Daftar Isi
Jualan produk secara online memiliki banyak keuntungan seperti bisa memangkas biaya sewa toko. Namun, kita juga perlu tahu cara riset pasar untuk jualan produk di toko online supaya tidak berujung gulung tikar.
Bagaimana cara melakukan riset pasar sebelum jualan online ? Ternyata, ada banyak pilihan dan tidak harus mahal.
Ada 2 cara riset pasar yang bisa kita coba yaitu secara offline maupun online. Tentunya dengan menyesuaikan kemampuan dan waktu kita.
Melakukan riset pasar secara offline yaitu kita mendatangi sendiri masyarakat atau kelompok tertentu yang kiranya potensial menjadi calon konsumen produk/jasa kita.
Apabila hendak melakukan riset offline, kita bisa menggunakan metode wawancara untuk mengumpulkan data yang kita butuhkan.
Salah satu keuntungannya yaitu kita bisa memperoleh informasi serinci mungkin. Jika kita senang berbicara dengan orang baru, ini menjadi peluang besar untuk membangun branding yang baik ketika produk/jasa kita sudah resmi rilis nantinya.
Salah satu manfaat penting riset pasar secara langsung dengan tatap muka adalah kita jadi bisa bertemu calon konsumen dan memahami masalah mereka. Dari situ, kita bisa menyusun solusi atau penawaran.
Semakin paham masalah mereka, semakin kita bisa membuat produk yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Ini jadi modal penting untuk jualan kita bisa berhasil dan laku dibeli orang.
Melambungnya minat belanja online masyarakat bisa kita manfaatkan untuk menjual jasa/produk secara online. Kita bisa membuka toko online melalui website, sosial media, atau yang sekarang sedang naik daun melalui e-commerce.
Omzet jualan produk secara online juga tidak main-main lho. Melansir IDN Times, seorang pengusaha souvenir dan fashion berhasil meraup omzet hingga Rp 400 juta per bulan melalui marketplace.
Sebelum itu, kita juga perlu melakukan riset terlebih dahulu supaya tidak kalah saing dengan kompetitor yang jumlahnya ribuan. Berbeda dengan cara sebelumnya yang dilakukan secara tatap muka secara langsung, sekarang kita akan kupas cara riset online.
Manfaat melakukan riset online adalah:
Berikut ini cara riset pasar untuk usaha jualan produk di toko online yang bisa kita terapkan.
Tempat pertama orang-orang mencari barang/jasa yaitu melalui Google. Tidak semuanya, tapi memang mayoritas masyarakat menggunakan tool yang satu ini setiap hari.
Cara melakukan riset pasar melalui Google yaitu ketik keyword produk/jasa di kolom search. Nanti akan muncul sederet keyword yang banyak orang cari dan biasanya urutan ini mulai dari yang paling banyak pencariannya.
Setelah klik enter, Google akan menampilkan hasil pencarian berdasarkan jumlah pengunjung terbanyak atau sponsor (jika website tersebut menggunakan fitur iklan).
Kita bisa fokus melihat hasil pencarian di halaman pertama Google saja. Apakah produk/jasa kita muncul di halaman pertama? Apakah banyak website yang menjual produk/jasa tersebut?
Jika jumlah pencarian tinggi, maka produk/jasa tersebut memang banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Artinya, demand masyarakat dan segmentasi pasarnya tinggi terhadap produk/jasa tersebut.
Cara riset pasar untuk jualan produk di toko online selanjutnya yaitu menggunakan Ubersuggest. Mesin pencarian ini memungkinkan kita melihat data statistik seberapa sering keyword tertentu dicari melalui Google.
Caranya sama dengan Google yaitu dengan mengetikkan keyword produk/jasa, lalu klik enter. Pastikan untuk menggunakan bahasa sesuai dengan keyword, misalnya “semur jengkol” maka pilih Bahasa Indonesia.
Setelah itu, Ubersuggest akan menampilkan hasil pencarian keyword tersebut dan sederet keyword turunan lainnya yang banyak orang cari.
Pada kolom VOL (Search Volume), kita akan melihat berapa banyak jumlah pencarian terhadap keyword tersebut dalam sebulan. Dari situ kita bisa menarik kesimpulan apakah barang/jasa kita banyak peminatnya atau tidak.
Kolom CPC (Cost Per Click) menampilkan harga per klik apabila kita ingin menggunakan layanan iklan yang Google sediakan, sehingga produk/jasa kita berlabel “ad” atau “iklan” yang biasanya muncul di urutan teratas halaman pertama Google.
Sementara itu, kolom SD (SEO Difficulty) membantu kita mengetahui seberapa kompetitif keyword produk/barang tersebut. Semakin tinggi nilai SD-nya, semakin kompetitif pula persaingannya dengan kompetitor lain.
Google Trends sangat cocok bagi kita yang ingin tahu apakah produk/jasa kita sedang tren saat ini di internet.
Selain itu, Google Trends juga membantu kita melihat tingginya minat masyarakat terhadap produk/jasa tertentu berdasarkan letak demografinya. Sehingga kita bisa lebih fokus ke daerah-daerah tertentu ketika promosi nanti.
Cara riset pasar disini yaitu dengan memasukkan keyword di kolom pencarian, kemudian akan muncul grafik data tentang tinggi atau rendahnya minat masyarakat terhadap produk/jasa tersebut.
