Daftar Isi
Perbedaan utama antara deposito dan Reksadana adalah deposito memberikan penghasilan rutin dari pembayaran bunga setiap bulan, sedangkan reksadana merupakan kumpulan berbagai asset yang dikelola dalam satu portfolio oleh Manajer Investasi.
Deposito dan Reksadana adalah dua pilihan instrumen investasi yang populer. Pilh yang mana ?
Untuk itu, kami membagikan pengalaman investasi di Reksadana dan buka rekening deposito di bank. Dari pengalaman tersebut, kami menuliskan perbedaan dan persamaan investasi di Deposito dan Reksadana.
Deposito adalah investasi yang sangat aman karena bunga sudah ditentukan diawal dan dijamin oleh LPS, meskipun bunganya kecil dibawah return Reksadana dan deposito tidak likuid karena tidak bisa dicairkan setiap saat.
Sementara, return Reksadana lebih tinggi dari deposito tapi tidak ada jaminan dari siapa pun terhadap resiko di Reksadana sehingga lebih beresiko. Kondisi terburuknya Reksadana bisa bubar atau mengalami kerugian, sehingga merugikan investor.
Namun, Reksadana sangat likuid karena bisa dicairkan kapan saja dan dalam 3 hari uang akan masuk ke rekening.
Deposito adalah instrumen keuangan yang umum digunakan untuk investasi jangka pendek, yang menawarkan suku bunga tetap dan jangka waktu yang dapat disesuaikan, biasanya antara satu hingga dua belas bulan.
Produk keuangan ini ditawarkan oleh bank dan menjadi sumber dana pihak ketiga buat bank untuk disalurkan kembali sebagai pinjaman, dengan bunga lebih tinggi.
Dari pengalaman, kelebihan utama dari deposito adalah:
Deposito di bank sangat aman karena dijamin oleh LPS. Jika bank mengalami masalah dan terjadi penarikkan uang dari bank, uang deposito aman dijamin LPS
Deposito menyediakan banyak pilihan jangka waktu yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan kita. Mulai dari 1 bulan sd 12 bulan.
Saat ini, banyak deposito yang menawarkan bunga di atas inflasi. Sehingga uang yang disimpan di deposito bisa menghasilkan return riil yang positif.
Beberapa bank memperbolehkan deposito digunakan sebagai jaminan untuk pinjaman atau kredit ke bank tersebut.
Deposito syariah tidak teraliri oleh unsur riba, karena pengelolaan dana deposit yang dijalankan oleh bank syariah juga wajib untuk mematuhi syariat Islam. Oleh karena itu, nasabah muslim tidak perlu cemas untuk menyalurkan dananya pada produk ini.
Sistem deposito yang memiliki jangka waktu dapat menjadi poin plus tersendiri, terutama apabila kita sudah memiliki tujuan alokasi dari hasil keuntungan yang akan diperoleh nantinya.
Investasi dengan jangka waktu juga mencegah kita untuk mengacaukan budget investasi yang sudah kita kalkulasikan dengan cermat sebelumnya.
Beberapa hal yang menjadi kekurangan dasar dari deposito, yaitu:
Bunga deposito sangat kecil dibandingkan return reksadana, emas, saham atau instrumen keuangan lainnya.
Saat ini, bunga deposito hanya berkisar di 4% an lebih setahun. Sangat dekat dengan angka inflasi meskipun masih lebih tinggi.
Bunga deposito sangat dipengaruhi oleh jumlah dana deposito yang disetorkan. Sementara itu, tidak seperti saat berinvestasi di pasar modal, besaran jumlah minimal yang ditentukan oleh bank umumnya cukup besar.
Berbeda dengan rekening tabungan, deposito memiliki mekanisme yang lebih baku dan cenderung tidak fleksibel. Terutama karena saldo deposito tidak dapat ditarik sewaktu-waktu saat kita membutuhkannya.
Saat dalam kondisi mendadak, kita mungkin akan sedikit kesulitan karena uang yang kita investasikan pada deposito syariah kemungkinan belum jatuh tempo, sehingga kita tidak bisa dengan bebas mencairkan secara tunai atau ke rekening pribadi.
Deposito adalah investasi yang kurang cocok untuk jenis investasi jangka pendek.
Investasi jangka pendek yang baik setidaknya harus bersifat likuid, sementara likuiditas pada produk deposito adalah hal yang mengikat, yakni tergantung pada jangka waktu jatuh temponya.
Reksadana adalah instrumen investasi yang dibentuk oleh Manajer Investasi dan Bank Kustodian melalui akta kontrak investasi kolektif (KIK) yang dibuat notaris.
