Silakan masukkan kata kunci pada kolom pencarian

4 Bank BUMN Terbaik Terkuat di Indonesia (2024)

Daftar Isi

4 Bank BUMN Terbaik Terkuat di Indonesia (2024)

Pasar perbankan Indonesia masih dikuasai oleh bank BUMN. Kepercayaan masyarakat ke bank milik pemerintah ini masih kuat.

Kita mengulas apa bank BUMN terbaik saat ini. Mana bank terbaik.

Bank BRI

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk adalah bank umum milik Pemerintah Republik Indonesia yang didirikan dan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 18 Desember 1968 berdasarkan Undang-undang No. 21 Tahun 1968.

BRI memiliki 1 Kantor Pusat serta melayani seluruh nasabah melalui 8.208 unit kerja dan 250.267 jaringan e-channel yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan luar negeri.

Posisi Aset BRI pada 31 Desember tahun 2022 tercatat sebesar Rp1.865,64 triliun, meningkat 11,18% dibandingkan pada akhir tahun 2021 yang sebesar Rp1.678,10 triliun.

Sehingga pada September 2022, BRI menguasai 15,03% dari total aset perbankan nasional sebesar Rp10.487,58 triliun.

Laba tahun berjalan BRI periode 2022 tercatat sebesar Rp 51,41 triliun atau mampu tumbuh sebesar 67,15% dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp30,76 triliun.

Pertumbuhan laba bersih konsolidasian tersebut didorong oleh pertumbuhan laba bersih Perseroan secara Bank only yang tercatat sebesar Rp 47,8 triliun atau mampu tumbuh sebesar 48,46% dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp 32,2 triliun, serta kontribusi positif seluruh entitas anak yang naik 407,86% YoY atau Rp4,20 triliun

Bisnis mikro telah lama menjadi kompetensi inti bagi BRI. Dengan dukungan sebaran jaringan kantor yang luas dan tenaga pemasar yang kompeten, BRI telah menjangkau dan melayani kebutuhan layanan keuangan bagi para pelaku usaha Mikro hingga pelosok negeri.

Total outstanding kredit bisnis mikro tahun 2022 sebesar Rp 449,63 triliun, meningkat 13,27% dibandingkan dengan tahun 2021 yang sebesar Rp 396,96 triliun.

Hingga Desember 2022, BRI memiliki CAR sebesar 23,30% (bank only) dan 25,54% (konsolidasi).

Total CAR minimum BRI berada di level 14,46% maka CAR BRI pada tahun 2022 yang sebesar 23,30% (bank only) dan 25,54% (konsolidasi) telah memenuhi ketentuan regulator perbankan dan jasa keuangan tersebut.

Bank Mandiri

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (selanjutnya disebut Bank Mandiri atau Perseroan) didirikan pada tanggal 2 Oktober 1998 di negara Republik Indonesia dengan akta notaris Sutjipto, S.H., No. 10, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 75 tahun 1998 tanggal 1 Oktober 1998.

Bank Mandiri didirikan melalui penggabungan usaha PT Bank Bumi daya (Persero) (BBD), PT Bank Dagang Negara (Persero) (BDN), PT Bank ekspor Impor Indonesia (Persero) (Bank Exim) dan PT Bank Pembangunan Indonesia (Persero) (Bapindo) (selanjutnya secara bersama sama disebut “Bank Peserta Penggabungan”).

Dari sisi pertumbuhan volume bisnis, Bank Mandiri mencatat penyaluran kredit konsolidasian*) sepanjang tahun 2022 mencapai Rp1.202,23 triliun, tumbuh 14,48% yoy dari tahun 2021 yang sebesar Rp1.050,16 triliun.

Pertumbuhan kredit Bank Mandiri ini telah berhasil melampaui pertumbuhan kredit perbankan Indonesia di tahun 2022 yang sebesar 11,35% yoy.

Laba bersih konsolidasi Bank Mandiri berhasil dibukukan sebesar Rp41,17 triliun, tumbuh 46,89% (yoy) dibandingkan capaian di 2021.

Pertumbuhan laba bersih Bank Mandiri yang pesat ini terutama didukung fungsi intermediasi yang dapat tumbuh double digit. Kredit konsolidasian Bank Mandiri tercatat mencapai Rp1.202,23 triliun di 2022 dengan pertumbuhan sebesar 14,48% (yoy), atau lebih tinggi dari pertumbuhan kredit industri perbankan sebesar 11,35% (yoy).

Performa bisnis kredit yang solid ini juga diimbangi Bank Mandiri dengan kualitas aset yang mengalami perbaikan. Per akhir 2022, rasio NPL Bank Mandiri secara bank only berhasil menurun ke level 1,88% atau turun 93 basis point (bps) dibandingkan posisi akhir 2021 sebesar 2,81%.

Bank BNI

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (selanjutnya disebut “BNI” atau “Bank”) secara resmi didirikan oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 5 Juli 1946 melalui Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2 Tahun 1946 tentang Pembentukan Bank Negara Indonesia (BNI), yang disebut sebagai UU BNI Tahun 1946 tanggal 5 Juli 1946.

