Daftar Isi
Investasi adalah bagian penting dalam pengelolaan keuangan seseorang. Tanpa investasi, banyak rencana dan tujuan keuangan tidak bisa terwujud. Pertanyaan selanjutnya mau investasi dimana?
Selama ini orang fokus pada investasi pasar dalam negeri, lokal, sementara melupakan investasi pasar global yang banyak menawarkan keuntungan dan kelebihan. Apa platform mudah, murah untuk investasi saham di luar negeri?
Saya tahu bahwa investasi adalah bagian penting dalam perencana keuangan.
Sejak beberapa tahun lalu, saya mengikuti seminar atau webinar dengan perencana keuangan, selalu pesan pentingnya adalah melakukan investasi untuk mencapai tujuan keuangan.
Salah satu contohnya adalah dana pendidikan.
Sebagai orang tua, saya dan pasti Anda semua ingin memberikan pendidikan terbaik untuk anak - anak kita.
Kenyataannya, biaya pendidikan di Indonesia mahal dan semakin mahal. Belum ada tanda - tanda akan turun.
Cara untuk mencapai tujuan mengumpulkan dana pendidikan yang mencukupi bisa dicapai kalau saya melakukan investasi vs tabungan.
Banyak dari kita, saya juga, dulu berpikir bahwa menabung saja cukup.
Tapi, itu ternyata sebuah kesalahan (besar).
Menabung tidak akan cukup.
Saya harus berinvestasi.
Investasi yang saya lakukan selama ini fokus di pasar lokal di berbagai instrumen keuangan.
Lokal itu maksudnya, ya di Indonesia.
Saya beli saham di Indonesia, Reksadana di Indonesia, pokoknya semua instrumen keuangan berbasis Rupiah yang lokasinya di Indonesia.
Saya berpikir bahwa strategi investasi di pasar negeri sendiri adalah yang terbaik.
Karena pasar ini yang paling saya pahami, paling saya mengerti.
Tapi, saya kemudian membaca satu artikel di bidang Finance yang menyebutkan fenomena ‘home-bias’, yaitu kecenderungan orang untuk melakukan transaksi di negara sendiri, yang mana tindakan investasi tersebut belum tentu tepat.
Setelah membaca artikel tersebut, saya menjadi terpicu rasa ingin tahu.
Apa betul?
Ternyata, hasil dari baca - baca lebih lanjut, saya berkesimpulan bahwa fenomena ‘home-bias’ adalah hal nyata dan sebaiknya perlu dihindari.
Kenapa?
Ekonomi Indonesia dalam perekonomian global menyumbang kurang dari 5% jauh dibawah Amerika Serikat dan negara - negara maju lainnya.
Logikanya, kalau ingin investasi, investor sebaiknya menempatkan uangnya dalam portofolio yang dibagi sesuai dengan proporsi ekonomi dunia.
Simpelnya, investasi Anda dan saya paling besar harusnya di pasar USA.
Karena pasar keuangan USA adalah paling besar di dunia.
Ilustrasinya, kalau ingin investasi di Bursa Efek Indonesia, Anda menempatkan proporsi dana terbesar di saham - saham kapitalisasi paling besar, misalnya Bank BCA, BRI dan Telkom.
Bukan proporsi terbesar di saham - saham kapitalisasi pasar kecil.
Dari berbagai referensi, saya mencatat keuntungan melakukan investasi di pasar global, sebagai berikut:
Salah satu kunci pengelolaan risiko yang baik adalah melakukan diversifikasi.
Don’t put all your eggs in one basket!
Bagaimana diversifikasi sebaiknya dilakukan?
Beli saham seharusnya sesuai dengan global share market, yang menunjukkan di bursa mana kinerja saham terbaik.
Pasar saham paling besar di dunia adalah Amerika Serikat, menguasai 50%+ kapitalisasi pasar saham dunia, sehingga seharusnya Anda menempatkan mayoritas portofolio investasi saham di Wall Street.
Kenapa?
