Silakan masukkan kata kunci pada kolom pencarian

Bank BCA vs BRI, Mana yang Terbaik

Daftar Isi

Bank BCA vs BRI, Mana yang Terbaik

Poin-poin Penting

  • BCA adalah salah satu bank yang paling besar untungnya diukur dari profit dan ROE
  • BRI adalah bank pemerintah BUMN yang fokus ke segmen mikro
  • BCA dan BRI adalah dua bank terbesar di Indonesia saat ini

Kita semua pasti maklum bahwa BCA dan BRI adalah dua bank terbesar dan terbaik di Indonesia saat ini.

Namun, setelah mendalami lebih jauh, membaca laporan tahunan dan riset banyak analis, kami menyimpulkan bahwa BCA dan BRI punya target pasar yang berbeda.

Alhasil, BCA dan BRI tidak bersaing head to head karena keduanya mengisi ceruk pasar yang berbeda.

BCA mentargetkan masyarakat perkotaan dengan alokasi pengucuran kredit mayoritas ke korporasi dan pengusaha (SME), sementara BRI menyasar ke masyarakat pedesaan dengan alokasi kredit paling besar di sektor mikro lewat program KUR.

Terkait digital banking, BCA terlihat sedikit lebih unggul karena aplikasinya lebih beragam dengan variasi fitur yang lebih lengkap dibandingkan BRI.

Namun, kekuatan BRI adalah jaringan BRILink yang menjangkau masyarakat pedesaan yang kurang akses ke layanan perbankan, dibandingkan eksposur BCA yang terbatas di masyarakat desa.

Apa itu BCA

Apa itu BCA

Bank Central Asia (BCA) adalah salah satu bank swasta terbesar di Indonesia yang didirikan pada 21 Februari 1957, dengan total asset mencapai Rp 1.322T, kredit Rp 714T, dan laba profit 11,5T.

Bank BCA memiliki 1.247 kantor cabang, 18.348 mesin ATM dan >36 juta rekening nasabah.

Awalnya bernama "NV Perseroan Dagang Dan Industrie Semarang Knitting Factory", namanya kemudian diubah menjadi PT Bank Central Asia (BCA). Grup Salim mendirikan bank ini dan Mochtar Riady mengambil alih kendali, memperluas bank ini dengan cepat selama tahun 1980-an dan 90-an.

Selama krisis keuangan 1997 dan Kerusuhan Mei 1998, bank ini menghadapi hutang besar dan diambil alih oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional sebelum dijual ke grup Djarum. Pada tahun 2000, BPPN menjual sebagian sahamnya melalui penawaran umum perdana. Farindo Investment (Mauritius) Limited mengakuisisi 51% saham BCA pada tahun 2002. Pemerintah Indonesia sepenuhnya menjual kepemilikannya di BCA pada tahun 2005.

Djohan Emir Setijoso adalah Komisaris Utama dan Jahja Setiaatmadja adalah Direktur Utama BCA.

Kelebihan BCA

Dari membaca berbagai sumber, termasuk laporan tahunan, laporan keuangan, kami menilai kekuatan bank ini adalah:

1. Salah Satu Bank Paling Profit di Indonesia

BCA dan anak perusahaan membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 29,6% menjadi Rp40,7 triliun ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga bersih, pendapatan selain bunga serta penurunan pencadangan kredit.

Pada tahun 2022, laba sebelum pajak penghasilan mencapai Rp50,5 triliun, naik 29,9% dibandingkan tahun 2021.

Kinerja yang solid di berbagai aspek pada Laporan Laba Rugi mendukung profitabilitas Bank. BCA mencatat pertumbuhan yang positif pada pendapatan bunga bersih maupun pendapatan operasional selain bunga. Hal tersebut didukung oleh pertumbuhan kredit yang solid, pendanaan CASA yang kokoh serta pertumbuhan volume transaksi pembayaran di berbagai kanal.    
BCA juga berhasil menurunkan biaya CKPN sejalan dengan perbaikan pada kualitas kredit, serta menjaga tingkat beban operasional.

