Silakan masukkan kata kunci pada kolom pencarian

Investasi Saham di USA vs Indonesia, Mana Lebih Baik

Daftar Isi

Investasi Saham di USA vs Indonesia, Mana Lebih Baik

Apakah kita perlu berinvestasi di pasar saham USA ? Tidak hanya berinvestasi di bursa saham Indonesia.

Saat ini, kita lihat tren pertumbuhan harga saham blue chip di Indonesia cukup stagnan. Ambil contoh, saham perusahaan besar seperti Unilever, Astra Indonesional, Gudang Garam, yang harganya tidak kemana - mana, malah cenderung turun dalam 1 dekade ini.

Satu dekade jelas bukan waktu yang pendek.

Memang, saham lain seperti bank dan batubara masih mengalami kenaikan yang cukup lumayan. Namun, sayangnya hanya dua sektor ini di bursa saham Indonesia, yang punya kinerja baik.

Apalagi sekarang banyak pertanyaan soal regulasi dan tata kelola di bursa efek dan pasar modal Indonesia, terutama banyak isu soal goreng menggoreng saham dan hancurnya harga saham IPO.

Namun, ada baiknya, sebelum memutuskan, masuk ke pasar USA, kita lihat kelebihan dan kekurangan investasi di market Amerika, dibandingkan kelebihan kekurangan investasi di bursa Indonesia.

Kelebihan Beli Saham di USA

Sejumlah hal menjadi keunggulan dari melakukan transaksi saham di pasar USA.

Diversifikasi Internasional

Salah satu kunci pengelolaan risiko yang baik adalah melakukan diversifikasi.

Don’t put all your eggs in one basket !

Bagaimana diversifikasi sebaiknya dilakukan ?

Beli saham seharusnya sesuai dengan global share market, yang menunjukkan di bursa mana kinerja saham terbaik.

Pasar saham paling besar di dunia adalah Amerika Serikat, menguasai 50%+ kapitalisasi pasar saham dunia, sehingga seharusnya kita menempatkan mayoritas portofolio investasi saham di Wall Street.

Memiliki Saham Perusahaan Terbaik Kelas Dunia

Anda bisa lihat 100 perusahaan terbesar di dunia ada di USA.

Berikut ini saham - saham yang kita bisa beli di New York Stock Exchange (NYSE), bursa saham terbesar di Amerika Serikat, yaitu:

  • McDonald - siapa yang tidak tahu perusahaan fast food satu ini, bahkan di ujung pelosok Indonesia pun ada gerai McDonald dengan standar pelayanan dan kualitas makanan yang sama dengan di negara asalnya.
  • Starbucks - karena hampir setiap hari beli kopi di kedai Starbucks, saya ingin jadi bagian sebagai pemilik, dengan membeli saham perusahaan ini di NYSE.
  • Nike - saya pecinta sneakers dan Nike dengan desain sepatu yang ciamik, up to date dan terdepan, menurut saya, masih sulit disaingi produsen sepatu lainnya.
  • Johnson & Johnson - perusahaan obat dan farmasi terbesar di dunia yang inovasi produknya sudah mendunia.

Dari daftar saham diatas, Anda bisa lihat bahwa dengan bermain saham di pasar luar negeri kita bisa menjadi pemilik perusahaan - perusahaan kelas global yang reputasi dan namanya sudah tidak terbantahkan lagi.

Anda mau jadi pemilik Google, Apple, Exxon, Boeing, Facebook, Twitter atau yang terbaru Uber, bisa semuanya, dengan melakukan transaksi saham di bursa internasional.

USA adalah Ekonomi Terbesar di Dunia

Pasar saham paling besar di dunia adalah Amerika Serikat, menguasai 50%+ kapitalisasi pasar saham dunia, sehingga seharusnya Anda menempatkan mayoritas portofolio investasi saham di Wall Street.

Kenapa ?

Karena Wall Street adalah pasar terbesar dengan nilai kapitalisasi saham terbesar, yang kinerjanya tentunya yang paling menjanjikan.