Karena Wall Street adalah pasar terbesar dengan nilai kapitalisasi saham terbesar, yang kinerjanya tentunya yang paling menjanjikan.
Anda bisa lihat 100 perusahaan terbesar di dunia ada di USA.
Namun dalam prakteknya, para ahli keuangan menemukan fenomena home-bias, yaitu kecenderungan orang memiliki portofolio saham terbesar di negara mereka sendiri, sementara negara mereka tersebut punya kapitalisasi pasar lebih kecil di pasar saham global.
Riset Vanguard internasional terbaru menemukan bahwa:
Jadi fenomena home bias umum terjadi di banyak masyarakat di berbagai belahan dunia.
Dulu mungkin home-bias bisa dimaklumi karena hambatan melakukan investasi saham di pasar internasional, tetapi sekarang dengan kemajuan teknologi Fintech, pembelian saham lintas negara bisa dilakukan mudah secara online, sehingga diversifikasi di pasar internasional bukan sesuatu yang sulit.
Anda bisa menjadi pemilik saham perusahaan kelas global dengan berinvestasi di pasar internasional.
Berikut ini saham - saham yang saya beli di New York Stock Exchange (NYSE), bursa saham terbesar di Amerika Serikat, yaitu:
Dari daftar saham diatas, Anda bisa lihat bahwa dengan bermain saham di pasar luar negeri kita bisa menjadi pemilik perusahaan - perusahaan kelas global yang reputasi dan namanya sudah tidak terbantahkan lagi.
Anda mau jadi pemilik Google, Apple, Exxon, Boeing, Facebook, Twitter atau yang terbaru Uber, bisa semuanya, dengan melakukan transaksi saham di bursa internasional.
Apakah mahal?
Sama sekali tidak!
Sebelum menjelaskan bahwa investasi saham di luar negeri itu tidak mahal, saya ingin dulu menjelaskan hal yang juga tidak kalah penting, yaitu tersedianya produk ETF (Exchange Traded Fund) di pasar internasional.
ETF adalah inovasi produk pasar modal yang sangat cocok untuk investor ritel.
Apa itu ETF?
ETF pada dasarnya adalah indeks fund yang dijual di pasar saham.
Kalau indeks fund, Anda harus beli langsung ke Manajer Investasi, yang mana beli langsung ke Manajer Investasi di luar negeri tidak mudah buat investor ritel seperti saya karena (1) ada ketentuan minimum investasi yang besar (tidak bisa beli hanya 1 lembar); (2) ketentuan regulasi di Amerika Serikat membatasi investor asing ritel membeli ke Manajer Investasi di Amerika Serikat.
ETF mereplikasi isi index fund dan menjual saham ETF di bursa sehingga bisa diakses, jual beli, oleh investor ritel.
Berikut ini contoh ETF dijual di NYSE:
Ada banyak lagi jenis ETF yang lain, yang sangat membantu investor ritel untuk melakukan diversifikasi dan meraup keuntungan maksimal dengan modal terjangkau.
Hal lain yang menarik adalah minimum pembelian saham di New York Stock Exchange (NYSE) adalah 1 lembar saham.
Betul, Anda bisa beli hanya 1 saham di bursa Wall Street ini.
Buktinya bisa lihat gambar dibawah ini dimana saya melakukan pembelian 1 lembar saham Nike.
Berbeda dengan di Bursa Efek Indonesia, minimum pembelian adalah 100 lembar saham.
Menurut saya, kombinasi antara kebijakan Zero Commision dan pembelian minimum 1 lembar saham, sangat membantu investor ritel yang dana investasinya cukup terbatas untuk melakukan investasi saham.
Broker di luar negeri menyediakan laporan riset tersedia lengkap.
Saya pernah menggunakan salah satu broker yang menyediakan informasi riset yang tersedia,, yaitu:
Kelengkapan informasi ini tentu saja sangat penting
Investasi di saham luar negeri secara tidak langsung membantu melakukan hedging terhadap aset kita, antisipasi jika nilai mata uang Rupiah mengalami fluktuasi terhadap US$.
