Daftar Isi
Perbedaan utama antara Bitcoin dan Ethereum adalah Bitcoin merupakan crypto market cap terbesar di dunia saat ini, dengan sistem proof work (POW) yang paling terdesentralisasi dan jumlah supply terbatas 21 juta koin, sementara Ethereum mata uang crypto pencipta Smart Contract yang melahirkan berbagai use cases baru, seperti Decentralized app (DaPP), DeFI, NFT, yang menggunakan konsensus proof of stake (POS) yang hemat energi dan cepat dalam memprosess transaksi.
Bitcoin unggul soal supply yang terbatas dan tanpa penguasaan terpusat, namun use case terbatas, dibandingkan Ethereum yang punya banyak uses cases karena kemampuan membuat smart contracts namun ETH lebih tersentralisasi karena koin dikuasai founder dan VC lewat pre-mines sebelum dijual ke publik.
Apa bedanya Ethereum dan Bitcoin ? Mana Cryptocurremcies Terbaik
Untuk mengetahuinya, kami mencoba investasi di Bitcoin dan Ethereum. Dari pengalaman itu, kami membagi dalam analisa kelebihan dan kekurangan Bitcoin serta Ethereum di artikel ini.
Ethereum adalah platform open-source untuk aplikasi terdesentralisasi (dApps) yang berjalan di blockchain.
Dengan menggunakan teknologi blockchain yang sama seperti Bitcoin, Ethereum memiliki fitur yang lebih canggih dan kompleks.
Meski demikian, Vitalik Buterin mengatakan bahwa ia menciptakan Ethereum berbeda dari Bitcoin.
Ketika diluncurkan pada tahun 2015, Ethereum diklaim bisa membantu pengembang untuk membuat dan mengimplementasikan aplikasi terdesentralisasi, tanpa harus memerlukan otoritas pusat atau perantara.
Bila Bitcoin hanya dapat digunakan sebagai alat pembayaran digital, maka Ethereum bisa digunakan sebagai platform untuk membangun aplikasi terdesentralisasi, membuat kontrak pintar atau smart contracts, dan melakukan transaksi.
Ethereum menggunakan token yang disebut Ether (ETH) sebagai mata uang pada platformnya.
Ether dapat digunakan untuk membayar biaya transaksi dan digunakan sebagai imbalan bagi penambang (miners) yang memvalidasi transaksi di jaringan Ethereum.
Namun saat ini, Ethereum telah diupdate menjadi Ethereum 2.0 atau disebut "Serenity" sejak September 2022.
Melihat gambaran besar mengenai apa itu Ethereum di atas, maka ada beberapa kelebihannya sebagai berikut:
Meski telah diperbaharui, Ethereum tidak menghilangkan fungsinya untuk membuat smart contracts yang dapat diimplementasikan secara otomatis, tanpa harus melibatkan pihak ketiga.
Kontrak pintar ini memungkinkan pengguna untuk membuat perjanjian digital yang aman dan transparan.
Smart contracts juga dapat digunakan untuk berbagai tujuan seperti pengiriman barang, pembayaran, dan pemrosesan data.
Ethereum memiliki kecepatan transaksi yang lebih cepat dibandingkan dengan Bitcoin.
Ethereum 2.0 dapat memproses transaksi hingga 100 transaksi per detik, sedangkan Bitcoin hanya dapat memproses sekitar 7 transaksi per detik.
Hal ini membuat Ethereum lebih efisien dalam penggunaannya sebagai alat pembayaran digital.
Seperti yang diketahui bahwa konsensus kerja PoS memiliki biaya transaksi lebih murah dibandingkan PoW.
Ini disebabkan karena sistem PoS yang menghilangkan peran miner atau penambang sebagai validator transaksi.
Selain itu, karena kapasitas transaksi per detik dapat meningkat drastis, maka kemacetan pada jaringan juga berkurang.
Ini juga menjadi faktor biaya transaksi dapat ditekan lebih rendah.
Ethereum memiliki komunitas pengembang yang besar dan aktif yang terus mengembangkan platform ini.
Hal ini membuat Ethereum menjadi salah satu platform blockchain terbesar di dunia dengan banyak aplikasi dan proyek yang dikembangkan di atasnya.
Ethereum memungkinkan pengguna untuk membuat aplikasi dan kontrak pintar yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
Ethereum juga mendukung berbagai jenis token seperti ERC-20 dan ERC-721, sehingga pengguna dapat membuat token mereka sendiri dan memanfaatkannya di dalam aplikasi mereka.