2. Top 3 Aset dan Kredit Bank di Indonesia

Total aset BCA naik 7,0%, sementara kredit BCA tumbuh 11,7% dibandingkan tahun sebelumnya. Kredit BCA tumbuh secara merata di seluruh segmen, dimana kredit korporasi berkontribusi hampir setengah dari total pertumbuhan kredit secara tahunan. Pangsa pasar kredit BCA tercatat sebesar 10,6% di September 2022

Portofolio kredit naik 11,7% menjadi Rp 694,9 triliun, dengan peningkatan kredit tertinggi tercatat di kuartal dua disebabkan adanya liburan Hari Raya Idul Fitri. Total kredit baru yang disalurkan sepanjang tahun 2022 mencapai Rp 496,2 triliun atau naik 29,5% secara tahunan.

3. Saham Bank Terbaik di Indonesia

BCA dikenal sebagai saham bank terbaik di Indonesia, yang ditunjukkan oleh market cap BCA yang paling tinggi di Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini.

Pergerakkan harga saham BCA sangat signifikan mempengaruhi IHSG.

4. Kualitas Kredit Terbaik, NPL LAR Rendah,

BCA dikenal sebagai bank yang prudent dalam memberikan kredit.

Pada Desember 2022, posisi NPL sekitar 1,7%, lebih rendah dari tahun sebelumnya yang sebesar 2,2%.

Sementara, Rasio Loan at Risk (LAR) terus menurun seiring dengan pemulihan kondisi usaha debitur. LAR tercatat sebesar 10,0% dari total kredit, turun jika dibandingkan 14,6% pada tahun sebelumnya serta 19,4% pada puncak pandemi.

Akibat positifnya, beban penyisihan kerugian penurunan nilai aset di tahun 2022 turun sebesar 51,5% dari tahun sebelumnya menjadi Rp4,5 triliun seiring dengan perbaikan secara signifikan pada kualitas kredit.

BCA membukukan sebagian besar pencadangan penurunan nilai kredit yang terdampak pandemi pada tahun 2020 dan 2021. Rasio biaya CKPN kredit terhadap rata-rata portofolio kredit (cost of credit) berada pada level 0,7% di tahun 2022, turun dari 1,6% di tahun sebelumnya

5. Kuat di Komposisi Dana Murah

BCA memiliki komposisi pendanaan yang murah yang didominasi oleh CASA. Dana murah ini penting sekali dalam perbankan karena mempengaruhi keuntungan.

Kontribusi dana murah di BCA mencapai 81% dari total dana pihak ketiga di 2022.

Dana CASA naik 10,4% secara tahunan, dan sempat tumbuh mencapai 20% secara tahunan pada masa pandemi (2020-2021). Selama tahun 2022, giro meningkat 13,1% menjadi Rp 321,9 triliun, sementara tabungan juga mencatat pertumbuhan sebesar 8,8% dibandingkan tahun lalu menjadi Rp 522,5 triliun.

Kenaikan pada giro terutama dikontribusi oleh nasabah dari segmen UKM, sedangkan kenaikan tabungan berasal dari nasabah segmen mass. Pada akhir tahun, rasio CASA terhadap total dana pihak ketiga mencapai 81,9%, tertinggi selama sembilan tahun terakhir, dan mencapai pangsa pasar di September 2022 sebesar 17,3%.

6. ROE dan ROA Tinggi

Akibat, BCA punya struktur dana murah, return on equity bank ini menjadi tinggi. Salah satu yang paling tinggi di antara bank - bank besar lainnya.

Pada akhir 2022, tingkat pengembalian atas aset (ROA) dan tingkat pengembalian atas ekuitas (ROE) masing-masing tercatat sebesar 3,2% dan 21,7%, meningkat dari tahun sebelumnya masing-masing 2,8% dan 18,3%

7. Jaringan ATM Luas

Bank BCA memiliki 1.247 Cabang dan 18.268 ATM. Salah satu bank dengan jaringan ATM terbesar di Indonesia.