Dengan kondisi Rupiah sekarang dan masih tingginya defisit transaksi berjalan (lebih banyak impor daripada ekspor di ekonomi Indonesia), fluktuasi Rupiah terhadap mata uang US$ dan Euro adalah sebuah kemungkinan selalu akan terjadi.
Sebagai investor, hal yang bisa kita lakukan menghadapi risiko nilai tukar ini adalah melakukan hedging, salah satunya dengan investasi saham di luar negeri.
Disamping risiko nilai tukar, daya beli mata uang US$ relatif lebih kuat dibandingkan mata uang lain, yang dicerminkan dari inflasi di US lebih rendah dibandingkan di Indonesia.
Apa implikasinya?
Meskipun return investasi saham di pasar luar negeri, misalnya Amerika Serikat, lebih rendah dibandingkan di pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) tetapi karena daya beli mata uang US$ lebih kuat maka nett return (setelah dikurangi inflasi) akan lebih baik di Amerika Serikat.
Pasar saham di Wall Street sudah berjalan puluhan tahun dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia saat ini.
Pasar saham di Amerika Serikat memiliki porsi 50%+ dari total pasar saham global.
Besarnya transaksi di pasar yang diikuti tingginya likuiditas, membuat kemungkinan ‘saham gorengan untuk eksis menjadi lebih kecil karena dibutuhkan dana yang sangat besar untuk bisa memanipulasi harga saham di pasar sebesar Wall Street.
Disamping itu, lamanya usia bursa Wall Street membuat regulasi dan penegakan hukum sudah terinstitusi dengan baik, sehingga saham gorengan bisa lebih diminimalisir (meskipun kemungkinan selalu ada, walaupun kecil).
Baca Juga - Pengalaman Investor Indonesia Sukses Investasi di Pasar USA
Bagaimana cara melakukan investasi di pasar global?
Ini pertanyaan yang muncul di benak saya, setelah tahu bahwa investasi di pasar global itu penting.
Beberapa tahun lalu, saya merasa bahwa investasi di pasar global itu sulit dan tidak bisa diakses. Jauh sekali rasanya.
Tetapi sekarang, era kemajuan teknologi, Fintech, telah membawa banyak perubahan, termasuk soal investasi global.
Segalanya menjadi lebih mudah dan accessible.
Salah satu platform yang menyediakan fasilitas dan layanan untuk transaksi global adalah eToro.
eToro adalah jaringan trading sosial terkemuka dunia sejak 2007, dengan jutaan pengguna yang sudah terdaftar, dan menawarkan berbagai layanan trading dan investasi yang inovatif.
Saat ini tercatat bahwa 13 juta orang di seluruh dunia menggunakan eToro sebagai platform trading untuk investasi mereka.
Saya melakukan review trading eToro dan menemukan berbagai manfaat dari trading ini, yaitu:
eToro menyediakan tempat untuk berinvestasi di Saham Global, dengan manfaat, yaitu:
Dengan berbagai manfaat dari platform eToro, Anda bisa mendaftar dengan dengan mudah.
Minimum Deposit awal adalah hanya USD200 (+/- IDR 2,8 juta), dan untuk deposit selanjutnya (Top Up) hanyalah USD50 (+/- IDR700 ribu).
eToro menyediakan portofolio virtual (Akun Demo) dimana setiap pengguna akan mendapatkan akun demo gratis $100.000.
Dengan menggunakan akun mereka, Dengan platform eToro, Anda dapat membangun portofolio virtual untuk berlatih dan bereksperimen.
Sudah saatnya investor melakukan transaksi di pasar global karena menawarkan banyak keuntungan dan kesempatan.
Kuncinya adalah melakukan transaksi saham tersebut di platform investasi yang terpercaya dan terkenal punya sistem yang baik serta mendukung investor.
Cari dan Bandingkan Sekuritas Broker Saham Terbaik !
Daftar Isi
Komentar (2 Komentar)