Daftar Isi
Banyak orang yang investasi di saham tidak memperhitungkan kekuatan deviden saham untuk mendatangkan keuntungan dalam jangka panjang.
Padahal, return dari pembayaran deviden saham bisa mencapai 20% sd 30% setahun.
Deviden saham juga cocok untuk pemula karena relatif lebih rendah resikonya dibandingkan mengharapkan keuntungan dari kenaikkan harga saham.
Bagaimana cara investasi di deviden saham ? Apa resikonya dan apakah aman ?
Sebagai pemegang saham, Anda akan menerima deviden jika perusahaan atau emiten memutuskan mengalokasi profit dengan membagikan deviden untuk shareholders.
Perusahaan memiliki beberapa pilihan dalam menggunakan laba, yaitu:
Keputusan penggunaan laba ditentukan dalam RUPS.
Jika seorang pemodal ingin mendapatkan deviden, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai shareholders yang berhak mendapatkan deviden.
Semuanya dimulai dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dalam rapat, shareholders memutuskan membayarkan deviden tunai per saham dalam jumlah tertentu.
Siapa pemilik saham yang berhak mendapatkan?
Berdasarkan hasil RUPS tersebut, diumumkan di surat kabar, Direksi menyusun kriteria pemilik saham yang berhak menerima deviden. Broker saham Anda akan menyampaikan tanggal pembayaran deviden saham dalam email.
Setelah hasil RUPS diumumkan di media massa, broker Anda akan mengirimkan pemberitahuan soal tata cara menghitung dan membagi deviden.
Pemberitahuan rencana pembayaran deviden tunai saham Bank BRI (BBRI) saya terima dari broker. Pemberitahuan ini secara lengkap menyampaikan soal:
Surat akan kita terima saat pembayaran deviden Bank BRI (BBRI) dilakukan, yang isinya, sebagai berikut:
Anda bisa lihat poin - poin penting dalam surat pemberitahuan deviden, yaitu:
Sebagai penghasilan, tentu saja, deviden tunai dikenakan pajak, dengan ketentuan berikut:
Ini adalah ketentuan untuk pemilik saham lokal.
Pembayaran deviden yang Anda terima sudah dipotong pajak.
Uang tunai dari deviden, layaknya bunga yang diterima pemilik deposito, atas saham yang dimiliki.
Total penerimaan adalah hasil dari jumlah lembar saham yang dimiliki dengan deviden tunai per saham.
Bedanya dengan bunga deposito, jumlah dan frekuensi deviden tidak pasti, tergantung kinerja perusahaan dan keputusan RUPS.
Kinerja perusahaan yang bagus sekalipun tidak menjamin emiten akan membayar deviden ke pemilik saham. Banyak perusahaan dengan kinerja bagus di BEI, tetapi pelit atau jarang membayar deviden.
Namun, belum tentu emiten yang tidak melakukan pembagian deviden adalah perusahaan yang buruk. Kemungkinan Direksi melihat peluang atau kebutuhan perusahaan yang lebih urgent untuk menginvestasikan kembali laba ke perusahaan.
Sekarang, bagaimana mengukur untung tidaknya deviden?
Kembali ke deposito, bunga dihitung dari prosentase penempatan dana Anda di deposito.
Cara perhitungan keuntungan deviden sama.
Return deviden dihitung dari jumlah deviden per saham dibagi harga saham yang Anda beli.
Untuk menghitung return, Anda perlu memahami beberapa indikator dalam investasi deviden, yaitu:
Gunakan indikator tersebut untuk memilih saham dengan deviden paling menarik.
Biasanya, saya cari saham yang memberikan deviden yield diatas 10% dan konsisten membayar deviden dalam 5 tahun terakhir.
Return 10% dari yield menunjukkan bahwa investasi deviden memberikan keuntungan yang tinggi.
Anda bisa bandingkan yield 10% ini dengan keuntungan dari investasi properti, emas dan reksadana.
Membagikan deviden saham, tidak hanya memberikan keuntungan buat pemegang saham, tetapi juga menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik dan proven (ini penting!).
Laba tinggi seringkali belum mencerminkan kinerja perusahaan yang bagus. Ada banyak teknik accounting yang bisa "memainkan" laba.
Munculnya kasus - kasus manipulasi laporan keuangan, misalnya Enron di Amerika Serikat, menunjukkan bahwa profit di laporan keuangan bisa tidak riil, bisa hanya untung di atas kertas, tanpa real cash-flow.
Investor butuh bukti untuk menunjukkan kinerja.
deviden adalah salah satu bukti paling kuat, bahwa perusahaan menghasilkan uang dan punya kinerja bagus.
Tidak mungkin emiten yang kinerjanya jelek membagikan deviden tunai.
deviden adalah real money yang dibayar perusahaan ke pemilik saham.
Laba tinggi bisa saja, tanpa betul - betul ada cash flow-nya. Tetapi jika bagi deviden, pasti perusahaan menghasilkan real cash-flow.
Apalagi, jika perusahaan selalu membayar deviden secara konsisten selama beberapa tahun ke belakang tanpa putus.
Di Wall Street, investor mengenal saham yang disebut devidend Aristocrats, yaitu perusahaan yang senantiasa meningkatkan deviden payout selama 25 tahun atau lebih.
devidend aristocrats menjadi incaran investor yang ingin mendapatkan keuntungan dari pembayaran deviden per lembar saham.
Untuk melihat keuntungan, return, yang diberikan oleh investasi ini, saya mengumpulkan data pembayaran deviden di 2019 untuk saham - saham yang punya kinerja baik dan membandingkan dengan harga sebelum bagi deviden untuk melihat berapa % keuntungan yang bisa dicetak.