Manajer Investasi berperan sebagai pengelola dana yang terkumpul dari sekian banyak investor untuk diinvestasikan ke dalam portofolio efek, seperti SBI, obligasi, dan saham.
Bank Kustodian berperan menyimpan dana atau portofolio milik investor serta melakukan penyelesaian transaksi dan administrasi Reksadana.
Dari pengalaman berinvestasi, kami melihat keunggulan Reksadana adalah:
Reksadana cocok bagi investor yang memiliki banyak keterbatasan, seperti waktu terbatas, dana terbatas, informasi terbatas, dan pengetahuan investasi yang terbatas.
Instrumen ini mampu mengurangi risiko investasi karena disebarkan pada berbagai produk investasi.
Reksadana aman dan legal karena dikelola oleh Manajer Investasi yang sudah berpengalaman dan memiliki izin serta legalitas dari OJK.
Jika kamu adalah tipe investor yang lebih mengutamakan keamanan, reksa dana adalah pilihan yang tepat. Karena risiko investasi kamu tersebar di berbagai aset, nilai aset lain akan menutupi kerugian yang kamu alami.
Reksadana dikelola secara profesional oleh Manajer Investasi yang sudah punya tidak hanya kualifikasi keahlian tetapi juga pengalaman bertahun - tahun di industri ini.
Investor perorangan tidak perlu melakukan riset produk secara mendalam karena ada agen investasi profesional yang mengelola dana investasi di berbagai wahana investasi.
Investor dapat memantau portofolio investasinya secara berkala melalui Financial Information Sheet (FFS).
Jadi kamu tidak perlu menghabiskan waktu dan tenaga untuk riset karena fund manager berpengalaman akan memilih produk keuangan terbaik.
Keunggulan di Reksadana adalah bisa melakukan diversifikasi portofolio dengan lebih mudah. Hal ini membantu kita mengelola risiko dengan baik.
Instrumen investasi ini sangat cocok untuk investor pemula. Karena bisa berinvestasi mulai dari Rp 10.000.
Sebagai investor harus mempertimbangkan faktor-faktor risikonya.
Keuntungan tidak dijamin. Investor harus menyadari bahwa dengan dengan berinvestasi di Reksadana, tidak ada jaminan untuk mendapatkan pembagian keuntungan, dividen, ataupun kenaikan modal investasi.
Reksadana mungkin rentan terhadap perubahan kondisi pasar yang merupakan hasil dari: global, regional atau perkembangan ekonomi nasional; kebijakan pemerintah atau kondisi politik, pergerakan suku bunga secara umum, sentimen investor yang meluas maupun guncangan eksternal (misalnya bencana alam, perang dan lain-lain).
Manajer Investasi yang mengelola portofolio bisa saja bangkrut dan gagal mengelola investasi di Reksadana.
Beban biaya management fee yang harus dibayar saat berinvestasi, yang untuk reksadana ini adalah 3,00% per tahun.
Reksadana untung atau rugi, fee manajer investasi tersebut tetap harus dibayar. Tidak ada biaya ini jika berinvestasi sendiri.
Pencairan Reksadana meskipun cukup cepat tetapi dalam kondisi tertentu bisa memakan waktu. Tidak bisa cair dalam waktu 1 hari.
Risiko likuiditas yang dapat didefinisikan sebagai seberapa mudah sebuah efek dapat dijual pada atau mendekati nilai wajarnya tergantung pada volume yang diperdagangkan di bursa.
Meskipun tujuannya adalah lebih baik dari benchmark, nama data menunjukkan bahwa Reksadana tidak selalu konsisten bisa mencetak return diatas benchmark.
Ada banyak risiko efek yang dapat terjadi pada setiap efek, contohnya adalah kemungkinan default perusahaan penerbit pada pembayaran kupon dan/atau pokok obligasi, dan implikasi dari peringkat kredit perusahaan yang di-downgrade.
Dari berbagai faktor, kami membandingkan Reksadana dan Deposito, yaitu:
Return Deposito lebih kecil dibandingkan Reksadana.
Return Reksadana lebih tinggi dan banyak jenisnya. Mulai dari yang return paling tinggi, yaitu saham, sampai yang return paling rendah, yaitu pasar uang.
Dibandingkan return reksadana pasar uang sekalipun, masih lebih tinggi dibandingkan keuntungan di Deposito. Apalagi return Deposito dibandingkan reksadana saham, pendapatan tetap dan campuran.
Resiko Reksadana lebih tinggi dibandingkan Deposito, meskipun ini masih tergantung pada jenis Reksadana. Yang paling beresiko adalah Reksadana Saham, lalu yang paling rendah resikonya adalah Reksadana Pasar Uang.
Resiko Deposito lebih rendah dibandingkan Reksadana, karena bunga deposito sudah dipatok sejak awal dan dijamin oleh LPS.