8. Digitalisasi Transaksi Perbankan

Pada tahun 2022, frekuensi transaksi di digital channel BCA terus mendominasi hingga mencapai 99,5% dari total keseluruhan transaksi BCA yang mencapai 22,3 miliar transaksi. Dari pencapaian tersebut, kontribusi mobile banking dan internet banking sebesar 89,9%. Di sisi lain, penggunaan ATM dan Cabang untuk transaksi tetap bertumbuh sebesar 9,5% YoY.

Hal ini selaras dengan penambahan jumlah rekening nasabah di tahun 2022 sebesar 6,2 juta rekening, sehingga secara total menjadi 34,7 juta rekening pada Desember 2022

9. Kuat di Permodalan

BCA selalu menjaga kondisi permodalan yang memadai sebagai upaya untuk mendukung pertumbuhan bisnis Bank dan Anak Perusahaan yang berkelanjutan.

Ekuitas naik 9,0% pada 2022, ditopang oleh kenaikan pada pos saldo laba tahun berjalan. Permodalan tetap kokoh seperti tercermin pada rasio kecukupan modal (CAR) yang tercatat sebesar 25,8% setelah memperhitungkan risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional.

Kelemahan BCA

Namun, BCA juga memiliki sejumlah kekurangan, yaitu:

1. Fokus di Wilayah Perkotaan

Wilayah operasional BCA terpusat di perkotaan. Bank ini jarang atau sedikit punya cabang di wilayah pedesaan.

2. Porsi Pinjaman Mikro UMKM Sedikit

Kredit BCA lebih banyak di korporasi dan konsumen perkotaan. Kredit yang disalurkan ke sektor UMKM dan kecil menengah cukup kecil.

Meskipun BCA punya kredit KUR yang disalurkan secara rutin ke masyarakat, tapi jumlahnya sedikit.

3. Extra Hati - Hati, Sulit Dapat Kredit dari BCA

BCA dikenal sebagai bank yang prudent dalam penyaluran kredit tapi akibatnya kita tidak mudah mendapatkan kredit dari BCA.

Bank ini dikenal cukup pelit dalam memberikan plafon pinjaman. Berbeda dengan bank - bank lain yang lebih royal dalam memberikan limit kredit.

Apa itu Bank BRI

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk adalah bank umum milik Pemerintah Republik Indonesia yang didirikan dan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 18 Desember 1968 berdasarkan Undang-undang No. 21 Tahun 1968.

BRI memiliki 1 Kantor Pusat serta melayani seluruh nasabah melalui 8.208 unit kerja dan 250.267 jaringan e-channel yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan luar negeri.

Kelebihan BRI

Dari analisa laporan keuangan dan kinerja finansial, kami menilai sejumlah keunggulan dari BRI adalah;

1. Aset Terbesar di Indonesia

Posisi Aset BRI pada 31 Desember tahun 2022 tercatat sebesar Rp1.865,64 triliun, meningkat 11,18% dibandingkan pada akhir tahun 2021 yang sebesar Rp1.678,10 triliun.

Sehingga pada September 2022, BRI menguasai 15,03% dari total aset perbankan nasional sebesar Rp10.487,58 triliun.

2. Laba Bank Tertinggi di Indonesia

Laba tahun berjalan BRI periode 2022 tercatat sebesar Rp 51,41 triliun atau mampu tumbuh sebesar 67,15% dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp30,76 triliun.

