Silakan masukkan kata kunci pada kolom pencarian

Reksadana vs Crypto, Apa Investasi Terbaik

Daftar Isi

Reksadana vs Crypto, Apa Investasi Terbaik

Perbedaan utama antara Reksadana dan Crypto adalah Reksadana merupakan kumpulan portfolio asset terdiversifikasi yang dikelola oleh profesional, sementara crypto hanya satu jenis aset yang dikelola sendiri.

Kemudian, crypto identik dengan resiko investasi yang tinggi karena aset yang baru dan fluktuasi harga, sedangkan Reksa Dana memiliki resiko berbeda - beda tergantung jenis yang dipilih.

Apa perbedaan investasi di Reksadana dan investasi di Crypto ?

Hal ini menarik untuk kita selidiki karena kehadiran crypto yang relatif baru dan booming, dihadapkan pada instrumen Reksadana yang sudah lama eksis.

Mana yang lebih menguntungkan antara keduanya?

Apa itu Reksadana

Apa itu Reksadana

Reksadana adalah instrumen investasi yang dibentuk oleh Manajer Investasi dan Bank Kustodian melalui akta kontrak investasi kolektif (KIK) yang dibuat notaris.

Manajer Investasi berperan sebagai pengelola dana yang terkumpul dari sekian banyak investor untuk diinvestasikan ke dalam portofolio efek, seperti SBI, obligasi, dan saham.

Bank Kustodian berperan menyimpan dana atau portofolio milik investor serta melakukan penyelesaian transaksi dan administrasi Reksadana.

Fitur Reksadana

  • Diversifikasi portofolio dengan investasi di berbagai macam aset
  • Dikelola oleh professional Manajer Investasi
  • Berbagai jenis Reksadana sesuai dengan tingkat resiko
  • Minimum investasi sangat terjangkau
  • Aman diawasi oleh OJK

Kelebihan Reksadana

Dari pengalaman berinvestasi, kami melihat keunggulan Reksadana adalah:

1. Mempermudah Orang Berinvestasi

Reksadana cocok bagi investor yang memiliki banyak keterbatasan, seperti waktu terbatas, dana terbatas, informasi terbatas, dan pengetahuan investasi yang terbatas.

Instrumen ini mampu mengurangi risiko investasi karena disebarkan pada berbagai produk investasi.

2. Aman, Legal, Regulasi OJK Jelas

Reksadana aman dan legal karena dikelola oleh Manajer Investasi yang sudah berpengalaman dan memiliki izin serta legalitas dari OJK.

Jika kamu adalah tipe investor yang lebih mengutamakan keamanan, reksa dana adalah pilihan yang tepat. Karena risiko investasi kamu tersebar di berbagai aset, nilai aset lain akan menutupi kerugian yang kamu alami.

3. Dikelola Profesional Manajer Investasi

Reksadana dikelola secara profesional oleh Manajer Investasi yang sudah punya tidak hanya kualifikasi keahlian tetapi juga pengalaman bertahun - tahun di industri ini.

Investor perorangan tidak perlu melakukan riset produk secara mendalam karena ada agen investasi profesional yang mengelola dana investasi di berbagai wahana investasi.

Investor dapat memantau portofolio investasinya secara berkala melalui Financial Information Sheet (FFS).

Jadi kamu tidak perlu menghabiskan waktu dan tenaga untuk riset karena fund manager berpengalaman akan memilih produk keuangan terbaik.

4. Diversifikasi

Keunggulan di Reksadana adalah bisa melakukan diversifikasi portofolio dengan lebih mudah. Hal ini membantu kita mengelola risiko dengan baik.

6. Minimum Modal Investasi Rendah, Mulai dari Rp 10 Ribu

Instrumen investasi ini sangat cocok untuk investor pemula. Karena bisa berinvestasi mulai dari Rp 10.000.

Kekurangan Reksadana

Sebagai investor harus mempertimbangkan faktor-faktor risikonya.

1. Resiko Investasi

Keuntungan tidak dijamin. Investor harus menyadari bahwa dengan dengan berinvestasi di Reksadana, tidak ada jaminan untuk mendapatkan pembagian keuntungan, dividen, ataupun kenaikan modal investasi.

