Daftar Isi
Apakah Manajer Investasi bisa konsisten memberikan return investasi saham yang lebih tinggi dibandingkan benchmark indeks IHSG ? Ternyata, tidak.
Hasil ini kami dapatkan dari menghitung return 40 Reksadana Saham terbesar (60% dana kelolaan) dalam 10 tahun terakhir (2013 - 2022).
Alasan orang menempatkan uang di Reksadana adalah karena percaya bahwa Manajer Investasi punya keahlian dan pengalaman memilih saham sehingga diharapkan bisa mencetak keuntungan diatas rata - rata pasar.
Karena kalau tidak untuk apa kita bayar management fee, sekitar 1.5% sd 1%, kepada Manajer Investasi.
Hasil analisis menunjukkan bahwa Manajer Investasi dalam mengelola portofolio saham belum bisa mengalahkan return IHSG secara konsisten dari tahun ke tahun selama 10 tahun terakhir.
Dari analisa 40 Reksadana Saham terbesar (60% dari total dana kelolaan RD saham) kami menemukan bahwa tidak ada satu Manajer Investasi yang bisa secara konsisten dan selalu menghasilkan performa return lebih tinggi dari IHSG setiap tahunnya.
Kalau MI tidak bisa memberikan return lebih baik dari pasar, kenapa tidak investasi di pasar saja atau beli index fund.
Kami mengambil data tahunan Manajer Investasi yang mengelola Reksadana Saham periode 2013 sd 2022 yang disediakan oleh OJK.
Kami memilih 40 Reksadana Saham yang dikelola Manajer Investasi dengan dana kelolaan terbesar per Des 2022, serta MI harus punya minimal kinerja selama 5 tahun agar konsisten.
Jadi kalau suatu Reksadana Saham yang dikelola Manajer Investasi punya dana kelolaan besar namun belum punya kinerja selama 5 tahun, kami tidak akan masukkan dalam daftar analisa.
Ketemu daftar final MI yang mengelola 40 Reksadana Saham terbesar, sesuai dengan kriteria diatas, yang memiliki dana kelolaan per Des 2022 mencapai 60% dari total dana kelolaan di Reksadana Saham.
Kamu hitung return per tahun untuk setiap Reksadana Saham.
Return hasil pengelolaan Manajer Investasi tersebut kemudian dibandingkan dengan return IHSG setiap tahun.
Kami membuat tabel kinerja per tahun MI yang disandingkan dengan kinerja IHSG.
Kalau Manajer Investasi berhasil mengalahkan IHSG, kami beri warna 'biru'. Sebaliknya, warna putih artinya return yang diberikan MI lebih rendah atau sama dengan IHSG.
Rekapitulasinya bisa dilihat dalam tabel dibawah ini, yang jelas menunjukkan bahwa tidak ada Manajer Investasi yang berhasil mencetak return Reksadana Saham yang bisa konsisten setiap tahun mengalahkan IHSG.
Bahkan banyak Manajer Investasi yang menghasilkan return dibawah IHSG selama beberapa tahun berturut - turut.
Untuk mendapatkan gambaran lebih rinci, kami menganalisa kinerja Manajer Investasi yang mengelola 5 Reksadana Saham terbesar.
Schroder Manajer Investasi mengelola Schroder Dana Prestasi Plus yang memiliki dana kelolaan Rp 8 Triliun di akhir 2022.
Selama periode 10 tahun, Manajer Investasi Schroder Dana Prestasi Plus gagal mengalahkan return IHSG secara konsisten.
Hasil return Schroder Dana Prestasi Plus hanya 4 tahun lebih tinggi dari IHSG dari total 10 tahun (2013-2022).
2013 | 2014 | 2015 | 2016 | 2017 | 2018 | 2019 | 2020 | 2021 | 2022 | |
SDPP | -5,2% | 26,8% | -3,9% | 13,7% | 15,6% | -5,0% | -3,3% | -5,0% | 0,2% | 12,5% |
IHSG | -0,98% | 22,29% | -12,13% | 15,32% | 19,99% | -2,54% | 1,70% | -5,09% | 10,08% | 4,09% |
PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen Manajer Investasi mengelola Reksadana Saham yang memiliki dana kelolaan mencapai Rp 5 Triliun di akhir 2022.
Selama periode 10 tahun, return MI Batavia gagal mengalahkan return IHSG secara konsisten.
Hasil return Batavia Dana Saham hanya dalam 3 tahun lebih tinggi dari IHSG, dari total 10 tahun (2013-2022).
2013 | 2014 | 2015 | 2016 | 2017 | 2018 | 2019 | 2020 | 2021 | 2022 | |
BDS | 1,0% | 26,5% | -12,7% | 10,9% | 19,2% | -1,1% | 0,6% | -6,2% | 1,3% | 3,7% |
IHSG | -0,98% | 22,29% | -12,13% | 15,32% | 19,99% | -2,54% | 1,70% | -5,09% | 10,08% | 4,09% |
PT Ashmore Asset Management Indonesia Manajer Investasi mengelola Ashmore Dana Ekuitas Nusantara dengan dana kelolaan Rp 3.9 Triliun di akhir 2022.
Selama periode 10 tahun, return MI Ashmore gagal mengalahkan return IHSG secara konsisten.
Hasil return Ashmore Dana Ekuitas Nusantara hanya dalam 3 tahun lebih tinggi dari IHSG, dari total 9 tahun (2014-2022).
2013 | 2014 | 2015 | 2016 | 2017 | 2018 | 2019 | 2020 | 2021 | 2022 | |
ADEN | 31,0% | -9,2% | 14,5% | 18,0% | -4,1% | -4,1% | -3,4% | -2,0% | -0,1% | |
IHSG | 22,29% | -12,13% | 15,32% | 19,99% | -2,54% | 1,70% | -5,09% | 10,08% | 4,09% |
PT Sucorinvest Asset Management Manajer Investasi mengelola Sucorinvest Equity Fund dengan dana kelolaan mencapai Rp 3.6 Triliun di akhir 2022.
Selama periode 10 tahun, return MI Sucorinvest gagal mengalahkan return IHSG secara konsisten.
Hasil return Sucorinvest Equity Fund hanya dalam 7 tahun lebih tinggi dari IHSG, dari total 10 tahun (2013-2022).
2013 | 2014 | 2015 | 2016 | 2017 | 2018 | 2019 | 2020 | 2021 | 2022 | |
SEF | -6,1% | 28,5% | -14,9% | 48,0% | 26,4% | 4,9% | 6,8% | 7,3% | 7,5% | 9,4% |
IHSG | -0,98% | 22,29% | -12,13% | 15,32% | 19,99% | -2,54% | 1,70% | -5,09% | 10,08% | 4,09% |
Schroder Manajer Investasi mengelola Schroder Dana Prestasi yang punya dana kelolaan mencapai Rp 2.8 Triliun di akhir 2022.
Selama periode 10 tahun, return Schroder Manajer Investasi gagal mengalahkan return IHSG secara konsisten.
Hasil return Schroder Dana Prestasi hanya dalam 4 tahun lebih tinggi dari IHSG dari total 10 tahun (2013-2022).
2013 | 2014 | 2015 | 2016 | 2017 | 2018 | 2019 | 2020 | 2021 | 2022 | |
SDP | -1,1% | 29,1% | -5,9% | 13,6% | 14,4% | -4,2% | 0,1% | -3,7% | 0,8% | 10,1% |
IHSG | -0,98% | 22,29% | -12,13% | 15,32% | 19,99% | -2,54% | 1,70% | -5,09% | 10,08% | 4,09% |
Daftar Isi
Komentar (0 Komentar)