Daftar Isi
Refinancing KPR adalah cara murah dan terbaik memanfaatkan rumah Anda untuk dana tunai yang bisa digunakan untuk investasi atau keperluan lain. Kenapa refinancing KPR? Bagaimana proses melakukan refinancing rumah di 7 bank? Ikuti pengalaman terbaik saya melakukan refinancing KPR rumah di 2019.
Meskipun banyak dari kita paham sekali pentingnya investasi, namun banyak menghadapi kendala tidak ada uang untuk memulai investasi. Apalagi investasi di big ticket size seperti properti.
Saya pernah menghadapinya.
Saya ingin sekali melakukan investasi tetapi apa daya uang tidak ada. Sementara, saya tahu kondisi market layak untuk masuk melakukan investasi.
Kebetulan, saya punya teman yang aktif sekali berinvestasi, baik di properti maupun saham. Iseng, saya tanya ke dia, bagaimana cara dia mencari sumber dana untuk investasi.
Dia sarankan, lakukan Refinancing KPR.
Refinancing KPR adalah proses nasabah KPR mengajukan tambahan dana (top up) menggunakan agunan KPR yang masih berjalan (belum lunas). Tujuan refinancing mendapatkan dana tunai secara cepat dan mudah dari agunan pinjaman.
Kenapa memilih Refinancing KPR Rumah?
Pertama, proses refinancing relatif lebih mudah dan lebih cepat dibandingkan dengan pengajuan pinjaman baru. Mungkin karena bank sudah mengenal dan tahu track-record pinjaman sebelumnya.
Kedua, bunga refinancing KPR lebih murah dibandingkan mengambil, misalnya, kredit multiguna atau KTA. Karena melanjutkan pinjaman KPR yang sudah ada.
Ketiga, dengan refinancing, Anda tidak perlu pindah jaminan ke bank. Pindah jaminan ke bank lain membutuhkan proses yang tidak mudah karena pinjaman harus dilunasi dulu (Anda butuh dana talangan) supaya dokumen jaminan bisa diambil.
Keempat, tenor pinjaman refinancing kpr bisa panjang, paling tidak 10 sd 20 tahun. Berbeda dengan KTA dana tunai yang tenor paling lama 3 tahun atau maksimum 5 tahun, yang membuat plafon KTA tidak bisa besar dan cicilan per bulan cukup tinggi.
Ada 10 bank yang menerima refinancing KPR Rumah dengan berbagai fasilitas dan opsi.
Segala masalah pendanaan pribadi Anda dapat diselesaikan dengan menjaminkan Rumah, Ruko, atau Apartemen menjadikan KPR BCA Refinancing sebagai jalan keluar yang selalu bisa diandalkan.
KPR BCA Refinancing bisa digunakan untuk biaya kesehatan, pendidikan hingga pernikahan. KPR BCA Refinancing bebas penalti (kecuali untuk Suku Bunga Fix 3, 5 Tahun, Fix & Cap) untuk pelunasan baik sebagian dan seluruhnya.
BNI menawarkan refinancing lewat BNI GRIYA yang merupakan fasilitas pembiayaan konsumtif yang dapat digunakan untuk Refinancing properti berupa rumah tinggal, villa, apartemen, kondominium, rumah toko, rumah kantor, atau tanah kavling yang besarnya disesuaikan dengan kebutuhan pembiayaan dan kemampuan membayar kembali masing-masing pemohon.
KPR BRI memberikan solusi dan kemudahan berlaku untuk refinancing, dan top up. Persyaratan adalah Mengisi formulir aplikasi KPR BRI; membuka rekening BRItama; Usia minimal 21 th/sudah menikah; Lokasi tempat tinggal/ lokasi bekerja/ usaha/ praktek debitur di kota dimana Kantor Cabang berada dan melampirkan dokumen kredit (copy KTP, copy KK, NPWP, pas foto suami/istri terbaru, surat keterangan gaji dsb).
Di Bank Mandiri, produk ini disebut sebagai Mandiri KPR Top Up, yaitu penambahan limit kredit untuk mandiri KPR yang sudah berjalan minimal satu tahun, asalkan kolektibilitas (status pembayaran angsuran) berjalan lancar selama enam bulan terakhir. Adanya tambahan limit kredit memungkinkan Anda untuk memenuhi berbagai kebutuhan lain.
Bank Panin memiliki KPR X-TRA yang memberikan Fasilitas kredit refinancing atas tanah dan bangunan, yang sudah atas nama calon debitur / istri / suami / anak / orang tua untuk segala kebutuhan konsumsi.
Bank Permata menawarkan refinancing KPR untuk kebutuhan top up dana tunai dengan agunan KPR yang sudah ada. Apabila properti telah dijaminkan di PermataBank dan menginginkan pembiayaan tambahan atas fasilitas tersebut, Bank Permata menawarkan fasilitas top up lewat refinancing KPR.
