Silakan masukkan kata kunci pada kolom pencarian

Emas vs Obligasi, Apa Investasi Terbaik

Daftar Isi

Beda Emas vs Obligasi, Apa Investasi Terbaik

Perbedaan utama antara emas dan obligasi adalah emas merupakan komoditi yang mengharapkan return dari kenaikkan harga, sedangkan obligasi adalah aset yang memberikan penghasilan rutin dari pembayaraan bunga.

Emas dan Obligasi adalah dua instrumen investasi penting yang paling dikenal saat ini. Apa beda kedua instrumen ini  dan mana yang terbaik ?

Untuk mengetahuinya, kami menugaskan salah satu penulis yang kebetulan punya pengalaman berinvestasi di kedua instrumen ini untuk menuliskan soal kelebihan dan kekurangan keduanya di artikel ini.

Perbedaan Emas vs Obligasi

Keunggulan emas adalah aset yang aman, resiko rendah, fisiknya jelas, harga stabil dan bisa dijual dengan cepat kapan saja, sedangkan Obligasi sulit dijual, kurang likuid, minimum investasi besar. 

Keunggulan Obligasi adalah memberikan penghasilan rutin dari kupon, tidak perlu tempat penyimpanan khusus seperti emas dan keuntungan return obligasi relatif lebih besar dibandingkan emas.

Namun, keduanya, Emas dan Obligasi adalah instrumen investasi resmi berizin di Indonesia, yang diawasi oleh bappebti.

Apa itu Emas

Emas adalah logam mulia yang dihasilkan dari tambang. Emas sudah dikenal ratusan tahun lamanya sebagai aset investasi.

Kenaikkan harga emas memberikan keuntungan buat pemegangnya. Emas bisa dijual pula dengan cepat.

Fitur Emas:

  • Investasi yang mudah dan sudah lama dikenal sejak ratusan tahun
  • Return stabil dengan resiko rendah
  • Mudah dijual belikan, sangat likuid
  • Butuh tempat penyimpanan yang aman
  • Resiko emas palsu

Kelebihan Emas

Dari pengalaman menggunakan dan berinvestasi di instrumen ini, kami melihat kelebihan emas adalah:

1. Mudah Dipahami

Emas sudah sangat dikenal sebagai instrumen investasi. Tidak sulit untuk memperkenalkan emas untuk investasi ke semua kalangan.

Tidak dibutuhkan pengetahuan yang rumit untuk bisa melakukan jual beli emas.

2. Aman

Investasi di emas bisa untuk jangka pendek dan jangka panjang. Lebih fleksibel dari sisi jangka waktu.

Harga emas yang relatif stabil membuat jual beli emas dalam jangka pendek akan tetap menguntungkan. Meskipun, tetap, keuntungan akan paling optimal dalam investasi emas jangka panjang.

3. Aset Fisik

Ditengah era digital saat ini, emas adalah instrumen yang kita bisa pegang fisiknya. Tidak sepenuhnya digital.

Buat sebagian orang, aset fisik itu penting. Bisa dilihat, dirasakan.

4. Mudah Dijual Belikan

Pasar emas memiliki nilai market cap berlipat - lipat di atas market komoditas lainnya. Hal ini menunjukkan besarnya transaksi di pasar emas.

Karena market cap yang besar, likuiditas di emas menjadi besar pula. Mudah melakukan jual beli di pasar emas.

5. Regulasi Jelas

Emas jelas sudah lama diatur untuk bisa diperdagangkan di Indonesia. Bahkan, emas sudah masuk sebagai salah satu komoditas di bursa berjangka, bersama - sama dengan komoditas lain seperti forex, perak dan lain - lain.

6. Alat Lindung Nilai

Dalam situasi inflasi tinggi atau ketidakstabilan ekonomi, banyak orang merubah aset ke emas. Emas dipandang sebagai tempat yang aman untuk menyimpan aset dalam situasi ekonomi yang tidak stabil.

Kekurangan Emas

Namun, dari pengalaman juga kami menilai kekurangan investasi di Emas adalah:

1. Kenaikkan Return Terbatas

Meskipun aman, kenaikkan return emas relatif terbatas. Itu sebabnya banyak pengamat investasi yang tidak memasukkan emas sebagai investasi karena peningkatan return emas yang cenderung terbatas.

2. Butuh Tempat Penyimpanan Khusus

Emas butuh tempat penyimpanan khusus untuk memastikan keamanannya. Karena itu, ada tambahan biaya penyimpanan yang tidak murah di emas untuk misalnya menaruh di Safe Deposit Bank (SDB).

3. Spread Harga Lebih Tinggi

Spread harga tinggi karena adanya biaya cetak emas fisik. Spread harga adalah nilai kenaikkan harga yang dibutuhkan agar pembelian emas bisa menguntungkan.