Reksadana mungkin rentan terhadap perubahan kondisi pasar yang merupakan hasil dari: global, regional atau perkembangan ekonomi nasional; kebijakan pemerintah atau kondisi politik, pergerakan suku bunga secara umum, sentimen investor yang meluas maupun guncangan eksternal (misalnya bencana alam, perang dan lain-lain).

2. Manajer Investasi Bisa Bangkrut, Tutup

Manajer Investasi yang mengelola portofolio bisa saja bangkrut dan gagal mengelola investasi di Reksadana.

3. Biaya Manajemen Fee

Beban biaya management fee yang harus dibayar saat berinvestasi, yang untuk reksadana ini adalah 3,00% per tahun.

Reksadana untung atau rugi, fee manajer investasi tersebut tetap harus dibayar. Tidak ada biaya ini jika berinvestasi sendiri.

4. Likuiditas

Pencairan Reksadana meskipun cukup cepat tetapi dalam kondisi tertentu bisa memakan waktu. Tidak bisa cair dalam waktu 1 hari.

Risiko likuiditas yang dapat didefinisikan sebagai seberapa mudah sebuah efek dapat dijual pada atau mendekati nilai wajarnya tergantung pada volume yang diperdagangkan di bursa.

5. Return Tidak Konsisten Diatas Benchmark

Meskipun tujuannya adalah lebih baik dari benchmark, nama data menunjukkan bahwa Reksadana tidak selalu konsisten bisa mencetak return diatas benchmark.

6. Risiko Efek Gagal Bayar

Ada banyak risiko efek yang dapat terjadi pada setiap efek, contohnya adalah kemungkinan default perusahaan penerbit pada pembayaran kupon dan/atau pokok obligasi, dan implikasi dari peringkat kredit perusahaan yang di-downgrade.

Apa itu Crypto

Crypto adalah satu mata uang digital berbasis blockchain yang dikendalikan secara terdesentralisasi.

Investasi di Crypto merupakan investasi di aset digital yang tidak berwujud fisik dan memberikan keuntungan tinggi dari lonjakan harga, dengan risiko fluktuasi harga yang juga tinggi.

Fitur Crypto

  • Aset digital yang tanpa wujud fisik
  • Ditopang teknologi blockchain bersifat terdesentralisasi
  • Potensi return tinggi sangat besar
  • Resiko tinggi karena fluktuasi harga
  • Resiko di hack dan kesalahan dalam programming

Kelebihan Crypto

Dari pengalaman selama ini, keuntungan investasi di Crypto, adalah:

1. Potensi Return Sangat Tinggi

Crypto menunjukkan kenaikkan harga yang luar biasa tinggi dalam 10 tahun terakhir. Banyak orang kaya baru, billionaire, di industri crypto karena memiliki Crypto.

2. Aset Digital, Mudah Disimpan dan Aman

Karena Crypto merupakan aset digital, Investor bisa dengan mudah menyimpan Crypto dan Cryptocurrency lainnya secara online di jaringan Blockchain.

Jaringan Blockchain dikenal sangat eman, secured. Boleh dikatakan tidak bisa ditembus.

Kalau ada berita muncul mengenai hacked atau pembobolan crypto, itu lebih dikarenakan proses yang salah dan bukan karena blockchain yang dibobol.

3. Desentralisasi

Crypto punya sistem yang terdesentralisasi membuat lebih aman dari serangan hacker. Karena untuk hacker menyerang blockchain harus melakukan ke banyak komputer, yang membutuhkan biaya besar.

Berbeda dengan sistem tersentralisasi, lebih rentan terhadap serangan, hacker hanya perlu menyerang ke satu titik. Effortnya boleh dikatakan lebih ringan dibandingkan menyerang sistem yang terdesentralisasi.

4. Divisibility

Divisibility (Kemampuan Dipecah menjadi jumlah kecil): Andainya punya 1 batangan emas, lalu ingin membeli barang seharga 0,5 batang emas, mustahil, karena sangatlah sulit untuk membagi emas itu menjadi potongan kecil untuk melakukan transaksi. Namun, jika memiliki 1 BTC, kita dapat mengirim/mentransaksikan jumlah sekecil 0,00000001 BTC. Jadi, pembeli bisa bertransaksi dengan angka yang se-akurat inginkan (seperti 0.4981537 BTC).

