Silakan masukkan kata kunci pada kolom pencarian

Kelebihan dan Kekurangan Bank OCBC Nisp

Daftar Isi

Kelebihan dan Kekurangan Bank OCBC Nisp

OCBC Indonesia adalah salah satu bank papan menengah di Indonesia. Bank ini dikenal cukup konservatif dan punya target kredit ke segmen UMKM dan SME.

Apa kelebihan dan kekurangan bank ini ? Kita urai satu persatu.

Apa itu Bank OCBC Nisp

PT Bank OCBC NISP Tbk (selanjutnya disebut Bank atau OCBC Indonesia) yang didirikan pada tahun 1941 dengan nama NV Nederlansch Indische Spaar En Deposito Bank, kemudian berubah namanya menjadi Bank NISP dan Bank OCBC NISP sebelum berubah menjadi OCBC Indonesia.

Berdiri pada tahun 1941, Bank Nisp baru benar-benar dikembangkan oleh keluarga Karmaka Surjaudaja dan Lelarati Lukman, dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian sebagai prinsip utama.

Bank berhasil bertumbuh dengan sangat sehat, bahkan di tengah kondisi krisis nasional dan global, seperti krisis ekonomi, politik, dan sosial pada akhir 1960- an, serta krisis perbankan Asia pada tahun 1998 di mana sangat banyak bank berjatuhan.

Kemampuan Bank untuk bertahan dan menjaga performa positif menarik perhatian berbagai institusi keuangan regional serta internasional, antara lain OCBC Bank (berkantor pusat di Singapura).

Selanjutnya OCBC Bank secara bertahap masuk menjadi pemegang saham pengendali. Kemampuan Bank kembali teruji semasa pandemi COVID-19, dan Bank sekali lagi membuktikan ketangguhannya. Pada akhir tahun 2022, Bank adalah salah satu dari 10 bank terbesar dan memiliki peringkat idAAA (stable) and AAA (idn)/stable dari pemeringkat nasional dan internasional.

Kelebihan OCBC Nisp

Sejumlah keunggulan dari bank Nisp adalah:

1. Pemimpin Pasar

Secara umum Bank mencapai target bisnisnya pada tahun 2022 dan menjaga posisi Bank dalam 10 besar berdasarkan Total Aset, Kredit yang diberikan, dan DPK. Dengan total aset senilai Rp238,5 triliun, Bank OCBC NISP menjaga pangsa pasarnya sebesar 2,1%*). Lembaga pemeringkat PEFINDO dan Fitch Ratings Indonesia pun menegaskan pemeringkatan kredit Bank tetap pada idAAA/ stabil dan AAA(idn)/stabil.

Bank mampu menjaga pertumbuhan profitabilitas selama tahun 2022. Laba bersih tumbuh 32,0% menjadi Rp3,3 triliun. Penyaluran kredit naik 13,9% menjadi Rp137,6 triliun. Inovasi produk dan layanan nasabah terus berlanjut, tingkat penetrasi e-channel juga terus naik, dengan kontribusi transaksi mencapai 97% dari jumlah keseluruhan volume transaksi.

2. Pertumbuhan Kredit

Pada akhir tahun 2022, total kredit bruto tercatat sebesar Rp137,6 triliun. Bank menjalankan fungsi intermediasinya dengan menerapkan prinsip kehati-hatian, tercermin dari kualitas kredit yang sehat dengan rasio NPL bersih sebesar 0,96% dan rasio NPL bruto sebesar 2,42%.

Tidak hanya menyediakan solusi pembiayaan standar, Bank juga menawarkan produk pembiayaan keberlanjutan, yaitu kredit kepada pengusaha UKM wanita (Women-Owned Small and Medium Enterprises-WSME) dan proyek yang berwawasan lingkungan termasuk green mortgage.

3. Simpanan Meningkat

Total DPK Bank mencapai Rp 176,1 triliun pada akhir tahun 2022 dengan didorong pertumbuhan dana murah (CASA) sebesar 13,0% yoy, sehingga rasio CASA Bank naik menjadi 54,6%. Bank berupaya meningkatkan fungsi intermediasi secara optimal, yang tercermin pada LDR mencapai 77,2% dan Loan to Funding Ratio (LFR) sebesar 75,1%.

4. Kinerja Keuangan Solid

Pendapatan bunga bersih mencapai Rp 8,7 triliun atau tumbuh 14,4%, terutama karena pertumbuhan pendapatan bunga seiring dengan pulihnya aktivitas ekonomi dan beban pendanaan yang terjaga dengan peningkatan CASA. 

Meskipun pendapatan operasional lainnya menjadi Rp1,9 triliun atau turun 9,5%, terutama karena faktor pergerakan pasar. 

Dengan demikian, pendapatan operasional Bank pun tercatat sebesar Rp10,6 triliun atau tumbuh 9,3%, sedangkan beban operasional mencapai Rp4,7 triliun atau naik 10,8%. Bank mencatatkan Laba Bersih sebesar Rp3,3 triliun atau tumbuh 32,0%. Total ekuitas meningkat menjadi Rp34,2 triliun dan CAR sebesar 21,5% di akhir tahun 2022, siap untuk mendukung pengembangan usaha Bank di masa yang akan datang dan mitigasi potensi risiko

5. Akuisisi Commonwealth Bank

Di tahun 2024, Bank OCBC Nisp menyelesaikan proses akuisisi 99% Bank Commonwealth. Langkah akuisisi ini akan meningkatkan asset dan modal NISP.

6. Dukungan Kuat Pemegang Saham Pengendali OCBC

OCBC Overseas Investments Pte. Ltd sejak tahun 2005 merupakan pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan per akhir tahun 2019 sebesar 85,1%. Diakui akan stabilitas dan keuangannya yang kuat, OCBC Bank menjadi pemegang saham yang selalu memberi dukungan penuh kepada Bank OCBC untuk pengelolaan jasa perbankan komersial di Indonesia.

7. Gagal Bayar Kredit Rendah dan Terkendali

Bank terus mengelola kualitas kredit yang sehat dengan rasio Non-Performing Loan (NPL)

bersih sebesar 0,6% dan NPL bruto sebesar 1,6%. Jauh dibawah ketentuan NPL 5% dari Bank Indonesia.

Kekurangan OCBC Nisp

Meskipun punya sejumlah keunggulan, tapi bank ini tidak lepas dari kekurangan, yaitu:

1. Target Segment Perkotaan

Bank ini punya target segmen masyarakat di perkotaan. Jaringannya belum mencakup di pedesaan.

2. Jumlah ATM Terbatas

Jumlah ATM OCBC Indonesia hanya sebanyak 496 ATM.

3. Jumlah Kantor Cabang terbatas

OCBC Indonesia hanya memiliki jaringan 199 kantor di 54 kota di Indonesia. Jumlahnya cukup terbatas dibandingkan luasnya Indonesia.

Tags

Bagikan Melalui

Daftar Isi

Berlangganan Duwitmu

Komentar (0 Komentar)

Tulis Komentar - Balasan untuk Tito Shadam

Email Anda tidak akan di publish

Batalkan Membalas

Captcha Wajib Diisi

Artikel Terkait