Hingga 31 Desember 2022, BNI memiliki 1 (satu) kantor pusat, 17 kantor wilayah, 10 (sepuluh) jaringan kantor luar negeri dan 1.870 jaringan kantor yang terdiri dari kantor cabang, kantor cabang pembantu, dan Sentra Bisnis.

Untuk mengakses layanan BNI yang lebih mudah, lebih cepat dan lebih dekat, saat ini BNI juga memiliki 164.979 BNI Agen46 sebagai jaringan branchless banking yang bertujuan untuk mendukung literasi dan inklusi keuangan masyarakat.

BNI berhasil menutup 2022 dengan mencetak kinerja impresif dan berhasil melampaui konsensus pasar. Hal ini tercermin dari laba bersih konsolidasi yang tercatat Rp18,3 triliun, tumbuh signifikan 68% year-on-year (YoY), dan merupakan perolehan laba bersih tertinggi yang melampaui pencapaian sebelum pandemi.

Kinerja yang prima ini terwujud di tengah lingkungan bisnis yang dinamis sepanjang tahun 2022 serta upaya memastikan agenda transformasi perusahaan terus berjalan sesuai dengan blueprint.

Total aset BNI di tahun 2022 mengalami peningkatan hingga 6,7%. Pertumbuhan aset ini terutama dipengaruhi oleh kenaikan pinjaman sebesar 10,9%, dari Rp 582,4 triliun di tahun 2021 menjadi Rp646,2 triliun di tahun 2022.

Pinjaman yang diberikan, atau dikenal juga sebagai kredit yang disalurkan oleh Bank, memiliki kontribusi terbesar terhadap total aset BNI dengan komposisi mencapai 62,7% di tahun 2022 dari 60,4% di tahun sebelumnya, di mana hal ini mencerminkan bisnis inti BNI sebagai penyalur kredit. Pertumbuhan penyaluran kredit ini diimbangi dengan kualitas kredit yang menguat, di mana NPL Gross di tahun 2022 sebesar 2,8%, menurun dari tahun sebelumnya sebesar 3,7%.

BNI memiliki jaringan kantor terluas di luar negeri, yang berkedudukan di pusat bisnis dan keuangan dunia, yaitu di Singapura, Hong Kong, Tokyo, New York, London, Seoul, dan Amsterdam.

Sepanjang tahun 2022, BNI terus memacu kinerja internasional, salah satunya melalui program BNI Xpora yang dijalankan khusus untuk mendorong pelaku UMKM melakukan ekspor ke luar negeri. Didukung program Xpora, di tahun 2022 BNI telah memiliki portofolio kredit ekspor mencapai Rp26,7 triliun, yang diberikan kepada lebih dari 39 ribu nasabah.

BSI Syariah

BSI adalah Bank Syariah Indonesia yang merupakan merger Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah, dan BRI Syariah menjadi satu entitas pada 1 Februari 2021 yang bertepatan dengan 19 Jumadil Akhir 1442 H.

BSI menyatukan kelebihan dari ketiga Bank Syariah sehingga menghadirkan layanan yang lebih lengkap, jangkauan lebih luas, serta memiliki kapasitas permodalan yang lebih baik. Didukung sinergi dengan perusahaan induk (Mandiri, BNI, BRI) serta komitmen pemerintah melalui Kementerian BUMN, Bank Syariah Indonesia didorong untuk dapat bersaing di tingkat global.

Aset BSI tumbuh 15,2% dibandingkan tahun sebelumnya, dari Rp265,3 triliun menjadi Rp305,7 triliun. Sementara, Laba bersih Bank BSI tumbuh 40,7%, sehingga menjadi Rp4,3 triliun.

Menempatkan Bank BSi sebagai bank Syariah dengan aset dan laba terbesar di Indonesia.

Hingga berakhirnya tahun buku 2022, Bank Syariah Indonesia menyediakan beragam produk dan layanan sesuai dengan kebutuhan dan profil masing-masing nasabah. Produk dan layanan tersebut terbagi dalam 4 (empat) kategori yaitu individu, perusahaan, digital banking dan kartu.

BSI memiliki penawaran produk Syariah yang paling lengkap di Indonesia saat ini.

Jaringan bisnis dan wilayah operasi BSI didukung oleh kantor wilayah hingga kantor fungsional operasi di seluruh Indonesia.

Terdapat 1.112 Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu BSI di banyak provinsi sejalan dengan visi BSI untuk memberikan akses solusi keuangan syariah di Indonesia

BSI meningkatkan pertumbuhan pembiayaan secara year on year (yoy) sebesar 21,26%. Pencapaian tersebut di atas kinerja perbankan sebesar 11,35% (yoy).

Ekuitas Bank BSI terus tumbuh, hingga menjadi Rp33,5 triliun di tahun 2022, dari Rp 25,0 triliun di tahun sebelumnya.

Pasca rights issue pada bulan Desember tahun 2022, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) BSI mencapai 20,29%. Namun masih belum mencapai target yang ditetapkan, karena pertumbuhan pembiayaan yang cukup ekspansif sehingga meningkatkan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR).

Tags

Bagikan Melalui

Daftar Isi

Berlangganan Duwitmu

Komentar (0 Komentar)

Tulis Komentar - Balasan untuk Tito Shadam

Email Anda tidak akan di publish

Batalkan Membalas

Captcha Wajib Diisi

Artikel Terkait