Daftar Isi
Setelah sebelumnya mengenai #1 Produk dalam kiat memulai usaha, sekarang kita mengupas dua soal yang tidak kalah penting, yaitu: #2 Proses dan #3 Promosi.
Keduanya komponen yang krusial ketika memulai usaha.
Kenapa proses penting?
Percuma punya produk yang berkualitas bagus, jika tidak memiliki proses yang baik. Produk yang dihasilkan menjadi tidak standard dan kualitasnya mengecewakan.
Ide yang cemerlang soal produk akan sia-sia dan meninggalkan cacat dimata konsumen jika tidak didukung oleh proses operasional yang kuat untuk mewujudkannya.
Tidak jarang, ketika memulai usaha orang memfokuskan energi pada produk. Bagaimana membuat produk yang hebat. Tetapi sering melupakan proses.
Akibatnya, produk pertama bisa bagus dan menarik perhatian. Namun ketika produk dibuat secara massal, kualitasnya keteteran yang akhirnya meninggalkan kekecewaan di mata pelanggan.
Apa indikator proses yang baik?
Ada dua: efisien dan efektif. Bisa menghasilkan produk sesuai standard secara konsisten dan dibuat dengan biaya yang efisien.
Menghasilkan produk yang bagus tapi mahal akan sulit dijual. Membuat produk yang murah tetapi kualitasnya jelek juga tidak akan menarik pasar. Jadi harus dua-duanya: efisien dan efektif.
Membangun proses operasional tidaklah murah dan tidak cepat. Makanya, jangan meremehkan proses. Proses harus diberi posisi yang penting sejak awal, sejajar dengan pengembangan produk.
Meskipun membangun proses operasional yang excellence butuh biaya dan tidak cepat. Namun, hanya dengan proses yang kuat, maka produk yang unggul bisa terus dihasilkan secara berkesinambungan.
Kami mengalami betapa tidak mudahnya membangun proses. Ini terjadi dalam bisnis tas kulit kami.
Karena memutuskan membuat tas kulit dengan desain sendiri yang eksklusif, kami harus memperkerjakan desainer dan tukang dengan kualifikasi yang tinggi. Biayanya tidak kecil. Dan diawal, karena order yang masih terbatas, biaya membayar tukang dan designer terasa makin berat.
Tetapi, kami percaya hanya dengan kualitas desainer dan tukang yang mumpuni, kami akan bisa menghasilkan produk tas yang unggul.
Jadi, pengeluaran untuk membayar gaji desainer dan tukang bukan kami anggap sebagai biaya tetapi sebagai investasi.
Membangan proses pun tidak sekali jadi. Diperlukan reiterasi. Usaha yang berulang-ulang sampai ditemukan titik yang paling pas.
Kami membongkar pasang tim beberapa kali (tentu saja membuang waktu dan biaya...). Ada yang keluar karena kemauan sendiri, atau ada yang terpaksa kami keluarkan. Sampai kami akhrinya menemukan kombinasi tim yang cukup solid dan bisa bekerja sesuai visi kami.
Kami pun melakukan survei cukup lama untuk mendapatkan bahan baku yang berkualitas baik. Beberapa kali bahan baku yang dibeli ternyata tidak sesuai kualitasnya, sehingga kami terpaksa harus membuang bahan.
Dengan konsisten mencari dan mencoba, akhirnya kami menemukan supplier yang bisa diandalkan yang mampu menyediakan bahan yang sesuai standard.
Membangun proses tidak mudah, tidak murah dan tidak cepat. Namun, itu merupakan ‘investasi’ yang wajar yang harus dikeluarkan jika usaha ingin berkembang dengan baik. Proses yang kuat akan menghasilkan usaha yang solid yang tahan terhadap goncangan dan persaingan.
Ini yang ketiga setelah Produk dan Proses, yaitu Promosi.
Bagaimana produk tersebut akan dijual? Bagaimana orang akan tahu produk kita itu ada dan eksis? Itu pertanyaan yang harus dijawab disini.
Secara umum, ada strategi pemasaran offline dan online, atau kombinasi keduanya.
Online dilakukan melalu internet, sementara offline dilakukan dengan membuka toko (brick & mortar).
Dengan berkembangnya internet dan media sosial belakangan ini, banyak yang menganggap pemasaran online adalah langkah paling mudah buat orang yang ingin memulai usaha.
Karena online dianggap murah, jangkauan pasar yang luas serta dipersepsikan lebih mudah (meskipun tidak...) dibandingkan membuka toko (offline).
Menurut saya, semua channel pemasaran memiliki keunggulan dan tantangan masing – masing. Tidak ada yang lebih unggul dibandingkan yang lainnya.
Tugas anda adalah memahami keunggulan dan tantangan di setiap channel dan mengevaluasi mana yang cocok dengan bisnis anda. Evaluasi apakah channel yang dipilih akan sejalan dengan strategi, sumberdaya dan produk yang akan dijual.
Yang paling tahu, ya anda sendiri.
Kami memutuskan menjual tas kulit secara online. Karena salah satu partner memiliki pengalaman dan jaringan yang luas di bisnis maya. Partner ini tahu benar seluk beluk bagaimana menjual melalui situs. Kami anggap ini modal yang bagus dan tidak ingin menyianyiakannya.
Selain punya banyak kemudahan, channel online juga punya banyak tantangan, seperti mendatangkan traffic, kredibilitas di mata konsumen dan kemampuan visual yang baik.
Ditengah jalan, ketika bisnis online menemui tantangan dan kesulitan, kami tergiur untuk pindah ke offline. Mau cari short-cut. Jalan keluar yang cepat dan mudah.
Tetapi, kamu kemudian sadar bahwa semua strategi pemasaran memiliki plus dan minus. Berpindah jalur dari online ke offline justru akan banyak merugikan. Mengacaukan fokus tim yang sudah ada selama ini, membuang pelajaran mahal yang sudah didapat dari jatuh bangun berjualan online, serta membutuhkan dana investasi baru untuk membuka toko offline.
Akhirnya, kami memilih fokus di channel online. Hanya dengan konsistensi dan kerja keras, kami yakin bisa menaklukkannya.
Ini lah tiga hal: Produk (yang dibahas dalam artikel sebelumnya), Proses dan Promosi, yang wajib anda renungkan dan jawab saat memulai usaha.
Jika tidak bisa menjawab ketiga pertanyaan ini, apakah sebaiknya berhenti untuk mulai usaha?
Ya jangan. Teruskan saja keinginan memulai usaha.
Tetapi, ketiga hal ini harus terus menjadi pertanyaan di pikiran anda yang selalu dikaji setiap saat selama menjalani usaha.
Semoga bermanfaat.
Daftar Isi
Komentar (1 Komentar)