Daftar Isi
Siapa yang tidak kenal BRI ? Salah satu bank terbaik dan terbesar di Indonesia.
Namun, apa pernah kita menganalisa kelebihan dan kekurangan bank milik pemerintah ini.
Dari pengalaman sebagai pemegang saham BRI selama beberapa tahun, kami menganalisa kelebihan serta kekurangan bank wong cilik ini.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk adalah bank umum milik Pemerintah Republik Indonesia yang didirikan dan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 18 Desember 1968 berdasarkan Undang-undang No. 21 Tahun 1968.
BRI memiliki 1 Kantor Pusat serta melayani seluruh nasabah melalui 8.208 unit kerja dan 250.267 jaringan e-channel yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan luar negeri.
BRI aman karena merupakan bank umum milik pemerintah yang sudah mendapatkan izin sebagai bank umum konvensional dari OJK dan Bank Indonnesia.
Dari analisa laporan keuangan dan kinerja finansial, kami menilai sejumlah keunggulan dari BRI adalah;
Posisi Aset BRI pada 31 Desember tahun 2022 tercatat sebesar Rp1.865,64 triliun, meningkat 11,18% dibandingkan pada akhir tahun 2021 yang sebesar Rp1.678,10 triliun.
Sehingga pada September 2022, BRI menguasai 15,03% dari total aset perbankan nasional sebesar Rp10.487,58 triliun.
Laba tahun berjalan BRI periode 2022 tercatat sebesar Rp 51,41 triliun atau mampu tumbuh sebesar 67,15% dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp30,76 triliun.
Pertumbuhan laba bersih konsolidasian tersebut didorong oleh pertumbuhan laba bersih Perseroan secara Bank only yang tercatat sebesar Rp 47,8 triliun atau mampu tumbuh sebesar 48,46% dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp 32,2 triliun, serta kontribusi positif seluruh entitas anak yang naik 407,86% YoY atau Rp4,20 triliun
Bisnis mikro telah lama menjadi kompetensi inti bagi BRI. Dengan dukungan sebaran jaringan kantor yang luas dan tenaga pemasar yang kompeten, BRI telah menjangkau dan melayani kebutuhan layanan keuangan bagi para pelaku usaha Mikro hingga pelosok negeri.
Total outstanding kredit bisnis mikro tahun 2022 sebesar Rp 449,63 triliun, meningkat 13,27% dibandingkan dengan tahun 2021 yang sebesar Rp 396,96 triliun.
Peningkatan tersebut terutama berasal dari pertumbuhan KUR Mikro sebesar 32,18%. Kenaikan KUR Mikro dikarenakan kenaikan alokasi kuota KUR Mikro BRI pada tahun 2022 menjadi sebesar Rp 227,4 triliun.
Hingga Desember 2022, BRI memiliki CAR sebesar 23,30% (bank only) dan 25,54% (konsolidasi).
Total CAR minimum BRI berada di level 14,46% maka CAR BRI pada tahun 2022 yang sebesar 23,30% (bank only) dan 25,54% (konsolidasi) telah memenuhi ketentuan regulator perbankan dan jasa keuangan tersebut.
Secara struktur permodalan, hingga Desember 2022, BRI memiliki modal inti (Tier-1) sebesar Rp 234,73 triliun (bank only) dan Rp273.81 triliun (konsolidasi) serta Modal Pelengkap (Tier-2) sebesar Rp10,56 triliun (bank only) dan Rp11,27 triliun (konsolidasi) dengan rasio CAR Tier-1 mencapai 22,30% (bank only) dan 24,53% (konsolidasi).
BRI mengakuisisi Pegadaian dan PNM untuk memperkuat eksistensi di sektor kredit mikro.
Dilakukan melalui Holding Ultra Mikro antara BRI (sebagai induk) dengan PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM).
Satu tahun setelah pendirian, Holding Ultra Mikro berhasil mengintegrasikan lebih dari 34 juta nasabah ultra mikro untuk mendapatkan layanan keuangan formal.
Return on Assets (ROA) before tax BRI sebesar 3,76% (bank only) di tahun 2022 atau meningkat 1,04% dibanding tahun 2021 yang sebesar 2,72% (bank only).
Kenaikan ROA tidak terlepas oleh kenaikan performa Perseroan yang didorong oleh kemampuan perseroan untuk terus menumbuhkan pendapatan bunga bersih, perolehan pendapatan operasional non bunga serta kemampuan efisiensi biaya pencadangan kredit dan menjaga pertumbuhan opex pada level yang optimal.