Namun dalam prakteknya, para ahli keuangan menemukan fenomena home-bias, yaitu kecenderungan orang memiliki portofolio saham terbesar di negara mereka sendiri, sementara negara mereka tersebut punya kapitalisasi pasar lebih kecil di pasar saham global.

Riset Vanguard internasional terbaru menemukan bahwa:

  • Australia: Australian shares accounted for just 2.4 per cent of the global share market in December 2014 yet Australians collectively held 66.5 per cent of their portfolios in Australian shares.
  • Canada: Canadian shares made up 3.4 per of the global share market yet Canadians collectively held 59 per cent of their portfolios in Canadian shares.
  • Japan: Japanese shares accounted for 7.2 per cent of the global share market yet Japanese investors collectively held 55.2 per cent of their share portfolios in Japanese shares.
  • UK: While UK shares made up 7.2 per cent of the global share market, its investors collectively held 26.3 per cent of their portfolios in UK shares.
  • US: While US shares accounted for 50.9 per cent of the global share market, American investors collectively held 79.1 per cent of their portfolios in US shares.

Jadi fenomena home bias umum terjadi di banyak masyarakat di berbagai belahan dunia.

Dulu mungkin home-bias bisa dimaklumi karena hambatan melakukan investasi saham di pasar internasional, tetapi sekarang dengan kemajuan teknologi Fintech, pembelian saham lintas negara bisa dilakukan mudah secara online, sehingga diversifikasi di pasar internasional bukan sesuatu yang sulit.

Banyak Pilihan Produk Keuangan

Tersedianya produk ETF (Exchange Traded Fund) di pasar internasional.

ETF adalah inovasi produk pasar modal yang sangat cocok untuk investor ritel.

Apa itu ETF ?

ETF pada dasarnya adalah indeks fund yang dijual di pasar saham.

Kalau index fund, Anda harus beli langsung ke Manajer Investasi, yang mana beli langsung ke Manajer Investasi di luar negeri tidak mudah buat investor ritel seperti saya karena (1) ada ketentuan minimum investasi yang besar (tidak bisa beli hanya 1 lembar); (2) ketentuan regulasi di Amerika Serikat membatasi investor asing ritel membeli ke Manajer Investasi di Amerika Serikat.

ETF mereplikasi isi index fund dan menjual saham ETF di bursa sehingga bisa diakses, jual beli, oleh investor ritel.

Berikut ini contoh ETF dijual di NYSE:

  • VTI - ETF ini terbentuk dari semua saham di pasar Amerika Serikat, istilahnya Total Market Indices”, sehingga buat Anda yang ingin berinvestasi di semua saham di pasar USA tinggal beli ETF VTI tanpa perlu repot harus beli saham satu per satu.
  • VOO - ETF ini terbentuk dari indeks S&P 500 saham perusahaan terbesar di USA. Anda cukup beli ETF VOO untuk bisa memiliki saham di 500 perusahaan terbesar di Amrik.
  • IJR - ETF fokus pada perusahaan dengan kapitalisasi pasar kecil (small cap), yang mana small cap dipercaya memberikan return lebih tinggi di pasar saham

Ada banyak lagi jenis ETF yang lain, yang sangat membantu investor ritel untuk melakukan diversifikasi dan meraup keuntungan maksimal dengan modal terjangkau.

Zero Commission, Fee Transaksi Gratis

Beli saham di broker USA saat ini tidak dikenakan fee transaksi. Ya, free transaksi di broker USA gratis.

Tidak Butuh Deposit Buka Akun di Broker USA

Ketika buka akun di broker, seperti Interactive Broker, kita tidak diminta untuk melakukan deposit. Deposit hanya diminta saat kita akan melakukan transaksi dan deposit yang diminta hanya senilai jumlah transaksi yang akan kita lakukan.

Bisa Beli 1 Lembar Saham

Hal lain yang menarik adalah minimum pembelian saham di New York Stock Exchange (NYSE) adalah 1 lembar saham.

