuangan (financial market) yang paling umum bagi kalangan investor. Apa beda pasar uang dan pasar modal ?
Pasar uang memiliki keunggulan soal resiko yang rendah dan kepastian pembayaran bunga dari instrumen pendapatan tetap, namun kekurangan pasar uang adalah tingkat return kecil dan minimum pembelian besar serta tempat pembelian instrumen harus lewat bank.
Sedangkan, pasar modal memiliki keunggulan return keuntungan yang tinggi, minimum investasi kecil dari Rp 100 ribu, serta mudah dilakukan jual beli dengan kemajuan aplikasi sekuritas online, namun resiko pasar modal lebih tinggi dan likuiditas tidak selalu bagus.
Pasar uang lebih tepat untuk investor yang butuh dana cepat dan aman untuk jangka pendek , sementara pasar modal cocok untuk investor yang ingin kenaikkan nilai investasi tinggi, dan untuk itu siap berinvestasi dalam jangka panjang.
Pasar uang adalah jenis pasar keuangan yang secara khusus memperjualbelikan instrumen investasi jangka pendek (berkisar antara 1-360 hari) antara calon investor dan pencari modal.
Adapun alasan mengapa jenis pasar keuangan ini dinamakan sebagai pasar uang adalah karena instrumen yang diperdagangkan merupakan instrumen keuangan jangka pendek (tidak lebih dari 1 tahun), yang berarti instrumen tersebut memiliki likuiditas yang tinggi, seperti halnya uang.
Jenis-jenis pasar uang berdasarkan prinsip pelaksanaannya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pasar uang konvensional dan pasar uang syariah. Dengan kata lain, di samping berlangsung menurut prinsip yang universal, pasar uang juga memfasilitasi kegiatan investasi halal yang menerapkan prinsip syariah.
Cara berinvestasi di pasar uang yang paling umum adalah dengan membeli produk pasar uang melalui Bank Umum.
Namun, Anda juga bisa berinvestasi di pasar uang melalui Manajer Investasi dengan cara membeli produk Reksa Dana Pasar Uang.
Pada pasar uang, nantinya, Anda akan memperoleh keuntungan dari pengembalian dana yang diinvestasikan ditambah bunga. Sementara apabila Anda berinvestasi pada instrumen pasar uang syariah, maka imbal hasil akan ditentukan berdasarkan kesepakatan saat akad.
Instrumen atau produk pasar uang adalah seluruh aset berupa surat berharga yang menjadi objek jual beli di pasar uang.
Beberapa contoh instrumen pasar uang, yaitu:
Sejumlah keunggulan melakukan penempatan dana di pasar uang adalah:
Resikonya kecil. Instrumen di pasar uang rata - rata merupakan deposito atau surat berharga yang resikonya rendah.
Instrumen pasar uang adalah berjenis pendapatan tetap, seperti deposito, obligasi dan surat berharga. Kupon dan bunga dari instrumen pasar uang sudah pasti jumlah dan jadwal pembayarannya.
Instrumen di pasar uang punya likuiditas yang tinggi. Artinya, penjualan instrumen mudah dilakukan pada harga yang baik.
Jadi, jika sedang butuh uang mendadak, instrumen pasar uang bisa dijual dan tidak menyebabkan kerugian.
Harga instrumen pasar uang punya fluktuasi yang rendah. Harganya tidak bergejolak.
Hal ini terkait dengan jenis instrumen yang berpendapatan tetap (fixed income) di pasar uang.
Pasar uang diotorisasi dan diawasi secara hukum oleh pelaku pasar yang berwenang, seperti Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Tersedia pilihan pasar uang syariah atau konvensional. Mereka yang ingin instrumen dijalakan sesuai prinsip Syariat, bisa memilih pasar uang Syariah.
Pasar uang relatif lebih ramah kepada investor pemula, karena meskipun tidak menawarkan keuntungan yang fantastis, stabilitas fluktuasinya dapat membantu para pemula untuk beradaptasi sebelum siap merambah pasar modal.
Biaya dalam melakukan traansaksi di pasar uang relatif lebih rendah. Hal ini mungkin terkait rendahnya fluktuasi harga di pasar uang.
Sejumlah kekurangan dari penempatan di pasar uang adalah:
Tingkat pengembalian/return relatif kecil dibandingkan dengan return pada pasar modal;
b. Kanal Pembelian Terbatas
Sebagian besar instrumennya hanya dapat dibeli melalui Bank. Nilai minimum pembelian pasar uang juga relatif besar.
Pasar modal adalah jenis pasar keuangan yang memperjualbelikan instrumen jangka panjang (lebih dari 1 tahun) antara calon investor dan pencari modal.
