Daftar Isi
Apakah Investasi Saham Halal atau Haram ? Investasi saham adalah halal selama dilakukan sesuai dengan prinsip syariah.
Ini harus memiliki 2 kriteria, yaitu jenis praktik dan jenis usaha. Berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional MUI nomor 80/DSN-MUI/III/2011, mengatur tata cara bertransaksi halal.
Investasi dan trading saham menjadi semakin populer di kalangan milenial dan Gen Z. Apakah investasi saham halal atau haram adalah salah satu pilihan investasi yang perlu kamu pahami terlebih dulu.
Hal ini karena investor mengharapkan capital gain yang lebih cepat diperoleh dari perdagangan apakah investasi saham halal atau haram dibandingkan dengan jenis investasi lainnya.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa investasi saham adalah halal selama dilakukan sesuai dengan prinsip syariah. Ini harus memiliki 2 kriteria, yaitu jenis praktik dan jenis usaha.
Namun, status hukum halal atau haram juga menjadi topik yang harus dipertimbangkan sebelum kamu memutuskan untuk berinvestasi di perdagangan saham.
Sebelum memahami apakah investasi saham halal atau haram, kamu juga perlu paham dengan instrumen satu ini.
Saham adalah dokumen yang menunjukkan bahwa seseorang memiliki bagian dari modal perusahaan. Seorang pemegang saham memiliki hak untuk mengakuisisi sebagian dari aset perusahaan.
Misalnya, jika sebuah perusahaan menerbitkan 1.000 saham dan satu orang memiliki 200 saham perusahaan, orang tersebut sebenarnya memiliki 20 persen aset perusahaan.
Sebagian besar pemegang saham akan memiliki hak untuk mengendalikan perusahaan. Pemegang saham juga berhak menerima dividen berdasarkan jumlah saham yang dimilikinya.
Ketersediaan distribusi ini umumnya tergantung pada nilai perusahaan dan diatur sebagai anggaran dasar perusahaan.
Penerbitan saham merupakan cara bagi perusahaan untuk mengumpulkan uang atau modal baru untuk pengembangan bisnis jangka panjang.
Mereka dapat berdagang secara mandiri dan menukar produk dengan harga berbeda tergantung pada kondisi bisnis dan kondisi ekonomi.
Saham mewakili kepemilikan perusahaan publik. Ketika kamu membeli saham di sebuah perusahaan, kamu menjadi pemilik perusahaan tersebut. Misalnya, jika sebuah perusahaan memiliki 100.000 saham dan kamu membeli 1.000, kamu memiliki 1 persen.
Memiliki saham memberi akses terbaik ke pertumbuhan perusahaan dan memberi suara pemegang saham. Semakin banyak orang menjual produk, semakin rendah harganya.
Semakin banyak orang membeli produk, semakin tinggi harganya akan naik. Umumnya orang membeli atau menjual saham berdasarkan ekspektasi keuntungan atau pendapatan dari perusahaan.
Salah satu cara pemegang saham mendapatkan pengembalian investasi mereka adalah dengan menjual saham dengan harga lebih tinggi dari harga yang mereka beli.
Jika sebuah perusahaan tidak berjalan dengan baik dan nilai sahamnya menurun, pemilik mungkin kehilangan sebagian atau bahkan seluruh uangnya saat mereka menjualnya.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (saham) merupakan ketentuan umum di bidang pasar modal. Berisi informasi, pengertian dan peraturan perundang-undangan mengenai kegiatan pasar modal.
Berinvestasi di pasar modal tanpa memahami nuansanya memang tidak buruk, namun seringkali bukan hal yang tepat untuk dilakukan.
Ada banyak informasi yang perlu kamu pahami jika ingin masuk ke pasar modal dan mendapatkan berbagai keuntungan seperti keuntungan pasar modal.
Perusahaan terkenal pertama yang menjadi bagian dari pasar modal adalah Financial Services Management (OJK).
OJK sendiri merupakan badan atau lembaga pemerintah yang tugasnya mengawasi berbagai transaksi atau kegiatan yang berlangsung di pasar modal.
Tidak hanya transaksi modal, OJK secara keseluruhan bertanggung jawab atas berbagai transaksi keuangan yang terjadi di Indonesia.
