Daftar Isi
Impian orang sekarang ini adalah hidup slow living di desa, tapi gaji dolar. Bersyukur banget, aku sedang menjalani impian banyak orang. Kerja pakai daster dari rumah yang ada di desa, gajiannya dolar. Dan sekarang udah gak bingung lagi karena pake PayPal.
Aku sudah pakai PayPal sejak tahun 2020, sudah lima tahun menggunakan PayPal. Dulu pendaftaran PayPal masih lumayan ribet. Aku bahkan perlu membeli kode VCC yang waktu itu dijual agar bisa punya PayPal karena aku tidak memiliki kartu kredit.
Penasaran gak, apa itu PayPal? Kenapa sih banyak orang menggunakannya?
Sini, biar aku jawab dengan bahasa yang simpel ya.
PayPal adalah sebuah platform keuangan digital yang bisa membuat kita menerima transferan uang dengan beragam kurs mata uang yang ada di dunia. Kalau yang pernah aku alami adalah mendapatkan transferan dalam kurs mata uang dolar Amerika Serikat.
PayPal ini bisa digunakan untuk individu, tapi juga bisa digunakan untuk kalian yang punya bisnis online dan ingin melebarkan pemasarannya sampai luar negeri. Kalau melebarkan sayap sampai ke luar negeri tentu harus punya sistem pembayaran yang memudahkan bukan, dan PayPal jadi jawabannya.
Kenapa banyak banget yang menggunakan PayPal? Jawaban paling singkatnya karena PayPal itu simpel dan gak ribet.
Namun, ada hal yang bikin mikir beberapa kali, sih. Apa aja itu? Akan aku jelaskan dalam artikel ini. Review ini berdasarkan pengalaman pribadiku. Kita mulai dari pahit-pahitnya dulu ya, baru yang manis-manisnya.
Kalau ngomongin soal transaksi internasional, pasti banyak orang langsung kepikiran sama PayPal. Aku pun begitu.
Pengalaman pertama yang bikin aku agak kecewa adalah ketika aku ingin mentransfer saldo PayPal dari kurs dolar ke rupiah. Aku cek di Google berapa kurs 1 dolar jika dirupiahkan. Waktu itu kurs dolar tembus sampai Rp16.200. Wah, senang, dong. Namun, saat aku sudah menekan tombol transfer dana, aku sedih karena yang bisa kudapat masih sekitaran Rp15.500. Selisihnya lumayan jauh.
Selisih nilai tukar Rp700 terdengar sedikit. Namun, kalau aku ingin mentransfer danaku yang 100 dolar, aku sudah kehilangan Rp70.000. Sedih, deh. Namun, aku paham inilah model bisnis mereka. Kalau gak ada selisih nilai tukar, bagaimana mereka bisa mendapatkan keuntungan.
Masalah lain datang waktu aku coba tarik dana, tapi ternyata saldo aku cuma sekitar 8 USD. Aku pikir, ya udah deh ditarik aja lumayan buat jajan kopi. Tapi ternyata nggak bisa!
PayPal punya aturan, kalau saldo di bawah 10 USD, saldo itu nggak bisa ditransfer ke bank. Jadi akhirnya 8 USD itu cuma numpuk di akun PayPal, nggak bisa aku cairkan.
Jujur, ini bikin kesel. Soalnya uang itu hasil kerja juga, kan? Harusnya meski kecil, tetap bisa dipakai. Tapi ya mau gimana, aturannya memang gitu.
Akhirnya aku biarin aja, nunggu ada transferan berikutnya biar bisa ditarik sekaligus.

Nah, ada potongan lagi yang membuat aku berpikir dua kali. Kalau kita ingin menarik saldo dari PayPal dan saldonya masih dibawah Rp1,5 juta, maka siap-siap akan kena potongan Rp16.000.
Aku pernah narik dana sekitar Rp1 juta. Eh, kena potongan itu. Jadi jumlah yang aku terima di rekening bank malah lebih kecil lagi.
Memang kalau ditarik dalam jumlah besar mungkin terasa lebih hemat, tapi nggak semua orang bisa nunggu saldo banyak dulu baru dicairkan. Kadang kebutuhan mendesak bikin kita harus tarik segera, meski jumlahnya kecil.
Di situ aku ngerasa PayPal lebih cocok buat orang yang sering nerima transfer gede. Kalau cuma receh-receh, biaya potongan ini lumayan bikin rugi.

Ini dia hal yang lumayan tricky bagiku ketika ingin mencairkan saldo ke rekening bank lokal. Menurutku gak bisa dibilang cepat atau lama. Semua itu tergantung kapan waktu kita mencairkan uangnya.
Ketika aku mencairkan uangnya saat hari kerja, bisa satu hari langsung cair ke rekening bank lokal. Namun, ketika aku mencairkan saat weekend, bisa memakan waktu dua sampai tiga hari.
Selain soal pencairan, aku juga punya pengalaman yang cukup bikin frustasi dengan aplikasi PayPal di Android.
Awalnya aku pikir pakai aplikasi bakal lebih gampang, tinggal buka HP dan klik, semua bisa diakses. Tapi kenyataannya nggak sesederhana itu.
Di aplikasi, aku nggak bisa login otomatis. Jadi setiap kali mau masuk, aku harus ketik password manual.
Kebayang nggak sih, kalau lagi buru-buru, harus repot ngetik panjang-panjang dulu?
Yang bikin tambah nyesek, aku pernah ngalamin password yang sebelumnya berhasil dipakai buat login, tiba-tiba nggak bisa lagi dipakai di kesempatan berikutnya. Padahal aku yakin banget email dan password-nya benar.
Akhirnya aku harus reset password berulang kali cuma buat bisa masuk lagi ke akun. Rasanya kayak main tebak-tebakan sama sistem. Ini benar-benar bikin pengalaman pakai aplikasinya kurang menyenangkan.

