Daftar Isi
Net profit margin adalah salah satu indikator pokok yang harus dipahami mereka yang ingin menganalisis kinerja keuangan perusahaan. Sangat bermanfaat khususnya untuk yang berinvestasi di saham dan melakukan analisa fundamental.
Simak penjelasan berikut ini guna mengetahui lebih dalam mengenai pengertian net profit margin, manfaat dari menghitung net profit margin, cara dan contoh menghitung, hingga interpretasinya.
Net profit margin atau margin laba bersih adalah indikator yang mengukur profitabilitas atau tingkat kemampuan dalam menghasilkan laba pada suatu perusahaan.
Menurut Kasmir (2016) dalam bukunya Analisis Laporan Keuangan, net profit margin merupakan ukuran keuntungan dengan membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan.
Secara sederhana, net profit margin adalah persentase laba yang dihasilkan pada periode tertentu jika dibandingkan dengan penjualan perusahaan.
Perhitungan atas net profit margin suatu perusahaan dapat memberikan beberapa manfaat dan kegunaan antara lain:
Rumus net profit margin dinyatakan sebagai berikut:
Net Profit Margin = (Laba Bersih/Penjualan) × 100
Cara menghitung net profit margin adalah dengan mencari informasi yang diperlukan kemudian menghitungnya sesuai rumus di atas. Adapun informasi yang diperlukan dalam perhitungan net profit margin adalah nominal laba bersih dan penjualan pada periode yang ingin dihitung.
Letak informasi nilai laba bersih dan penjualan dapat berbeda tergantung pada media yang diakses. Laba bersih dan penjualan dapat ditemukan pada laporan keuangan dan ikhtisar keuangan perusahaan.
Cara ini lebih mudah bagi yang ingin menghitung net profit margin perusahaan di beberapa periode sekaligus, karena biasanya, pada bagian ini, perusahaan menyediakan rekapan informasi keuangan selama lima tahun terakhir yang disertai ilustrasi grafis. Minusnya, perusahaan terkadang menyajikan besaran nominal yang sudah dibulatkan, sehingga terdapat kemungkinan hal tersebut akan mengurangi tingkat keakuratan hasil perhitungan net profit margin.
Untuk perusahaan publik, baik laporan tahunan yang mencakup laporan keuangan maupun laporan keuangan yang diterbitkan terpisah daripada laporan keuangan, umumnya, keduanya dapat secara gratis diunduh di situs resmi perusahaan dan situs idx.co.id.
Perusahaan A melaporkan rincian laba ruginya seperti di bawah ini:
Penjualan Rp100.000.000
Harga Pokok Penjualan (Rp15.000.000)
Laba Kotor Rp85.000.000
Beban Operasi (Rp45.000.000)
Laba Operasi Rp40.000.000
Beban Bunga (Rp4.000.000)
Laba Sebelum Pajak Rp46.000.000
Pajak (Rp1.000.000)
Laba Bersih Rp45.000.000
Maka, net profit margin perusahaan A dapat dihitung sebagai berikut:
Net Profit Margin = (Laba Bersih/Sales) × 100
Net Profit Margin = (Rp45.000.000/Rp100.000.000) × 100
Net Profit Margin = 45%
Sehingga didapatlah net profit margin perusahaan A adalah sebesar 45%.
Net profit margin mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada penjualan yang terjadi. Semakin tinggi nilai net profit margin, maka semakin efisien struktur pembiayaan dan penetapan harga dalam suatu perusahaan.
Dalam menganalisis profitabilitas, sebaiknya net profit margin juga diperbandingkan dengan hasil perhitungan gross profit margin untuk mengetahui apakah pergerakan profitabilitas perusahaan dipengaruhi secara signifikan oleh beban operasi dan beban lainnya, seperti bunga dan pajak.
Net profit margin yang terlalu rendah dapat disebabkan oleh dua alasan, yaitu antara harga barang yang dijual terlalu rendah atau biaya-biaya yang dibutuhkan ketika proses produksi barang terlalu tinggi. Solusi mengatasi net profit margin yang rendah dapat dilakukan antara lain dengan:
Menurut Kasmir (2016), rata-rata industri untuk net profit margin adalah 20%.
Oleh karena itu, margin laba perusahaan yang melampaui 20% dianggap baik. Sebaliknya, perusahaan dengan net profit margin di bawah rata-rata industri patut untuk dicari tahu penyebabnya agar tidak membahayakan keberlangsungan perusahaan.
Sumber lainnya mengatakan, secara umum, rasio net profit margin 5% merupakan angka margin yang rendah, rasio net profit margin 10% merupakan angka margin yang sehat, dan rasio net profit margin 20% merupakan angka margin yang tinggi.
Meskipun demikian, persentase net profit margin yang dihasilkan suatu perusahaan tidak dapat digeneralisir terhadap perusahaan lainnya. Perbedaan ukuran perusahaan, sektor usaha, industri, dan struktur bisnis juga mempengaruhi standar net profit margin yang baik bagi suatu perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, kecuali rata-rata industri itu sendiri, tidak ada standar pasti mengenai persentase margin laba yang dipersyaratkan agar suatu perusahaan dikatakan cukup baik secara profitabilitas.
Tidak mudah untuk menganalisa kinerja perusahaan. Karena kompleksitasnya.
Namun, beberapa indikator dari laporan keuangan, bisa menunjukkan sehat tidaknya suatu perusahaan. Punya prospek yang bagus atau tidak.
Net Profit Margin bisa digunakan sebagai rasio untuk menilai kondisi keuangan perusahaan.
Daftar Isi
Komentar (0 Komentar)