Ini daftarnya (catatan: harga adalah harga saat cum-date):
Saham | Deviden (Rp) | Harga Saham (Rp) | Keuntungan |
PTBA | 326 | 3,790 | 8.60% |
UNTR | 1,193 | 26,675 | 4.47% |
HMSP | 117 | 3,400 | 3.44% |
ADRO | 67 | 1,280 | 5.23% |
ITMG | 3,140 | 13,300 | 23.60% |
Dari daftar ini, Anda bisa perhatikan beberapa hal:
Apa untungnya melakukan investasi ini?
Bagaimana mengetahui jadwal pembagian deviden saham, misalnya di 2020 atau 2019 yang sudah terjadi untuk melihat riwayat pembagian?
Cara mengetahui jadwal pembagian deviden saham adalah:
Bagaimana mencari saham yang punya kinerja deviden bagus dan konsisten?
Dulu saya melakukannya satu per satu, setiap saham yg blue-chip, saya cek laporan keuangan dan pembayaran deviden.
Cara ini bagus untuk melatih mengenal saham tersebut (bagaimanapun juga kita harus mengenal tempat kita akan menempatkan uang).
Tapi, sekarang dengan kemajuan teknologi digital dan online, data saham soal deviden sudah tersedia dan bisa diakses dengan cepat dan mudah.
Saya menggunakan stock screener, yang tersedia di aplikasi saham StockBit, yang dalam fitur tersebut saya bisa buat kriteria pemilihan saham berdasarkan variabel berikut ini:
Bagaimana dan apa dasar hukum (UU PT, Peraturan OJK, BEI) soal pembagian deviden?
Pembagian deviden adalah bagian dari Perusahaan Terbatas (PT), yang menurut Pasal 15 ayat (1) huruf i Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (“UUPT”) diatur dalam anggaran dasar (“AD”) perusahaan.
Pasal 71 UUPT yang berbunyi sebagai berikut:
Berdasarkan Pasal 71 ayat (2) UUPT, deviden yang dapat dibagikan kepada pemegang saham adalah seluruh laba bersih setelah dikurangi penyisihan untuk cadangan kecuali ditentukan lain dalam RUPS.
Menurut POJK, dalam hal terdapat keputusan RUPS terkait dengan pembagian deviden tunai, Perusahaan Terbuka wajib pembayaran deviden tunai kepada pemegang saham yang berhak paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah diumumkannya ringkasan risalah RUPS yang memutuskan pembagian deviden tunai.
Ringkasan risalah RUPS wajib memuat informasi paling kurang: pelaksanaan pembayaran deviden tunai kepada pemegang saham yang berhak, jika terdapat keputusan RUPS terkait dengan pembagian deviden tunai.
Emiten atau Perusahaan Publik wajib menyampaikan laporan Informasi atau Fakta Material kepada Otoritas Jasa Keuangan dan melakukan pengumuman Informasi atau Fakta Material kepada masyarakat, termasuk pembagian deviden interim.
Apa tips agar jenis investasi ini berhasil?
Kuncinya adalah Anda beli perusahaan yang kinerjanya solid dan rajin membagi deviden.
Untuk mencari perusahaan ini, sebenarnya tidaklah sulit. Anda bisa melihat deviden payout dan deviden yield untuk memilih perusahaan tersebut.
Bisa gunakan menu Filter di aplikasi saham untuk memilih saham yang masuk kriteria deviden yield.
Saya biasanya menggunakan cut-off yield 10% untuk memilih perusahaan untuk investasi deviden.
Jangan lupa untuk melihat historis pembayaran deviden selama 5 atau 10 tahun ke belakang. Semakin konsisten semakin bagus.
Perusahaan yang bagus biasanya, tidak hanya membayar deviden tunai dalam jumlah besar, tetapi membayar secara konsisten dari tahun ke tahun.
Paling bagus, uang hasil pembayaran deviden Anda belikan saham lagi.
Cara ini membuat Anda bisa memanfaatkan coumpunding effect dalam investasi saham.
Efek dari devidend re-investing akan terasa dalam jangka panjang karena efek compunding ini.
Di pasar saham yang sudah maju, devidend re investing bisa investor lakukan, yaitu hasil devidend langsung dibelikan saham secara otomatis, jika Anda memilih opsi devidend reinvesting pada broker.
Di Indonesia, pilihan deviden reinvesting belum tersedia. Anda harus melakukannya secara manual.
Anda terima uang tunai dari deviden, yang kemudian langsung Anda belikan saham lagi.
Ingin devidend investing tapi tidak tahu atau tidak punya waktu untuk memilih sahamnya?
Saat ini, sudah ada ETF khusus devidend Investing, yang menyusun portfolio berdasarkan saham yang memiliki track record pembayaran deviden paling bagus dan paling rajin.
Berikut ini contoh beberapa ETF tersebut:
Keuntungan menggunakan ETF adalah: (1) diverifikasi resiko yang optimal dengan portfolio tersebar di banyak perusahaan; (2) passive income, pengelolaan semuanya diserahkan pada ETF.
Satu hal kunci keberhasilan strategi investasi ini adalah kesabaran dan visi jangka panjang.
Ini bukan jenis investasi day-trading, yang hari ini beli besok jual.
Paling tidak, Anda butuh 3 tahun sd 5 tahun bermain dalam investasi saham untuk bisa mendapatkan hasil paling optimal.
Hasil deviden baru terasa setelah efek compunding Anda rasakan, yang mana membutuhkan waktu yang tidak cepat.
Anda harus punya long-term view jika ingin berhasil investasi deviden.
Cari dan Bandingkan Sekuritas Broker Saham Terbaik !
Daftar Isi
Komentar (0 Komentar)