Betul, Anda bisa beli hanya 1 saham di bursa Wall Street.

Berbeda dengan di Bursa Efek Indonesia, minimum pembelian adalah 100 lembar saham.

Menurut saya, kombinasi antara kebijakan Zero Commision dan pembelian minimum 1 lembar saham, sangat membantu investor ritel yang dana investasinya cukup terbatas untuk melakukan investasi saham.

Instrumen Hedging Valas

Investasi di saham luar negeri secara tidak langsung membantu melakukan hedging terhadap aset kita, antisipasi jika nilai mata uang Rupiah mengalami fluktuasi terhadap US$.

Dengan kondisi Rupiah sekarang dan masih tingginya defisit transaksi berjalan (lebih banyak impor daripada ekspor di ekonomi Indonesia), fluktuasi Rupiah terhadap mata uang US$ dan Euro adalah sebuah kemungkinan selalu akan terjadi.

Sebagai investor, hal yang bisa kita lakukan menghadapi risiko nilai tukar ini adalah melakukan hedging, salah satunya dengan investasi saham di luar negeri.

Disamping risiko nilai tukar, daya beli mata uang US$ relatif lebih kuat dibandingkan mata uang lain, yang dicerminkan dari inflasi di US lebih rendah dibandingkan di Indonesia.

Good Governance

Pasar saham di Wall Street sudah berjalan puluhan tahun dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia saat ini.

Pasar saham di Amerika Serikat memiliki porsi 50%+ dari total pasar saham global.

Besarnya transaksi di pasar yang diikuti tingginya likuiditas, membuat kemungkinan ‘saham gorengan untuk eksis menjadi lebih kecil karena dibutuhkan dana yang sangat besar untuk bisa memanipulasi harga saham di pasar sebesar Wall Street.

Disamping itu, lamanya usia bursa Wall Street membuat regulasi dan penegakkan hukum sudah terinstitusi dengan baik, sehingga saham gorengan bisa lebih diminimalisir (meskipun kemungkinan selalu ada, walaupun kecil).

Kelemahan Beli Saham di USA

Namun, demikian jual beli saham di pasar luar negeri, terutama di USA butuh pemahaman yang menyeluruh karena sejumlah tantangan, yaitu:

Tidak Paham Saham Saham di Pasar USA

Kita belum familiar saham - saham di USA karena memang jarang terekspos. Perlu waktu untuk mempelajari saham - saham ini.

Tidak Mudah Buka Akun di Broker USA Berlisensi

Pembukaan rekening di broker USA yang berlisensi hanya bisa dilakukan secara online dengan mengisi form yang disediakan.

Tidak Ada Kantor Broker USA Berlisensi di Indonesia

Broker USA tidak punya kantor di Indonesia. Proses pembukaan rekening, jual beli saham, sepenuhnya dilakukan secara online.

Tidak semua orang nyaman menempatkan uangnya saat broker tersebut tidak punya kantor perwakilan di Indonesia.

Perlu Deposit US$ ke Rekening USA

Kita perlu melakukan deposit US$ ke dalam rekening untuk bisa melakukan jual beli saham di USA.

Terdapat risiko nilai tukar yang kita akan hadapi karena setiap saat nilai tukar ini akan senantiasa berubah - ubah dan berfluktuasi tergantung kondisi pasar valas.

Broker USA Tidak Diregulasi OJK Indonesia

Meskipun broker saham USA diregulasi oleh SEC dan FINRA sebagai otoritas USA, namun broker ini tidak diregulasi oleh otoritas Indonesia, seperti OJK atau Bappebti. Kita perlu memahami cara kerja dan pengawasan broker di USA, untuk betul betul paham bagaimana regulasi broker di negara Paman Sam ini.

Pilihan Broker di Indonesia Titip Jual Saham USA

Saat ini, terdapat broker di Indonesia yang menyediakan fasilitas transaksi beli dan jual USA. Sebut saja, Pluang dan GoTrade.