Bukan hanya itu saja, Google Trends juga akan menampilkan sejumlah keyword alternatif lainnya berikut jumlah peminatnya.
Saat ini e-commerce menjadi tempat favorit masyarakat untuk mencari barang-barang yang mereka inginkan.
Apabila produk kita dalam bentuk barang, melakukan riset e-commerce menjadi salah satu cara riset pasar untuk jualan produk di toko online yang paling tepat. Apalagi jika tingkat kompetisinya masih rendah.
Singkatnya, cara ini sama seperti riset di Google. kita dapat memasukkan keyword pada kolom pencarian di e-commerce tertentu. Nanti akan muncul sederet keyword turunan yang banyak orang cari juga.
Misalnya, kita mau menjual semur jengkol di Shopee, kita bisa memasukkan keyword “semur jengkol” di kolom pencarian.
Kemudian, perhatikan apakah keyword tersebut muncul di search suggestion atau tidak. Jika iya, artinya banyak orang yang mencari produk tersebut.
Namun, jika tidak, kita mungkin perlu riset di tool Shopee Seller Centre untuk mengetahui jumlah pencariannya. Berikut ini langkah-langkahnya:
Hasil pencarian di Shoppe Seller Center mirip dengan Ubbersuggest yang menampilkan jumlah pencarian dan sejenisnya. Jika jumlah pencarian tinggi, inilah peluang kita untuk berjualan di toko online di Shopee.
Apabila kita memasang target pasar kalangan millennial dan gen-Z, membuat akun bisnis di Instagram akan sangat membantu branding produk/jasa kita kedepannya.
Bukan tanpa alasan, dua generasi ini memang mendominasi pengguna Instagram di Indonesia. Selain itu, tidak jarang dari mereka yang mencari referensi produk melalui platform ini.
Cara riset pasar untuk jualan produk di toko online melalui Instagram yaitu dengan menggunakan hastag (#....) maupun keyword. Kedua cara tersebut dapat membantu kita memperoleh data statistik kompetitor untuk produk/jasa yang sama.
Caranya, ketik keyword “semur jengkol” di kolom pencarian, maka akan muncul sejumlah akun yang menjual semur jengkol. Atau, ketik hastag #semurjengkol di kolom pencarian juga, kemudian akan muncul jumlah postingan yang mengunggah semur jengkol.
Dari situ kita bisa menganalisis apakah produk semur jengkol tersebut banyak peminat dan kompetitornya atau tidak.
Facebook juga mencari salah satu cara riset pasar untuk jualan produk di toko online dengan pasar yang sangat luas.
Cara kerjanya mirip dengan Instagram, yaitu dengan mengetik keyword pada kolom pencarian, lalu amati postingan seperti apa yang mendominasi halaman pertama.
Apakah postingan dalam bentuk gambar, video, konten jualan, atau yang lainnya. Dari sini kita bisa merencanakan jenis postingan seperti apa yang banyak peminatnya sekaligus memasukkan promosi produk/jasa kita secara halus.
Misalnya, keyword “semur jengkol” disini memiliki jumlah pencarian yang tinggi dan jenis postingan yang menarik banyak perhatian yaitu resep semur jengkol.
Maka kita bisa membuat konten yang mirip atau bahkan sama untuk strategi pemasaran produk/jasa kita.
Melakukan riset pasar menggunakan kuesioner juga bisa kita coba. Meskipun cara ini mungkin tidak secepat menggunakan tools, tapi hasilnya lebih consumers-oriented.
kita bisa melakukan survey melalui Ez Questionnaire, Key Survey, dan WebSurveyor.
Disisi lain, kita juga perlu mempertimbangkan waktu dan kenyamanan para peserta kuesioner. Buatlah daftar pertanyaan kuesioner secara ringkas, jelas, dan jumlahnya tidak terlalu banyak.
Melansir Inc, pemilik Market Directions Mary Malaszek menyarankan untuk membatasi jumlah pertanyaan kuesioner paling banyak 25 buah saja. Tujuannya, supaya para peserta tidak mengabaikan kuesioner tersebut dan tetap mau berpartisipasi kembali apabila ada kuesioner susulan.
Selain itu, kita juga bisa menerapkan metode close-ended, yaitu menyediakan pilihan jawaban seperti “ya, tidak” atau “setuju, netral, tidak setuju”. Menurut Malaszek, metode ini lebih efektif dalam kuesioner.
Linkedin adalah platform networking untuk karyawan dan perusahaan berkumpul, dimana didalamnya karyawan bisa menampilkan CV serta share hasil kerja dan perusahaan bisa berbagi lowongan pekerjaan serta menghubungi talent yang potensial secara langsung lewat jalur komunikasi di platform tersebut.
Dalam perkembangannya, jaringan di LinkedIn berkembang pesat. Member-nya ribuan, mulai dari CEO, pemegang saham, senior manager, manager sampai fresh graduate.
Salah satu fitur di LinkedIn adalah orang bisa melakukan survey dan meminta orang untuk mengisinya. Dari survey tersebut, kita bisa mendapatkan insights yang berguna untuk pengembangaan toko online kita.
Itu dia beberapa cara riset pasar untuk jualan produk di toko online yang bisa kita coba.
Untuk hasil yang maksimal kita bisa melakukan riset menggunakan semua tools tersebut, bahkan tools lainnya yang mungkin kita temui.
Daftar Isi