5. Kemudahan Penyimpanan

Anda dapat menyimpan mata uang kripto dalam jumlah berapapun di aplikasi crypto terpercaya (seperti Pintu) atau *hardware wallet (*dompet perangkat keras) sekecil USB stick, seperti Ledger atau Trezor.

Kekurangan Crypto

Namun, kami juga melihat masih banyaknya kekurangan Crypto, yaitu:

1. Aset Digital, Tidak Ada Fisiknya

Crypto merupakan digital aset yang tidak ada wujud fisiknya. Crypto dan aset kripto tersimpan sebagai code di jaringan blockchain.

Kita tidak mungkin bisa memegan Crypto. Makanya disebut digital asset.

Bagi sebagian orang, Crypto yang berbentuk digital ini dipandang merupakan kelemahan karena tidak bisa dilihat wujudnya secara fisik.

2. Resiko Tinggi

Harga Crypto berfluktuasi sangat tinggi, apalagi dalam jangka pendek. Hal ini membuat resiko investasi di Crypto menjadi tinggi.

Berikut ini penyebab tingginya risiko di investasi di kripto:

  1. Kelas aset ini masih sangat baru dan kesempatan untuk tumbuh masih terbuka lebar. Karena baru, banyak investor belum paham betul bagaimana melakukan valuasi atas aset ini secara akurat. Masih banyak yang menduga duga sehingga kemungkinan harga berfluktuasi jadi besar.
  2. Regulasi di kripto masih sangat terbatas. Bahkan sebagai aset yang terdesentralisasi, kripto tidak ingin diregulasi secara sentral. Karena bersifat terdesentralisasi dan less regulation, investor kripto harus mengurus semuanya sendiri. Hal ini rawan penyalahgunaan khususnya buat investor pemula.
  3. Aset kripto sangat mudah dibuat dan dipasarkan, yang membuat kemungkinan penyalahgunaan menjadi besar, terutama menyasar ke kelompok investor pemula. Apalagi di tengah hype akan janji keuntungan investasi di kripto. Akibatnya, tidak jarang terjadi investasi scam di kripto. Uang investor hilang karena kejadian rug pull - proyek gagal dan penipuan.

3. Banyak Orang Belum Paham

Usia Crypto belum sampai 20 tahun. Masih sangat muda dibandingkan instrumen investasi lainnya yang sudah berusia puluhan atau bahkan ribuan tahun, seperti emas.

Karena Crypto merupakan aset yang baru, banyak hal belum diketahui dan masih diselidiki. Meskipun di satu sisi, hal ini melahirkan banyak peluang, tetapi tidak sedikit pula yang mengalami penipuan atau scam.

4. Butuh Koneksi Internet

Perbedaan yang mencolok lain bahwa investasi di Crypto dan aset crypto membutuhkan akses koneksi ke internet. Tanpa internet, kita tidak bisa menyimpan, menjual atau mencairkan Crypto.

Keharusan adanya koneksi ke jaringan internet ini, yang membuat Crypto dan aset crypto tidak selalu cocok untuk semua kalangan, khususnya orang - orang yang berusia lanjut. Orang yang tidak punya atau tidak tahu internet akan sulit bisa mengakses Cryptocurrency.

5. Dibobol Hacked

Sistem blockchain-nya memang sangat aman dan transparan. Mekanisme peer to peer membuat proses kontrol di blockchain sangat solid.

Tetapi, yang justru rawan adalah banyak kasus exchange yang di hack. Bisa dicek di internet soal kasus - kasus pembobolan exchange di berbagai negara.

Dan pembobolan tersebut tidak hanya terjadi di exchange kecil, tetapi exchange besar. Exchange yang sudah punya nilai transaksi jutaan dollar setiap harinya pun bisa kena serangan hacker dan mengalami kerugian yang tidak kecil.

6. Banyak Modus Penipuan

Risiko penipuan investasi kripto bukan isapan jempol belaka. Cukup banyak kasus penipuan mengatasnamakan kripto.

Ini terjadi karena popularitas kripto semakin menanjak. Dan ini masih merupakan instrumen yang baru.