Jika spread nya besar, harga emas harus naik tinggi agar pembelian bisa menguntungkan. Dan sebaliknya.

4. Risiko Emas Palsu

Meskipun sudah banyak proteksi dan perbaikan, risiko emas palsu selalu hadir di emas fisik.

5. Minimum Pembelian Lebih Tinggi

Untuk pembelian emas fisik, minimum adalah dalam 0,5 gram, yaitu di harga Rp 500 ribuan. Jadi, kalau ingin beli emas logam mulia batangan paling kecil harus menyediakan uang sebesar ini.

6. Semakin Kecil Beratnya, Harga Lebih Mahal

Hal ini karena dalam emas fisik kena biaya cetak. Jadi biaya pembuatan sertifikat per gram makin besar di ukuran emas yang kecil.

7. Tidak Bisa Jual Beli 24 Jam

Jual beli emas fisik harus dilakukan di toko emas yang jam buka tutupnya tertentu. Tidak bisa dilakukan kapan saja dan dari mana saja.

Kita harus datang ke toko untuk melakukan aktivitas transaksi. Tidak bisa lewat genggaman ponsel.

Apa itu Obligasi

Obligasi adalah salah satu instrumen pasar modal. 

Bagi investor yang kurang menyukai resiko, obligasi bisa menjadi salah satu jenis aset yang cukup menarik, karena obligasi mampu memberikan pendapatan tetap bagi investor.  

Obligasi adalah instrumen dimana pihak yang menerbitkan menyatakan hutang kepada pemegang obligasi. 

Dari sisi penerbit, obligasi menjanjikan kepada investor untuk membayar pokok hutang pada saat jatuh tempo dan bunga secara rutin sebagai imbal hasil. 

Dari sisi investor, obligasi adalah investasi yang berbeda dari saham. Saham menyatakan klaim kepemilikan pada suatu perusahaan, sedangkan obligasi menyatakan klaim kreditur pada suatu perusahaaan.

Fitur Obligasi

  • Investasi pendapatan tetap dengan resiko sedang dan rendah
  • Pembayaran bunga secara rutin
  • Obligasi bisa dijual sebelum jatuh tempo di pasar sekunder
  • Harga obligasi dipengaruhi suku bunga pasar

Kelebihan Obligasi

Berikut ini kelebihan Crypto

1. Aman, Resiko Rendah

Resiko investasi di obligasi lebih rendah dibandingkan instrumen lain.

Risiko obligasi lebih tinggi dari tabungan karena tidak ada penjaminan dalam obligasi. Jika penerbit obligasi gagal bayar maka uang yang ditanamkan di obligasi hilang.

Karena itu, resiko obligasi sangat ditentukan oleh siapa penerbit obligasi. Obligasi pemerintah punya resiko kecil karena pemerintah yang menerbitkan obligasi.

2. Potensi Capital Gain

Berpotensi memperoleh capital gain bila obligasi dijual pada harga yang lebih tinggi daripada harga beli setelah memperhitungkan biaya transaksi di Pasar Sekunder

3. Pendapatan Tetap dari Kupon Obligasi

Berinvestasi pada Obligasi akan memberikan pendapatan secara tetap berupa kupon obligasi sesuai dengan nilai pokok investasi

4. Tingkat Imbal Hasil yang Lebih Tinggi Dibandingkan Deposito dan Tabungan

Obligasi adalah salah satu instrumen investasi yang memiliki resiko, sehingga memiliki imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan deposito atau tabungan

Kekurangan Obligasi

Kelemahan Obligasi

1. Tidak Mudah Dicairkan

Obligasi tidak mudah dicairkan sebelum jatuh tempo. Pencairan obligasi sebelum jatuh tempo hanya bisa dilakukan dengan menjual di pasar sekunder, yang harga jual belinya tergantung dinamika pasar.

2. Minimum Investasi Tinggi

Minimum investasi di obligasi lebih besar. Paling tidak harus menempatkan uang Rp 5 juta untuk pembelian obligasi.

3. Capital Loss

Kerugian (capital loss) dapat terjadi apabila investor menjual obligasinya di Pasar Sekunder sebelum jatuh tempo pada harga jual yang lebih rendah dari harga belinya. Pada saat harga pasar turun, Investor obligasi tetap mendapat kupon setiap 6 bulan sampai jatuh tempo. dan menerima pelunasan pokok sebesar 100% (seratus persen) pada saat jatuh tempo.

4, Default

Risiko Wanprestasi (Default) adalah risiko dimana investor tidak dapat memperoleh pembayaran dana yang dijanjikan oleh penerbit pada saat produk investasi jatuh tempo kupon dan pokok.

5. Likuiditas

Risiko Likuiditas suatu risiko apabila investor tidak dapat melikuidasi produk investasi dalam waktu yang cepat pada harga yang wajar. Risiko likuiditas (liquidity risk) dapat terjadi apabila Investor obligasi membutuhkan dana dalam waktu cepat akan tetapi tidak dapat dijual pada harga yang wajar. 