Bank Danamon menawarkan program Top Up yang merupakan tambahan kredit yang diberikan kepada Nasabah KPR dengan tipe jaminan rumah / ruko / rukan / apartemen dalam kondisi 100% bangunan jadi. Periode top up dapat dilakukan 1x dalam 24 bulan dan diperlakukan sebagai kredit pembiayaan baru.
CIMB Niaga menawarkan refinancing KPR dengan melakukan Top Up pinjaman KPR setelah 1 tahun. Niaga memberikan waktu pinjaman hingga 25 tahun, sehingga jika dilakukan refinancing KPR maka tenor mengikuti ketentuan ini.
Apa cara dan langkah dalam mengajukan refinancing KPR rumah?
Paling awal, saya menghubungi marketing yang dulu mengurus pinjaman KPR saya. Saya utarakan rencana ingin mengajukan pinjaman baru, top up, dengan agunan rumah yang saat ini masih di KPR.
Marketing KPR menyebutkan permohonan saya bisa diajukan tetapi sebelum itu dia perlu melihat status pinjaman KPR saya. Setelah dicek, status pinjaman KPR saya bersih, tidak pernah menunggak.
Bank biasanya tidak akan menyetujui KPR refinancing jika nasabah punya catatan kredit yang tidak bagus, misalnya sering menunggak. Karena itu, penting dipahami bahwa menjaga catatan track-record pembayaran yang bagus itu sangat penting.
Langkah selanjutnya, bank meminta izin untuk melakukan penilaian atas nilai tanah dan bangunan yang menjadi agunan KPR. Petugas akan datang mengunjungi rumah saya.
Esensi refinancing KPR adalah dalam appraisal rumah ini karena jika hasil appraisal ditemukan bahwa nilai rumah Anda stagnan, tidak naik, atau bahkan turun, Anda tidak akan bisa melakukan refinancing atau jika pun bisa, nilai pinjaman baru yang diberikan bank berjumlah kecil.
Hal yang perlu diperhatikan adalah berapa maksimum nilai top up dana tunai yang bisa diberikan bank.
Untuk menentukan nilai tersebut, proses penghitungan sebagai berikut:
Setelah dilakukan appraisal, bank meminta dokumen penghasilan terbaru. Bank juga akan menghubungi kantor tempat bekerja untuk memastikan bahwa debitur masih bekerja.
Pada dasarnya, semua informasi terkait debitur di update sesuai kondisi terkini.
Selain itu, bank akan meminta notaris untuk melakukan pengecekan ulang terhadap sertifikat di BPN. Pengecekan sertifikat dilakukan bank untuk memastikan bahwa sertifikat belum dijaminkan ke lembaga lain.
Sebenarnya, soal ini agak mengherankan, kenapa? Karena sertifikat selama ini dipegang oleh bank sejak pinjaman KPR yang pertama diberikan, sehingga jika terjadi sesuatu dengan sertifikat seharusnya bersumber dari bank.
Saat hal ini saya tanyakan ke bank, pihak bank bilang bahwa ini adalah langkah kehati-hatian bank untuk memastikan bahwa sertifikat masih valid dan belum dijaminkan ke pihak lain saat pinjaman top up diberikan.
Setelah semua proses selesai, bank memberikan informasi jumlah total pinjaman top up yang bisa diberikan. Bank lalu menanyakan berapa tahun tenor pinjaman baru akan diambil.
Ketentuan dari bank adalah usia maksimum saat pinjaman lunas adalah usia pensiun. Bisa 55 tahun atau 60 tahun, tergantung kantor dimana debitur bekerja.
Setelah menentukan masa tenor pinjaman refinancing KPR, jumlah cicilan per bulan untuk pinjaman refinancing dihitung. Cicilan yang baru ini digabung dengan cicilan yang berjalan saat ini menentukan total cicilan per bulan.
Bank memiliki kebijakan 30% penghasilan per bulan adalah maksimum untuk pembayaran cicilan hutang (termasuk KPR dan hutang lainnya). Jika diatas 30%, bank meminta cicilan diturunkan.
Penurunan cicilan bisa dilakukan dengan berbagai cara: (1) menurunkan plafon pinjaman refinancing; (2) memperpanjang masa tenor pinjaman; (3) meminta diskon bunga ke bank.
Setelah angka cicilan dan plafon pinjaman disetujui oleh bank dan Anda, bank menerbitkan SPK, yaitu dokumen resmi penawaran pinjaman ke calon debitur yang berisi plafon yang disetujui, bunga, masa pinjaman dan biaya yang harus dibayar.
Jika debitur setuju, SPK harus ditandatangani oleh debitur dan disampaikan kembali ke bank. SPK memiliki masa berlaku paling lama 3 bulan setelah diterbitkan.
Langkah terakhir adalah penandatangan akad perjanjian pinjaman KPR refinancing. Ini adalah langkah sebelum pencairan pinjaman.