Satgas Waspada Investasi OJK mengatakan banyak pihak yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan popularitas crypto. Modusnya, orang menawarkan investasi dengan imbal hasil tinggi tanpa resiko untuk mengelabui orang lain.

Pihak Satgas telah menghentikan beberapa modus penipuan berkedok investasi di bidang cryptocurrency.

Tabel Perbandingan Reksadana dan Crypto

Berdasarkan berbagai aspek, kita bandingkan Reksadana dan Crypto, sebagai berikut:

1. Return Keuntungan

Dari return, Reksadana bisa dikatakan lebih kecil dibandingkan Crypto. Kita bisa lihat dari trend harga crypto dari tahun ke tahun, yang kenaikannya sangat tinggi.

2. Resiko

Resiko Reksadana tergantung pada jenisnya. Yang paling beresiko adalah Reksadana Saham, lalu yang paling rendah resikonya adalah Reksadana Pasar Uang.

Resiko crypto lebih tinggi dibandingkan Reksadana, secara umum.

3. Likuiditas

Untuk soal ini, crypto dan reksadana punya tingkat likuiditas yang sama bagusnya. Dua - duanya mudah dijual.

4. Diversifikasi

Dalam soal diversifikasi, Reksadana jelas lebih baik dibandingkan crypto. Reksadana memang dibuat untuk tujuan diversifikasi investasi.

Reksadana dikelola Manajer Investasi yang menempatkan dana ke berbagai instrumen. Tidak hanya satu instrumen.

6. Minimum Investasi

Di Reksadana, saat ini, minimum investasi juga sangat terjangkau, terutama sejak munculnya aplikasi jual beli Reksadana online. Di salah satu aplikasi, kami ketemu minimum investasi Reksadana hanya Rp 10 ribu.

Sementara, minimum investasi crypto juga rendah. Bisa dari Rp 11 ribu untuk beli Bitcoin.

7. Penyimpanan

Reksadana tidak perlu penyimpanan karena semuanya paper asset. Adanya di dokumen kertas, bukan investasi fisik.

Sementara crypto karena aset digital bisa dengan mudah disimpan di USB.

8. Pengenalan

Reksadana, jelas, lebih dikenal karena memang sudah sejak lama ada.

Hal yang sangat berbeda dengan investasi di Crypto. Banyak orang yang belum paham apa itu Crypto.

FiturCryptoReksadana
ReturnCrypto Lebih Tinggi dibandingkan ReksadanaReksadana lebih rendah dari Crypto.
ResikoResiko Crypto lebih tinggi karena harga fluktuatif.Resiko Reksadana lebih rendah dari crypyo karena fluktuasi instrumen yang dibeli Reksadana
LikuiditasCrypto bisa cepat dijual di exchangeReksadana pasti bisa dijual tetapi ada jeda waktu settlement 3 sd 5 hari sampai uang masuk rekening
DiversifikasiCrypto tidak bisa didiversifikasi. Investasi di satu komoditi.Reksadana unggul dalam hal diversifikasi karena isi portfolio bermacam - macam.
Minimum InvestasiBeli Crypto sangat terjangkau.Beli Reksadana sangat terjangkau bisa dari Rp 10 ribu di aplikasi investasi online, seperti Bibit, Bareksa, TanamDuit
PenyimpananCrypto adalah aset digital. Cukup simpan di USBReksadana tidak perlu disimpan karena paper-asset.

Apa Pilihan Terbaik, Reksadana atau Crypto

Pilihan instrumen terbaik tergantung pada tujuan keuangan setiap orang.

Reksadana adalah pilihan untuk mereka yang ingin berinvestasi di berbagai instrumen keuangan tetapi tidak punya waktu atau masih pemula, yang pemahaman investasinya terbatas.

Sementara, crypto adalah pilihan untuk mereka yang sudah cukup advanced dalam pengetahuan investasi, paham resikonya dengan baik dan punya waktu untuk mempelajari instrumen asset digital yang baru ini.

Tags

Bagikan Melalui

Daftar Isi

Berlangganan Duwitmu

Komentar (0 Komentar)

Tulis Komentar - Balasan untuk Tito Shadam

Email Anda tidak akan di publish

Batalkan Membalas

Captcha Wajib Diisi

Artikel Terkait