Sementara itu, Perseroan mampu menjaga marjin pendapatan bunga bersih (NIM) BRI pada tahun 2022 sebesar sebesar 6,80% (bank only) atau cenderung flat jika dibandingkan tahun 2021 yang tercatat sebesar 6,89% (bank only).
BRI memiliki 8.208 unit kerja dan 250.267 jaringan e-channel yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan luar negeri, yang terdiri atas:
AgenBRILink adalah model kemitraan yang ditawarkan oleh BRI kepada masyarakat untuk memperluas layanan keuangan BRI.
Dengan adanya AgenBRILink yang tersebar lebih dari 627 ribu di seluruh Indonesia, terdapat keunggulan kompetitif pada AgenBRILink yaitu memudahkan masyarakat dalam bertransaksi keuangan tanpa harus ke Bank.
AgenBRILink dapat melakukan transaksi perbankan dengan menggunakan EDC BRILink ataupun BRILink Mobile secara real time online.
Sampai dengan 31 Desember 2022, terdapat 627.012 AgenBRILink di seluruh pelosok Indonesia. Jumlah tersebut terdiri dari 125.926 AgenBRILink EDC dan 501.086 AgenBRILink Mobile, dan tersebar di lebih dari 58,9 ribu desa di seluruh Indonesia.
BRI Digital Saving adalah channel pembukaan rekening secara online melalui aplikasi BRImo ataupun melalui kerjasama dengan pihak ketiga dalam bentuk launcher.
Proses pembukaannya dilakukan secara fully digital sehingga memiliki standar secara metode Know Your Customer (KYC), alur pembukaan rekening, dan user experience. Pembukaan rekening online secara digital telah mencapai per Desember 2022 adalah sebesar 5,19 juta rekening dengan total saldo Rp 12,14 triliun.
Baca Juga - Tabel Angsuran KPR BRI, Pinjaman Jaminan Sertifikat Rumah BRI, Jenis Tabungan BRI, TabunganKu BRI
Meskipun menjadi bank terbesar di Indonesia, tapi BRI masih memiliki sejumlah kekurangan dilihat dari laporan keuangan dan kinerjanya dibandingkan bank sekelas, yaitu:
Rasio CASA Perseroan baik konsolidasi dan bank only dengan masing-masing tercatat sebesar 66,70% dan 66,92% yang pada tahun sebelumnya tercatat sebesar 63,08% dan 63,30%.
Angka ini masih lebih rendah dari bank BCA yang mencapai 80%.
Pertumbuhan simpanan Perseroan pada tahun 2022 fokus pada pertumbuhan simpanan berbiaya rendah (CASA). CASA tercatat tumbuh sebesar 21,46% untuk konsolidasian dan sebesar 21,93% secara bank only.
Kolektibilitas kredit dapat diukur dengan rasio kualitas aset atau Non-Performing Loan (NPL). BRI memiliki rasio kredit bermasalah (NPL) pada tahun 2022 sebesar 2,67%, mampu lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2021 yang sebesar 3,00%.
Angka NPL BRI ini masih lebih tinggi dari pesaingnya Bank BCA yang bisa mencata dibawah 2%.
Penurunan ini sejalan dengan strategi Perseroan dalam melakukan soft-landing kredit yang terdampak Covid-19 serta penyaluran kredit terhadap sektor-sektor yang tidak berisiko.
Namun, dibandingkan kompetitornya, seperti BCA, Npl BRI masih lebih tinggi.
BRI fokus di sektor mikro pedesaan, sehingga eksistensinya di perkotaan masih relatif lebih kecil dibandingkan bank - bank besar lainnya, seperti BCA dan Mandiri.
Meskipun di satu sisi berperan sebagai agen penyalur pinjaman pemerintah, porsi penyaluran KUR dari Pemerintah di portofolio kredit BRI cukup signifikan.
Akibatnya jika proses persetujuan KUR dari pemerintah terlambat, implikasinya terhadap kinerja kredit di BRi.
Baca Juga - Saldo Minimal Tabungan BRI, Tabel Angsuran Gadai Motor BRI, Manfaat Kartu Kredit BRI, Agen BRILink, syarat pinjam uang di bank bri, kredit pensiun usia 80 tahun bri, kkb bri, tabel angsuran bri, cara beli saham bri, tabungan berjangka bri, bikin atm bri online, tabel angsuran briguna bri 2022, bri business card, tabel pinjaman bri,
Daftar Isi
Komentar (1 Komentar)