Namun, kita perlu tahu bahwa Pluang dan GoTrade melakukan proses titip jual dan beli lewat broker USA yang berlisensi di bursa USA. Jadi, bukan Pluang dan GoTrade yang langsung melakukan jual beli di bursa USA.

Kelebihan Beli Saham di Indonesia

Sejumlah keuntungan melakukan beli saham di bursa efek Indonesia adalah sbb:

Paham Perusahaan Saham Indonesia

Jelas, kita lebih mudah memahami saham Indonesia karena perusahaan - perusahaan ini kita tahu dan bahkan beli produk-produknya.

Kantor Broker di Indonesia

Broker saham Indonesia punya kantor di Indonesia. Kita bisa kunjungan kantornya jika punya masalah dengan akun kita.

Broker Saham Indonesia Diawasi OJK

Broker saham Indonesia diawasi oleh OJK. Hal ini untuk memastikan bahwa terdapat perlindungan konsumen yang memadai.

Cukup Deposit Rupiah

Kita cukup melakukan setoran dalam rupiah untuk melakukan transaksi jual beli saham. Tidak perlu mengkonversi deposit ke valuta asing.

Kelemahan Beli Saham di Indonesia

Hanya fokus investasi saham di Indonesia punya sejumlah kekurangan, yaitu:

Trend Harga Saham Blue Chip di Indonesia Stagnan Dalam 10 Tahun Terakhir

Kita bisa melihat bahwa dalam satu dekade harga saham - saham Blue Chip yang dulu sangat terkenal, seperti Unilever, Astra Internasional, Gudang Garam, HM Sampoerna, PGAS, mengalami penurunan harga atau stagnan.

Jangka waktu 10 tahun bukan periode yang pendek. Ini menunjukkan bahwa kita perlu diversifikasi ke pasar lain untuk mengantisipasi kinerja saham yang kurang menguntungkan.

Tidak Ada Diversifikasi Internasional

Kita tidak melakukan diversifikasi ke pasar saham internasional. Hanya terkonsentrasi investasi di Indonesia.

Ekonomi Indonesia Kecil di Perekonomian Dunia

Ukuran ekonomi Indonesia relatif kecil dalam perekonomian dunia. Akibatnya, kita sebagai investor yang hanya fokus di bursa Indonesia, hanya terekspose di ekonomi Indonesia yang relatif rendah porsinya dalam ekonomi dunia.

Perusahaan di Indonesia Bukan Perusahaan Skala Global dan Inovatif

Perusahaan yang sahamnya tercatat di Indonesia bukan perusahaan berskala global dan bukan pemimpin inovasi.

Dikenakan Fee Transaksi Jual Beli Saham

Saat ini, transaksi saham di Indonesia dikenakan fee jual beli, sementara di pasar USA sudah tidak ada fee lagi dalam transaksi alias fee gratis.

Pilihan Produk Investasi Terbatas

Produk investasi di pasar saham Indonesia cukup terbatas. Tidak banyak pilihan buat investor untuk melakukan diversifikasi secara optimal.

Apakah Sebaiknya Investasi Saham di USA atau Hanya di Indonesia Saja

Melihat analisa diatas, demi kepentingan diversifikasi dan return lebih baik, kita sebaiknya melakukan investasi di pasar saham USA karena berbagai keuntungan yang sudah dijelaskan diatas.

Namun perlu dipikirkan dengan cermat pemilihan broker untuk bisa melakukan transaksi jual beli saham dengan aman dan terlindungi dengan baik.

Cari dan Bandingkan Sekuritas Broker Saham Terbaik !

Cari dan Bandingkan Sekuritas Broker Saham Terbaik !

Bagikan Melalui

Daftar Isi

Berlangganan Duwitmu

Komentar (0 Komentar)

Tulis Komentar - Balasan untuk Tito Shadam

Email Anda tidak akan di publish

Batalkan Membalas

Captcha Wajib Diisi

Artikel Terkait