Di pasar modal, OJK memiliki beberapa fungsi mulai dari menyiapkan berbagai peraturan terkait pasar modal hingga mendorong dan mengawasi berbagai kegiatan di pasar modal.
OJK juga merupakan lembaga yang akan menangani berbagai pelanggaran di pasar modal termasuk pasar modal syariah di Indonesia.
Berinvestasi saham memang sangat diminati karena bisa menambah banyak kekayaan meski resikonya tidak kecil.
Berinvestasi berarti memiliki dengan cara membeli atau memperoleh saham dari setiap orang atau perusahaan yang berdagang di pasar modal.
Keuntungan tergantung pada perubahan harga perusahaan. Suatu bentuk saham adalah selembar kertas yang merupakan indikasi jumlah ekuitas di perusahaan.
Indonesia sendiri sudah memiliki undang-undang yang mengatur saham. Namun, apakah investasi saham halal atau haram dalam pemikiran Islam?
Ada perdebatan tentang hukum mendirikan saham dalam Islam. Mengutip Ensiklopedi Hukum Islam, dan kitab-kitab fikih, limit berasal dari kata musahamah yang berasal dari kata sahm yang artinya memberi bagian atau andil.
Menurut analisis Pasar Modal Syariah oleh Rahmani Timorita Yulianti, dalam akad ini tujuan pembeli adalah menerima pengembalian sebagai persentase dari modalnya jika perusahaan mendapat untung.
Di sisi lain, jika perusahaan mengalami kerugian, pemegang saham membagi kerugian tersebut sebagai bagian dari modalnya.
Oleh karena itu, para ahli hukum modern mengklasifikasikan musahamah sebagai salah satu jenis syirkah (kesatuan).
Obligasi adalah jenis komoditas yang diperbolehkan menurut hukum Islam selama memenuhi persyaratan.
Salah satunya adalah saham yang diperjualbelikan bukan berasal dari perusahaan yang melakukan hal-hal buruk. seperti produksi anggur, kasino, prostitusi, dan sebagainya.
Selain itu, ada golongan yang membolehkan penggunaan jika tidak ada tempat tidur dan tempat tidur dalam syirkah dan penggunaan harta syirkah bukan untuk tujuan yang dilarang.
Sederhananya, berdagang produk halal atau haram adalah salah satu dari banyak cara untuk menghasilkan banyak uang dengan mengambil untung dari selisih jual beli produk dan bursa saham.
Namun seiring berjalannya waktu, tidak lagi hanya investor yang berpengalaman tetapi masyarakat yang ingin berinvestasi, termasuk dalam hal ini generasi muda yang berkecimpung di dunia bisnis.
Banyak dari mereka yang sukses memasarkan produk halal atau haram membagikan pengalamannya di platform media sosial, mulai dari Facebook, TikTok, Instagram hingga Youtube. Mereka berbagi tentang proses, jumlah modal, pendapatan dari perdagangan produk halal atau haram.
Sebagai seorang muslim, perilaku dilakukan bukan hanya karena ada kemaslahatan. Tetapi harus diperiksa apakah tindakan ini benar.
Saat ini masih banyak perdebatan mengenai apakah investasi saham halal atau haram. Tingkat kehalalan atau haramnya ditentukan dalam tiga bidang, yaitu dalam bisnis produk, manajemen bisnis tempat investasi dilakukan, dan proses penerbitan atau penerbitan saham.
Jika semua hal ini dilakukan sesuai dengan prinsip Syariah, maka praktik tersebut akan dianggap sebagai praktik halal.
Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES)
Adaro Energy Tbk (ADRO)
AKR Corporindo Tbk (AKRA)
Aneka Tambang Tbk (ANTM)
Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS)
Barito Pacific Tbk (BRPT)
Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN)
Erajaya Swasembada Tbk (ERAA)
Inilah yang dinamakan dengan dividen. Dalam islam, syirkah atau mudharabah (keuntungan dari bagi hasil) dibolehkan, maka menerima dividen adalah halal.
Cari dan Bandingkan Sekuritas Broker Saham Terbaik !
Daftar Isi
Komentar (0 Komentar)