Reksadana lebih likuid karena bisaa dicairkan kapan saja, sementara deposito hanya bisa dicairkan pada saat jatuh tempo.
Reksadana dijual ke Manajer Investasi. Dan sesuai Peraturan OJK, Manajer Investasi wajib membeli kembali Reksadana yang dijual oleh investor.
Jadi, tingkat kepastian penjualan Reksadana itu sangat tinggi. Bisa dipastikan investor bisa menjual dan menerima uangnya.
Keamanan deposito lebih baik dibandingkan Reksadana.
Deposito yaang dikeluarkan oleh bank dijamin oleh LPS. Sementara, reksadana punya resiko bahwa Manajer Investasi dicabut izinnya atau melanggar ketentuan dari OJK. Akibatnya, nasabah tidak bisa mencairkan investasinya.
Pernah pula kejadian bahwa Manajer Investasi mengelola dengan tidak hati hati sehingga return Reksadana anjlok dan investor kehilangan nilai investasinya dalam jumlah besar.
Diversifikasi di Reksadana jelas lebih baik dibandingkan Deposito.
Reksadana dikelola Manajer Investasi yang menempatkan dana ke berbagai instrumen. Tidak hanya satu instrumen.
Misalnya, dalam Reksadana Saham, investasi dilakukan ke portofolio terdiri dari banyak saham. Tidak hanya satu atau dua saham saja. Begitu pula dengan Reksadana Pasar Uang. Ada berbagai instrumen pasar uang yang diinvestasikan Manajer Investasi.
Sementara, tidak ada diversifikasi di deposito.
Minimum investasi di Reksadana lebih rendah dari deposito.
Minimum investasi di Reksadana, saat ini, mulai dari Rp 10 ribu untuk jenis tertentu atau Rp 100 ribu untuk semua jenis. Sementara, minimum buka deposito adalah Rp 5 jutaa.
Reksadana dan Deposito tidak perlu penyimpanan khusus. Semuanya disimpan di bank dan bank kustodian.
Deposito, jelas, lebih dikenal karena memang sudah sejak lama ada. Investasi di deposito sendiri cukup simpel, tinggal beli dan jual.
Sementara itu, investasi Reksadana masih baru. Banyak orang yang belum paham apa itu Reksadana.
Perlu upaya mempelajari Reksadana, cara kerjanya, lalu instrumen- instrumen di dalamnya, seperti saham, obligasi, pasar uang.
Fitur | Deposito | Reksadana |
---|---|---|
Return | Deposito Lebih Rendah dibandingkan Reksadana | Reksadana lebih tinggi dari Deposito, apalagi jenis Reksadana Saham dan Campuran |
Resiko | Resiko Deposito lebih rendah karena bunga tetap dijamin LPS | Resiko Reksadana lebih tinggi karena fluktuasi instrumen yang dibeli Reksadana dan tidak ada jaminan |
Likuiditas | Hanya bisa saat jatu tempo. Break deposito sebelum jatuh tempo akan dikenakan denda | Reksadana pasti bisa dijual tetapi ada jeda waktu settlement 3 sd 5 hari sampai uang masuk rekening |
Keamanan | Deposito aman dilindungi LPS | Reksadana ada resiko penyalahgunaan oleh Manajer Investasi yang membuat nilai Reksadana bisa anjlok |
Diversifikasi | Deposito tidak bisa didiversifikasi. Investasi di satu komoditi. | Reksadana unggul dalam hal diversifikasi karena isi portfolio bermacam - macam. |
Minimum Investasi | Deposito minimum Rp 5 juta | Beli Reksadana sangat terjangkau bisa dari Rp 10 ribu di aplikasi investasi online, seperti Bibit, Bareksa, TanamDuit |
Penyimpanan | Disimpan oleh bank | Reksadana tidak perlu disimpan karena paper-asset. |
Pengenalan Produk | Sudah sangat dikenal | Reksadana adalah produk investasi yang banyak orang belum paham. Orang perlu belajar soal apa itu, mekanisme di dalamnya. |
Dari perbandingan ini, kita bisa melihat bahwa tidak ada satu produk investasi yang unggul semuanya. Semuanya kembali ke tujuan keuangan, yaitu instrumen yang bisa mencapai tujuan keuangan kita.
Deposito adalah instrumen untuk tujuan keuangan return pasti, resiko nihil, dalam jangka pendek. Sementara, Reksadana adalah investasi dengan tawaran return lebih tinggi, di berbagai pilihan asset, yang dikelola professional dan bisa untuk diversifikasi. Namun, reksadana lebih beresiko dibandingkan deposito.
Daftar Isi
Komentar (0 Komentar)