Pertumbuhan laba bersih konsolidasian tersebut didorong oleh pertumbuhan laba bersih Perseroan secara Bank only yang tercatat sebesar Rp 47,8 triliun atau mampu tumbuh sebesar 48,46% dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp 32,2 triliun, serta kontribusi positif seluruh entitas anak yang naik 407,86% YoY atau Rp4,20 triliun

3. Penyalur Kredit Mikro Terbesar

Bisnis mikro telah lama menjadi kompetensi inti bagi BRI. Dengan dukungan sebaran jaringan kantor yang luas dan tenaga pemasar yang kompeten, BRI telah menjangkau dan melayani kebutuhan layanan keuangan bagi para pelaku usaha Mikro hingga pelosok negeri.

Total outstanding kredit bisnis mikro tahun 2022 sebesar Rp 449,63 triliun, meningkat 13,27% dibandingkan dengan tahun 2021 yang sebesar Rp 396,96 triliun.

Peningkatan tersebut terutama berasal dari pertumbuhan KUR Mikro sebesar 32,18%. Kenaikan KUR Mikro dikarenakan kenaikan alokasi kuota KUR Mikro BRI pada tahun 2022 menjadi sebesar Rp 227,4 triliun.

4. Permodalan BRI Kuat

Hingga Desember 2022, BRI memiliki CAR sebesar 23,30% (bank only) dan 25,54% (konsolidasi).

Total CAR minimum BRI berada di level 14,46% maka CAR BRI pada tahun 2022 yang sebesar 23,30% (bank only) dan 25,54% (konsolidasi) telah memenuhi ketentuan regulator perbankan dan jasa keuangan tersebut.

Secara struktur permodalan, hingga Desember 2022, BRI memiliki modal inti (Tier-1) sebesar Rp 234,73 triliun (bank only) dan Rp273.81 triliun (konsolidasi) serta Modal Pelengkap (Tier-2) sebesar Rp10,56 triliun (bank only) dan Rp11,27 triliun (konsolidasi) dengan rasio CAR Tier-1 mencapai 22,30% (bank only) dan 24,53% (konsolidasi).

5. Jaringan Mikro Terluas di Indonesia

BRI mengakuisisi Pegadaian dan PNM untuk memperkuat eksistensi di sektor kredit mikro.

Dilakukan melalui Holding Ultra Mikro antara BRI (sebagai induk) dengan PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM).

Satu tahun setelah pendirian, Holding Ultra Mikro berhasil mengintegrasikan lebih dari 34 juta nasabah ultra mikro untuk mendapatkan layanan keuangan formal.

6. BRI Mencatat ROA dan NIM Tinggi

Return on Assets (ROA) before tax BRI sebesar 3,76% (bank only) di tahun 2022 atau meningkat 1,04% dibanding tahun 2021 yang sebesar 2,72% (bank only).

Kenaikan ROA tidak terlepas oleh kenaikan performa Perseroan yang didorong oleh kemampuan perseroan untuk terus menumbuhkan pendapatan bunga bersih, perolehan pendapatan operasional non bunga serta kemampuan efisiensi biaya pencadangan kredit dan menjaga pertumbuhan opex pada level yang optimal.

Sementara itu, Perseroan mampu menjaga marjin pendapatan bunga bersih (NIM) BRI pada tahun 2022 sebesar sebesar 6,80% (bank only) atau cenderung flat jika dibandingkan tahun 2021 yang tercatat sebesar 6,89% (bank only).

7. Jaringan Kantor Luas ke Pelosok Indonesia

BRI memiliki 8.208 unit kerja dan 250.267 jaringan e-channel yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan luar negeri, yang terdiri atas:

  • 1 Kantor Pusat dan 18 Kantor Wilayah
  • 449 Kantor Cabang dan Kantor Cabang Khusus
  • 6 Kantor Cabang Luar Negeri
  • 7.611 Kantor Cabang Pembantu dan 3 Kantor Cabang Pembantu Luar Negeri
  • 117 Teras BRI Keliling dan 4 Teras BRI Kapal

8. Inovasi AgenBRILink, Bertransaksi Tanpa Harus ke Bank

AgenBRILink adalah model kemitraan yang ditawarkan oleh BRI kepada masyarakat untuk memperluas layanan keuangan BRI.