6. Nilai Tukar

Risiko nilai tukar mata uang asing dapat muncul apabila Investor obligasi berdenominasi USD membeli obligasinya dengan mengkonversi dananya dari mata uang asal IDR. Ketika obligasinya dijual dan dananya dikonversi kembali ke Rupiah, dalam kondisi mata uang USD sedang melemah, maka muncul potensi kerugian dari nilai tukar mata uang.

Tabel Perbandingan Obligasi dan Emas

Dari berbagai faktor, kami membandingkan obligasi dan Emas, yaitu:

1. Return Keuntungan

Return obligasi lebih stabil dibandingkan emas  karena bersifat pendapatan tetap. 

Return emas lebih kecil dibandingkan obligasi. Kita bisa lihat dari trend harga emas dari tahun ke tahun, yang kenaikannya relatif kecil.

2. Resiko

Emas dan Obligasi punya resiko sendiri - sendiri.

Harga obligasi dipengaruhi oleh suku bunga, sementara harga emas oleh supply and demand.

Biasanya, saat ekonomis dalam kondisi krisis dan suku bunga naik, harga obligasi turun, sementara harga emas akan naik kaarenaa mencari safe haaven ke emas. Dan sebaliknya.

3. Likuiditas

Likuiditas emas lebih baik dari obligasi.

Emas mudah dijual di toko emas atau ke tempat kita beli emas dulu. Hampir bisa dipastikan, toko akan membeli kembali.

Tinggal harga jual emas saja, yang bisa lebih mahal atau lebih murah, dibandingkan saat beli dulu.

Obligasi dijual ke pasar sekunder. Walapun ada resiko bahwa obligasi tidak bisa dijual karena tidak ada pembelinya.

4. Keamanan

Masalah keamanan emas adalah adanya resiko hilang dan dipalsukan. Kedua resiko ini kerap terjadi.

Meskipun saat ini sudah tersedia emas dalam bentuk digital tapi tetap saja resiko ini muncul saat emas dicetak. Resiko dipalsukan berkurang tetapi resiko hilang tetap ada.

Sedangkan, keamanan obligasi lebih baik karena tidak punya resiko dipalsukan atau hilang karena merupakan paper asset.

5. Diversifikasi

Tidak ada diversifikasi di emas dan obligasi karena emas hanya satu komoditi.

6. Minimum Investasi

Minimum investasi di obligasi leboh tinggi dibandingkan emas. Sementara, emas sekarang sudah juga punya minimum investasi yang terjangkau sejak adanya emas digital.

Seiring kemajuan teknologi, sekarang, emas bisa dibeli secara fraksi. Dalam pecahan harga yang kecil. Contohnya, kami pernah beli emas senilai Rp 5 ribu di Tokopedia emas. Bisa dengan nilai sekecil itu.

7. Penyimpanan

Obligasi tidak perlu penyimpanan karena semuanya paper asset. Adanya di dokumen kertas, bukan investasi fisik.

Karena tidak perlu penyimpanan fisik, investor tidak perlu keluar biaya tambahan untuk menyimpan.

Sementara Emas membutuhkan tempat penyimpanan khusus. Dan penyimpanan emas harus dilakukan ekstra hati - hati karena merupakan barang berharga.

Butuh biaya tambahan untuk menyimpan emas secara aman. Biasanya ditempatkan dengan sewa Safe Deposit Box di kantor bank.

8. Pengenalan Produk

Emas, jelas, lebih dikenal karena memang sudah sejak lama ada. Investasi di produk emas sendiri cukup simpel, tinggal beli dan jual.

Orang sudah sangat paham dengan investasi di emas. Tidak perlu banyak belajar lagi.

Sementara itu, investasi Obligaasi masih baru. Banyak orang yang belum paham apa itu Obligasi. 

instrumenEmasObligasi
ResikoRendahRendah
ReturnRendahSedang
Aman LegalitasLegalLegal
Tempat PenyimpananMahalMurah
LikuidLikuidTidak Likuid
Rumit TidaknyaMudahSedang
Otoritas PengawasBappebtiOJK

Apa Pilihan Terbaik, Emas atau Obligasi

Emas unggul sebagai instrumen investasi yang aman, likuid, mudah dipahami. Obligasi unggul sebagai instrumen investasi yang menjanjikan return sedang, pembayaran bunga rutin dan cukup aman.

Yang paling penting, kedua instrumen ini emas  dan obligasi, aman dan kredibel karena punya izin resmi Bappebti dan OJK.

Bagikan Melalui

Daftar Isi

Berlangganan Duwitmu

Komentar (0 Komentar)

Tulis Komentar - Balasan untuk Tito Shadam

Email Anda tidak akan di publish

Batalkan Membalas

Captcha Wajib Diisi

Artikel Terkait