Meskipun Ethereum 2.0 menawarkan sejumlah kelebihan dan potensi untuk menjadi jaringan blockchain terkemuka, tetap ada beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan, antara lain:
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Ethereum 2.0 menggunakan PoS yang memiliki risiko keamanan lebih tinggi dibandingkan dengan PoW.
Hal ini karena sistem PoS hanya mengandalkan sekelompok kecil validator untuk mengamankan jaringan, sehingga lebih rentan terhadap serangan yang bertujuan mengambil alih jaringan.
Ethereum 2.0 memiliki arsitektur yang lebih kompleks dibandingkan dengan Ethereum 1.0.
Dalam Ethereum 2.0, terdapat beberapa komponen yang saling terkait, seperti shard chains, beacon chain, dan validator node.
Hal ini membuat pengguna dan pengembang harus mempelajari sistem yang baru dan memerlukan waktu untuk memahami dan mengimplementasikan teknologi ini.
Ethereum 2.0 dibangun dan dikembangkan oleh tim inti Ethereum Foundation, yang bertanggung jawab untuk memelihara jaringan dan menyelesaikan masalah teknis.
Ketergantungan yang tinggi pada satu tim pengembang dapat menimbulkan risiko ketidakpastian dan ketidakseimbangan dalam pengambilan keputusan tentang jaringan.
Bitcoin adalah salah satu mata uang kripto yang paling populer dan paling besar market cap-nya saat ini.
Investasi di Bitcoin adalah investasi di aset digital yang tidak berwujud fisik dan memberikan keuntungan tinggi dari lonjakan harga akibat jumlah yang terbatas (maksimum 21 juta Bitcoin), dengan risiko fluktuasi harga yang juga tinggi.
Dari pengalaman berinvestasi, pengalaman kami soal kelebihan Bitcoin adalah:
Bitcoin menunjukkan kenaikkan harga yang luar biasa tinggi dalam 10 tahun terakhir. Banyak orang kaya baru, billionaire, di industri crypto karena memiliki Bitcoin.
Karena Bitcoin merupakan aset digital, Investor bisa dengan mudah menyimpan Bitcoin dan Cryptocurrency lainnya secara online di jaringan Blockchain.
Jaringan Blockchain dikenal sangat eman, secured. Boleh dikatakan tidak bisa ditembus.
Kalau ada berita muncul mengenai hacked atau pembobolan crypto, itu lebih dikarenakan proses yang salah dan bukan karena blockchain yang dibobol.
Jumlah Bitcoin sudah diprogram maksimum 21 juta. Tidak bisa lebih.
Karena jumlah yang terbatas tersebut, harga Bitcoin cenderung meningkat seiring waktu.
Hal ini yang membedakan Bitcoin dengan mata uang, seperti US$, yang jumlahnya terus bertambah akibat pencetakan uang oleh the Fed. Akibatnya, tingkat inflasi US$ menjadi selalu meningkat, yang membuat nilai mata uang terus merosot.
Sedangkan, Bitcoin karena jumlahnya terbatas, nilainya akan cenderung meningkat karena makin lama makin dikenal dan orang membutuhkannya sebagai tempat menyimpan asset.
Bitcoin yang sistemnya terdesentralisasi membuat lebih aman dari serangan hacker. Karena untuk hacker menyerang Bitcoin harus melakukan ke banyak komputer, yang membutuhkan biaya besar.
Berbeda dengan sistem tersentralisasi, lebih rentan terhadap serangan, hacker hanya perlu menyerang ke satu titik. Effortnya boleh dikatakan lebih ringan dibandingkan menyerang sistem yang terdesentralisasi.
Namun, sejumlah kelemahan Bitcoin adalah:
Bitcoin merupakan digital aset yang tidak ada wujud fisiknya. Bitcoin dan aset kripto tersimpan sebagai code di jaringan blockchain.
Kita tidak mungkin bisa memegan Bitcoin. Makanya disebut digital asset.
Bagi sebagian orang, Bitcoin yang berbentuk digital ini dipandang merupakan kelemahan karena tidak bisa dilihat wujudnya secara fisik.
Harga BItcoin berfluktuasi sangat tinggi, apalagi dalam jangka pendek. Hal ini membuat resiko investasi di Bitcoin menjadi tinggi.
Berikut ini penyebab tingginya risiko di investasi di kripto:
Usia Bitcoin belum sampai 20 tahun. Masih sangat muda dibandingkan instrumen investasi lainnya yang sudah berusia puluhan atau bahkan ribuan tahun, seperti emas.