Dengan adanya AgenBRILink yang tersebar lebih dari 627 ribu di seluruh Indonesia, terdapat keunggulan kompetitif pada AgenBRILink yaitu memudahkan masyarakat dalam bertransaksi keuangan tanpa harus ke Bank.

AgenBRILink dapat melakukan transaksi perbankan dengan menggunakan EDC BRILink ataupun BRILink Mobile secara real time online.

Sampai dengan 31 Desember 2022, terdapat 627.012 AgenBRILink di seluruh pelosok Indonesia. Jumlah tersebut terdiri dari 125.926 AgenBRILink EDC dan 501.086 AgenBRILink Mobile, dan tersebar di lebih dari 58,9 ribu desa di seluruh Indonesia.

9. Buka Tabungan Online di BRI Digital Saving

BRI Digital Saving adalah channel pembukaan rekening secara online melalui aplikasi BRImo ataupun melalui kerjasama dengan pihak ketiga dalam bentuk launcher.

Proses pembukaannya dilakukan secara fully digital sehingga memiliki standar secara metode Know Your Customer (KYC), alur pembukaan rekening, dan user experience. Pembukaan rekening online secara digital telah mencapai per Desember 2022 adalah sebesar 5,19 juta rekening dengan total saldo Rp 12,14 triliun.

Kelemahan BRI

Meskipun menjadi bank terbesar di Indonesia, tapi BRI masih memiliki sejumlah kekurangan dilihat dari laporan keuangan dan kinerjanya dibandingkan bank sekelas, yaitu:

1. Kontribusi Dana Murah Masih Rendah

Rasio CASA Perseroan baik konsolidasi dan bank only dengan masing-masing tercatat sebesar 66,70% dan 66,92% yang pada tahun sebelumnya tercatat sebesar 63,08% dan 63,30%.

Angka ini masih lebih rendah dari bank BCA yang mencapai 80%.

Pertumbuhan simpanan Perseroan pada tahun 2022 fokus pada pertumbuhan simpanan berbiaya rendah (CASA). CASA tercatat tumbuh sebesar 21,46% untuk konsolidasian dan sebesar 21,93% secara bank only.

2. NPL Masih Relatif Tinggi

Kolektibilitas kredit dapat diukur dengan rasio kualitas aset atau Non-Performing Loan (NPL). BRI memiliki rasio kredit bermasalah (NPL) pada tahun 2022 sebesar 2,67%, mampu lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2021 yang sebesar 3,00%.

Angka NPL BRI ini masih lebih tinggi dari pesaingnya Bank BCA yang bisa mencata dibawah 2%.

Penurunan ini sejalan dengan strategi Perseroan dalam melakukan soft-landing kredit yang terdampak Covid-19 serta penyaluran kredit terhadap sektor-sektor yang tidak berisiko.

Namun, dibandingkan kompetitornya, seperti BCA, Npl BRI masih lebih tinggi.

3. Kurang Dikenal di Perkotaan

BRI fokus di sektor mikro pedesaan, sehingga eksistensinya di perkotaan masih relatif lebih kecil dibandingkan bank - bank besar lainnya, seperti BCA dan Mandiri.

4. Ketergantungan Kredit KUR Pemerintah

Meskipun di satu sisi berperan sebagai agen penyalur pinjaman pemerintah, porsi penyaluran KUR dari Pemerintah di portofolio kredit BRI cukup signifikan.

Akibatnya jika proses persetujuan KUR dari pemerintah terlambat, implikasinya terhadap kinerja kredit di BRi.

Baca juga - kpr bri 2024, cara cek angsuran bri lewat hp

Beda Bank BCA vs BRI, Mana yang Terbaik

Tags

Bagikan Melalui

Daftar Isi

Berlangganan Duwitmu

Komentar (0 Komentar)

Tulis Komentar - Balasan untuk Tito Shadam

Email Anda tidak akan di publish

Batalkan Membalas

Captcha Wajib Diisi

Artikel Terkait