
Daftar Isi
Sebelum memulai, saya sarankan Anda pahami resiko investasi Reksadana. Selain keuntungan investasi reksadana, kita perlu tahu apa kelemahannya dan bagaimana cara mengelola resiko tersebut. Yang jelas Reksadana adalah salah satu cara investasi terbaik dan termudah.
Dalam banyak tulisan di blog, saya mempromosikan manfaat Reksadana sebagai instrumen investasi terbaik.
Namun, saya tahu investasi pasti punya resiko. Karena itu, saya pikir perlu membahas keuntungan dan kerugian Reksadana bagi investor.
Tidak hanya membahas keuntungan reksadana per bulan, bagaimana perhitungan keuntungan reksadana, tetapi juga mengingatkan pembaca soal resiko dan kelemahannya. Resiko dan potensi kerugian yang perlu dimengerti dan disadari secara jelas sejak awal.
Resiko adalah sesuatu yang melekat dalam investasi. Tidak mungkin investasi tanpa resiko.
Tujuan mengetahui resiko tersebut bukan untuk menakut-nakuti, menimbulkan rasa khawatir, tetapi bagaimana kita bisa mengelolanya agar hasil investasi optimal.
Ada pepatah bilang, tak kenal maka tak sayang.
Dengan paham resiko tersebut, Anda bisa pula membandingkan dengan kelebihan dan kekurangan emas atau instrumen lainnya.
Tugas investor adalah memahami apa resiko investasi Reksadana dan bagaimana mengelolanya supaya dampak negatif bisa diminimalkan.
Banyak yang menganggap Reksadana itu sama dengan Tabungan atau Deposito.
Itu pemahaman yang salah. 100 persen salah karena kedua instrumen ini sangat berbeda.
Resiko Reksadana lebih tinggi. Keuntungannya tidak pasti.
Return Reksadana tidak pasti. Bisa untung, bisa rugi.
Untuk menghadapi ketidakpastian ini, pemodal yang ingin membeli Reksadana bisa melakukan hal sebagai berikut:
Jika Reksadana rugi, maka kerugian tersebut harus ditanggung oleh nasabah. Tidak ada perlindungan dari pemerintah.
Ini berbeda dengan tabungan dan deposito yang dijamin oleh pemerintah. Sehingga menaruh uang di tabungan tidak akan mungkin berkurang nilainya.
Karena itu, dengan resiko ke-dua ini, kembali lagi ke poin #1 diatas, investor perlu memilih jenis reksadana yang tepat dan melakukan diversifikasi investasi.
Bagaimana jika pencari nafkah kena musibah sehingga tidak bisa melanjutkan investasi di Reksadana?
Investasi stop. Tidak ada pihak lain yang menggantikan dan melanjutkannya.
Reksadana tidak memiliki proteksi asuransi karena ia murni investasi.
Ini sebuah resiko.
Namun bisa dikelola dengan membeli asuransi jiwa sebagai proteksi. Jika investor kena musibah, masih ada uang dari asuransi untuk melanjutkan investasi.
Apa asuransi yang perlu dibeli? Kami merekomendasikan Asuransi Jiwa Term-Life karena preminya murah dan nilai proteksinya besar.
Untuk asuransi yang digabung dengan investasi, asuransi unit link, perlu diteliti dengan cermat, apakah itu cocok.
Investasi di Reksadana membutuhkan kedisiplinan dalam menabung karena tidak ada pihak yang mengingatkan investor. Jika lupa, investor kehilangan momentum.
Berbeda dengan asuransi yang nasabah harus membayar premi secara rutin. Di Reksadana tidak ada kewajiban membayar secara rutin.
Tapi, kealpaan di Reksadana bisa diatasi dengan bantuan program ‘Auto-Invest’. Ini adalah program investasi Reksadana yang diset secara otomatis setiap bulan, sehingga setiap bulan uang Anda di tabungan secara otomatis akan dipotong untuk diinvestasikan ke Reksadana yang sudah dipilih.
Jadi, pemodal tidak perlu khawatir lagi akan lupa berinvestasi karena sistem secara otomatis memotong rekening investor dalam jumlah yang telah ditentukan untuk ditempatkan dalam Reksadana.
Baca juga: Panduan Reksadana Online
Ada sejumlah kondisi dimana Reksadana dibubarkan sebagai berikut:
Bagaimana menghadapi resiko ini?
Dari ketentuan ini, kita lihat bahwa kinerja yang buruk akan berujung pada pembubaran Reksadana. Oleh sebab itu, investor perlu memilih Reksadana yang kinerjanya baik.
Investor perlu melihat daftar list reksadana dengan menganalisa data nilai aktiva bersih.
Perhitungan nilai aktiva bersih reksadana menunjukkan seberapa besar jumlah uang dalam reksadana yang dikelola oleh Manajer Investasi. Semakin besar menunjukkan semakin kuat Reksadana tersebut.
Niscaya, jika kinerjanya bagus, Reksadana tidak mungkin akan dibubarkan. Itu kuncinya.
Secara normal, pencairan Reksadana dilakukan dalam 3 hari. Jadi, jika investor mencairkan hari ini maka T+3 uangnya sudah masuk ke rekening nasabah.
Itu normalnya. Apakah bisa tidak masuk dalam 3 hari?
Bisa. Ada resiko tersebut.
Ada resiko likuiditas. Penjualan Kembali (pelunasan) tergantung kepada likuiditas dari portofolio atau kemampuan dari Manajer Investasi untuk membeli kembali (melunasi) dengan menyediakan uang tunai.
Risiko likuiditas dapat timbul jika pada saat yang bersamaan, semua investor melakukan penjualan Reksadana dan Manajer Investasi gagal menyediakan dana.
Untuk mengatasi ini, kita perlu melihat kekuatan Manajer Investasi. Salah satunya melihat berapa besar dana kelolaan atau AUM Manajer Investasi.
AUM adalah asset bersih yang dikelola Manajer Investasi. Nilai AUM bisa dilihat, salah satunya, di Bareksa data reksadana
Dana kelolaan mencerminkan kepercayaan investor terhadap Manajer Investasi. Makin besar makin baik.
Reksadana memang menawarkan return yang lebih tinggi dibandingkan tabungan dan deposito. Namun, ada sejumlah resiko investasi Reksadana.
Kewajiban kita sebagai investor memahami resiko tersebut dan mencari solusi untuk mengelola resiko tersebut. Bukannya malah menghindari atau khawatir setelah tahu akan hal tersebut.
Semoga mencerahkan!
Daftar Isi
Komentar (3 Komentar)