Karena Bitcoin merupakan aset yang baru, banyak hal belum diketahui dan masih diselidiki. Meskipun di satu sisi, hal ini melahirkan banyak peluang, tetapi tidak sedikit pula yang mengalami penipuan atau scam.
Perbedaan yang mencolok lain bahwa investasi di Bitcoin dan aset crypto membutuhkan akses koneksi ke internet. Tanpa internet, kita tidak bisa menyimpan, menjual atau mencairkan Bitcoin.
Keharusan adanya koneksi ke jaringan internet ini, yang membuat Bitcoin dan aset crypto tidak selalu cocok untuk semua kalangan, khususnya orang - orang yang berusia lanjut. Orang yang tidak punya atau tidak tahu internet akan sulit bisa mengakses Cryptocurrency.
Kemampuan jaringan Blockchain memproses transaksi masih sangat rendah. Jumlah transaksi per detik di Bitcoin hanya 4.5 an per detik, jauh dibawah Visa yang mampu memproses ribuan transaksi per detik.
Sementara, sebagai alat tukar, Bitcoin harus mampu memproses banyak transaksi dalam waktu cepat. Bayangkan kalau hanya ingin beli kopi, lalu bayar dengan Bitcoin butuh waktu 20 menit.
Kecepatan transaksi atau scalability menjadi isu penting buat Bitcoin. Namun, hal ini menjadi dilema dalam sistem desentralisasi.
Karena sistemnya berbasis komunitas, mau gak mau, setiap transaksi butuh waktu lebih lama untuk semua pihak dalam komunitas setuju. Berbeda dengan sistem sentral yang hanya butuh satu pihak untuk mengatakan 'yes'.
Dari berbagai fitur, berikut ini perbandingan ETH dan BTC, yaitu:
Bitcoin masih memimpin kapitalisasi pasar cryptocurrency terbesar dan kemudian diikuti oleh Ethereum di posisi ke-2.
Bitcoin masih memiliki tingkat desentralisasi terbesar di cryptocurrency. Semakin terdesentralisasi, semakin aman jaringan cryptocurrency dari kemungkinan serangan hacker.
Ethereum mempelopori smart contract di jaringan Blockchain. Bitcoin tidak punya kemampuan Smart Contract.
Dengan smart contract, Ethereum dapat digunakan tidak hanya di kripto namun bisa diterapkan di sektor lain. Sebagai contoh, Ethereum mulai diaplikasikan di perusahaan-perusahaan terutama yang bergerak supply chain.
Ethereum telah mengalami evolusi ke Ethereum 2.0 yang membuatnya lebih efisien dan memiliki kapasitas untuk transaksi yang lebih besar yang mencapai lebih dari ribuan transaksi per detik.
Transaction per Second di Bitcoin lebih rendaah dibandingkan Ethereum
Et.hereum memiliki lebih banyak use cases dibandingkan Bitcoin. Ini karena fitur Smart Contract yang terdapat di Ethereum, yang berhasil membuat fitur berikut:
Ethereum 2.0 menggunakan proof of stake, sementara Bitcoin menggunakan proof of work.
Dengan mekanisme konsensus proof of stake, Ethereum 2.0 mempunyai jaringan yang cepat dan biaya yang lebih murah. Ethereum 2.0 bisa lebih murah karena mengubah algoritme pembuatan uang digitalnya dari proof of work (menambang) menjadi proof of stake (menjaminkan).
Bitcoin memiliki jumlah koin terbatas hanya 21 juta, sementara jumlah koin Ethereum tidak terbatas.
Fitur | Bitcoin | Ethereum |
---|---|---|
Market Cap Crypto | #1 | #2 |
Smart Contract | Tidak | Ya |
Hemat Energi | Tidak | Ya |
Mekanisme Konsensus | Proof of Work (POW) | Proof of Stake (POS) |
Use Cases | Sedikit | Banyak |
Proses Transaksi | Sedikit | Banyak |
Jumlah Koin | max 21 juta | Tidak Terbatas |
Agak sulit menentukan karena kedua crypto terbesar du dunia ini memiliki keunggulannya sendiri.
Bitcoin cocok untuk Anda yang ingin punya crypto terbesar di dunia saat ini, dengan jumlah terbatas dan paling terdesentralisasi di jaringan Blockchain.
Sementara, Ethereum untuk Anda yang ingin pertumbuhan crypto dengan berbagai uses cases lewat aplikasi fitur Smart Contract, lebih hemat energi dan memproses transaksi lebih banyak.
Daftar Isi
Komentar (0 Komentar)