Sebagaimana pasar uang, menurut prinsip pelaksanaannya, pasar modal juga dibedakan menjadi dua, yaitu pasar modal konvensional dan pasar modal syariah.
Sedangkan secara umum, jenis pasar modal diklasifikasikan menjadi dua, yaitu pasar primer dan pasar sekunder.
Saat ini, investasi di pasar modal dapat dengan mudah dilakukan dengan cara membeli produk pasar modal melalui manajer investasi maupun perusahaan sekuritas, seperti: Ajaib, Bibit, Mirae Asset Sekuritas, Indo Premier Online Technology (IPOT), BNI Sekuritas, MNC Sekuritas (MotionTrade), dan lain-lain.
Beberapa contoh instrumen atau produk pasar modal yang menjadi objek jual beli pada pasar modal, yaitu:
Sejumlah keuntungan dari penempatan di pasar modal adalah:
Tingkat keuntungan relatif lebih besar dibandingkan pada pasar uang. Ini karena pasar modal adalah instrumen berjenis ekuitas.
Keuntungan diperoleh dari kenaikkan harga di pasar (capital gain) dan pembayaran deviden.
Akses pembelian instrumen pasar modal lebih mudah dan variatif. Saat ini sudah banyak aplikasi jual beli saham online yang sangat mudah digunakan untuk membeli instrumen pasar modal selain saham.
Untuk mulai berinvestasi di saham, modal minimum sangat kecil, bisaa mulai dari Rp 100 ribu. Jumlah minimum investasi di pasar modal sangat terjangkau.
Pasar modal diotorisasi dan diawasi secara hukum oleh pelaku pasar yang berwenang, seperti Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Tersedia pilihan pasar modal syariah atau konvensional. Mereka yang ingin instrumen dijalakan sesuai prinsip Syariat, bisa memilih pasar modal Syariah.
Instrumen pasar modal memberikan tingkat keuntungan yang tinggi dalam jangka panjang. Karena itu cocok untuk mencapai target tujuan keuangan yang besar, seperti dana pendidikan, dana pensiun.
Sejumlah kelemahan yang harus diantisipasi saat berinvestasi di pasar modal, yaitu:
Resiko berinvestasi di pasar modal lebih tinggi karena pasar modal adalah jenis insturmen ekuitas. Dalam ekuitas, pemilik modal ikut menghadapi resiko dari investasinya dan tidak menerima pembayaran tetap seperti di pasar uang.
Fluktuasi cenderung tinggi dan tidak stabil dalam instrumen pasar modal. Kita bisa lihat sendiri soal naik turunnya harga saham di pasar modal yang bisa sangat tajam.
c. Biaya Transaksi Mahal
Biaya dalam melakukan traansaksi di pasar modal relatif lebih mahal. Hal ini mungkin terkait tingginya fluktuasi harga di pasar modal.
Untuk memudahkan dalam membandingkan letak perbedaan keduanya, simak tabel ringkasannya di bawah ini:
Aspek | Pasar Uang | Pasar Modal |
---|---|---|
Pengertian | Pasar keuangan yang secara khusus memperjualbelikan instrumen investasi jangka pendek (berkisar antara 1-360 hari) antara calon investor dan pencari modal. | Pasar keuangan yang memperjualbelikan instrumen jangka panjang (lebih dari 1 tahun) antara calon investor dan pencari modal. |
Jangka waktu | Pendek (1 hari - 360 hari) | Panjang (lebih dari 1 tahun) |
Tujuan investasi | Memperoleh keuntungan jangka pendek | Memperoleh keuntungan jangka panjang |
Tingkat likuiditas | Tinggi | Lebih rendah dibanding pasar uang |
Contoh instrumen | Sertifikat Bank Indonesia (SBI),Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), Surat Berharga Komersial (Commercial Paper), Pinjaman Singkat (Call Money), Treasury Bills (T-Bills), Sertifikat Deposito | Saham (stocks), Obligasi (bonds), Reksa dana (mutual funds), Waran, Exchange Traded Fund (ETF), Opsi, Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD)/Right, Derivatif |
Tingkat risiko | Rendah | Tinggi |
Tingkat return | Rendah | Tinggi |
Kelebihan | Minim risiko, Likuiditas tinggi, Fluktuasi rendah dan lebih stabil | Return relatif lebih besar dibandingkan pada pasar uang, Akses pembelian instrumen lebih mudah dan variatif |
Kekurangan | Return relatif kecil dibandingkan pada pasar modal, Sebagian besar instrumennya hanya dapat dibeli melalui Bank | Risiko tinggi, Fluktuasi cenderung tinggi dan tidak stabil, Tingkat likuiditas lebih rendah dibandingkan pasar uang |
Daftar Isi
Komentar (0 Komentar)