Tanda tangan akad dilakukan di depan notaris dan debitur dimana harus hadir pasangan (suami atau istri). Ini dilakukan untuk Anda yang tidak punya perjanjian pisah harta.
Setelah proses akad selesai, bank akan mencairkan pinjaman ke rekening Anda. Biasanya dilakukan di hari yang sama dengan tanda tangan akad.
Di 2019, saya melakukan refinancing KPR di salah satu bank swasta. Saya melakukan di bank yang sama dengan bank KPR saya saat ini.
Tujuan saya adalah mendapatkan dana top-up dari agunan KPR yang ada saat ini. Karena pinjaman KPR sudah berjalan cukup lama dan saya tahu ada kenaikkan nilai jaminan rumah saya.
Dari pengalaman melakukan refinancing KPR ini, ada beberapa hal yang bisa saya share:
Berikut ini adalah SPK atau surat penawaran dari bank ke saya.
Bisa lihat biaya yang harus dibayar saat refinancing KPR, yaitu:
Biaya paling besar adalah biaya asuransi jiwa dan kebakaran. Untuk asuransi jiwa, besarnya premi terkait usia dan lama pinjaman. Makin tua dan makin lama tenor akan premi akan makin mahal.
Biaya notaris tidak terlalu mahal. Perlu bicara baik - baik dengan pihak bank supaya biaya notaris bisa dinegosiasi.
Yang penting diperhatikan bahwa semua biaya untuk kredit ini harus Anda bayar dahulu sebelum akad perjanjian kredit. Jadi perlu persiapan dana sebelum akad kredit dilakukan.
Hal yang bank lihat saat saya mengajukan refinancing KPR adalah catatan pembayaran di bank. Catatan pembayaran yang bagus memberikan bank keyakinan untuk memberikan refinancing KPR ke saya.
Karena itu, penting sekali Anda memiliki catatan pembayaran yang baik jika ingin mengajukan refinancing KPR di kemudian hari.
Jangan segan - segan mengajukan diskon bunga untuk refinancing KPR. Pengalaman saya, bank lebih terbuka untuk memberikan diskon bunga di refinancing KPR dibandingkan saat KPR pertama kali dulu.
Dugaan saya ini karena (1) bank sudah punya track-record, tahu kinerja pembayaran, sehingga berani memberikan diskon bunga; (2) proses refinancing yang lebih singkat dan simpel membuat biaya pemrosesan lebih murah.
Karena itu, upayakan minta diskon bunga saat pengajuan refinancing KPR.
Saat pengajuan, nilai pinjaman ditentukan dari persentase (%) tertentu nilai jaminan. Prosentase tersebut disebut sebagai LTV atau Loan To Value.
Misalnya, bank menerapkan LTV 70% untuk refinancing KPR maka andaikata nilai jaminan Rp 1 M maka kredit KPR yang bisa diambil maksimum Rp 700 juta (70% dari Rp 1 M).
Nilai LTV ini berbeda - beda antara bank karena masing - masing punya kebijakan sendiri soal ini. Biasanya LTV Refinancing KPR lebih rendah dibandingkan KPR pertama.
Jika ingin mendapatkan pinjaman refinancing KPR yang besar, Anda harus negosiasi dengan bank untuk minta LTV lebih tinggi, misalnya ke 80%.
Refinancing KPR adalah proses nasabah KPR mengajukan tambahan dana (top up) menggunakan agunan KPR masih berjalan (belum lunas).
Tujuan refinancing mendapatkan dana tunai secara cepat dan mudah dari agunan pinjaman.
Proses refinancing relatif lebih mudah dan lebih cepat dibandingkan dengan pengajuan pinjaman baru. Mungkin karena bank sudah mengenal dan tahu track-record pinjaman sebelumnya.
Jaminan rumah akan dinilai ulang kembali dan berdasarkan nilai rumah yang baru diberikan tambahan kredit (top-up).
Ada. Karena akan dilakukan pengikatan kredit baru.
Punya catatan kredit yang bagus dalam arti tidak menunggak.
Biasanya dilakukan di bank yang sama, karena proses lebih mudah, walaupun refinancing KPR dengan pindah bank juga bisa dilakukan dengan proses yang lebih rumit karena harus melunasi pinjaman terlebih dahulu.
Refinancing KPR Rumah adalah salah satu cara mendapatkan pinjaman dana tunai dengan bunga lebih terjangkau dibandingkan KTA atau bahkan pinjaman online dana cepat. Karena refinancing memanfaatkan jaminan agunan rumah yang nilainya sudah meningkat.
Tapi, kembali lagi ke semua pinjaman, tujuan mengambil pinjaman refinancing KPR harus jelas dan sebaiknya bukan untuk kebutuhan konsumsi. Refinancing KPR cocok jika Anda ingin beli properti atau investasi aset lain yang nilai meningkat dalam jangka panjang.
Perbandingan KPR terbaik untuk pembiayaan rumah berdasarkan berbagai faktor dari berbagai bank.
Daftar Isi