Meski banyak hal yang bikin kesel, aku juga harus ngakuin kalau PayPal tetap punya beberapa keunggulan yang bikin aku masih bertahan pakai sampai sekarang.
Aku termasuk orang yang gak pengen memakai kartu kredit. Walaupun banyak orang menyarankan memilikinya apalagi jika ingin transaksi dengan klien di luar negeri. Namun, aku yakin ada jalan.
Untung ada PayPal. Loh, bukannya PayPal tetap perlu menggunakan kartu kredit ya? Gak harus kok. Kalau kamu baru mau bikin akun PayPal, kamu bisa mendaftar dengan menggunakan kartu debit yang ada logo visanya. Kalau ada logo visanya dibalik kartu ada kode VCC yang bisa disambungkan ke PayPal.
Awalnya aku hanya punya kartu rekening BRI tapi yang simpedes, jadi tidak ada logo visanya. Akhirnya aku daftar kartu debit jenius dari Bank SMBC yang dulunya bank BTPN.
Daftarnya bisa menggunakan kartu debit, nanti untuk pencairan dananya pun bisa dihubungkan dengan rekening bank lokal Indonesia. Kabar baiknya semua bank lokal Indonesia sudah bisa. Tinggal masukkan kode bank, nama bank, nama pemilik akun bank untuk menghubungkan ke bank lokal.
Kalau mengirim uang ke luar negeri harus tahu kode SWIFT, alamat bank-nya, nomor rekening, itu repot banget bukan? Untung saja semuanya itu dipermudah di PayPal.
Untuk mengirim dana dari akun kamu ke PayPal rekan kerjamu atau klienmu, tinggal masukkan email calon penerima dana yang sudah terhubung juga dengan PayPal. Lebih simpel, bukan?
Hal yang wajib ada dalam sebuah platform keuangan adalah keamanannya. Sejauh ini menggunakan PayPal, belum pernah aku merasakan kehilangan saldo. Karena aku melihat PayPal ini memiliki sistem keamanan ganda. Setiap kali kita login akan ada notifikasi di email kita. Atau untuk mengkonfirmasi apakah yang login adalah kita, ada kode yang akan dikirimkan ke nomor HP kita.
Ada satu pengalaman ketika aku sudah berhasil menghubungkan kartu debit BTN yang aku miliki ke PayPal. Kemudian aku ingin mentransfer saldo PayPal-ku ke rekening BTN tersebut. Proses transfer dana sudah aku lakukan seperti biasanya.
Namun, apa yang terjadi? Hampir lebih dari tiga hari, aku cek aplikasi Bale BTN, belum ada juga saldo rupiah masuk. Aku pun membuka aplikasi PayPal dan benarlah ada notifikasi kalau ada kegagalan transaksi karena ada penolakan dari rekening BTN. Panik? Sedikit, tapi untung saldoku kembali ke semula tanpa potongan apa pun.
Hal paling menarik adalah PayPal berbeda dengan bank pada umumnya. Biasanya jika ada saldo mengendap maka akan ada potongan bulanan. Setiap bulannya terlihat sedikit potongannya, tapi kalau diakumulasikan bisa boncos juga.
Untungnya, di PayPal tidak berlaku demikian. Aku pernah punya sisa saldo $199 dan kubiarkan hampir enam bulan lamanya. Apakah terpotong? Jawabannya saldoku masih sama seperti di awal. Jadi, jangan khawatir ya.
Aku masih ingat banget dulu pertama kali bikin akun PayPal itu ribetnya luar biasa. Harus beli VCC, harus punya kartu kredit, dan kalau salah sedikit aja, bisa gagal. Untungnya sekarang jauh lebih gampang.
Kalau kamu penasaran gimana sih cara daftar PayPal biar bisa terima gaji dolar kayak aku, tenang aja. Aku kasih tutorial singkat yang simpel, biar kamu bisa langsung praktik.
Aku udah ngerasain sendiri gampangnya punya PayPal. Kerja di desa, gajian dolar, dan gak perlu repot soal pembayaran internasional. Jadi, kalau kamu punya impian yang sama sepertiku, bikin akun PayPal itu langkah awal yang wajib banget dicoba untuk mewujudkan impianmu.
Kalau aku rangkum, pengalaman pakai PayPal itu ibarat hubungan cinta-benci. Di satu sisi, aku suka karena praktis dan masih jadi standar pembayaran internasional.
Tapi di sisi lain, ada banyak hal yang bikin aku ngelus dada:
Jadi, buat kamu yang mau pakai PayPal, saran aku adalah jangan terlalu kaget kalau dapet kurs rendah atau kena potongan. Kalau bisa, kumpulin saldo dulu baru tarik sekaligus biar lebih hemat. Dan kalau mau lebih nyaman, siapin juga opsi pembayaran lain sebagai cadangan.
Pada akhirnya, PayPal tetap jadi “jembatan” penting buat transaksi lintas negara, tapi ya dengan segala kekurangannya itu, kita sebagai pengguna harus pintar-pintar atur strategi biar nggak terlalu rugi.
Daftar Isi
Komentar (0 Komentar)