Silakan masukkan kata kunci pada kolom pencarian

5+ Kesalahan Finansial Millennial Usia Muda (Bisa Dihindari)

Daftar Isi

5+ Kesalahan Finansial Millennial Usia Muda (Bisa Dihindari)

Milenial banyak melakukan kesalahan soal finansial yang menyebabkan kerugian di masa depan. Tidak sedikit yang mengalami masalah keuangan.

Dari pengalaman sendiri (pernah jadi millennial :)) ) dan membaca berbagai berita, kami mengulas kesalahan finansial yang kerap dilakukan milenial.

Daftar 5 kesalahan millennial yang bisa dihindari adalah:

1. Gengsi, Lifestyle

Kenapa gengsi menjadi hal penting yang ditempatkan pertama, sementara gengsi bukan faktor keuangan.

Simpel, karena banyak orang muda yang “hidup besar pasak daripada tiang” akibat gengsi dan life style, yang akibatnya menimbulkan masalah dalam keuangan.

Gaji habis atau bahkan harus berhutang (di pinjol pulak) karena ingin mengejar gaya hidup. Hal ini dipercepat oleh kehadiran sosial media, yang membuat orang dengan mudah melihat bagaimana orang lain.

Perencana keuangan, favorit kami, Ligwina Hananto, pernah bilang dalam salah satu wawancara di radio bahwa dia melihat banyak masalah keuangan muncul sebagai implikasi dari masalah sosial yang tidak berhubungan dengan keuangan sama sekali. Salah satunya adalah bagaimana mengendalikan ego lifestyle tersebut.

Selama masih gengsi, mempertahankan ego, menjaga lifestyle tidak diselesaikan dulu, apapun solusi keuangan yang diberikan tidak akan manjur. Selesaikan dulu masalah gengsi ini.

2. Terlambat Mulai Investasi

Banyak millennial yang tidak berinvestasi sejak dini.

Investasi penting untuk kita bisa mencapai tujuan keuangan. Tidak bisa mewujudkan dana pensiun, dana pendidikan, DP rumah, jika kita tidak melakukan investasi.

Jadi, kita harus punya alokasi untuk investasi.

Jumlahnya tidak terlalu masalah.

Biarpun jumlah alokasi untuk investasi kecil, tidak masalah. Tapi, paling tidak kita sudah memulainya.

Uang disimpan setiap bulan dan ditempatkan dalam investasi yang sesuai dengan target keuangan yang hendak dicapai.

Investasi kemana ? Ini tergantung pada bagaimana target dan tujuan keuangan yang kita miliki.

Jangan khawatir bahwa investasi membutuhkan biaya besar. Sekarang, banyak pilihan instrumen investasi dengan minimum sangat terjangkau.

3. Ingin Untung Cepat, Tidak Sabar

Di sisi lain, banyak milenial yang terburu buru dan ingin untung cepat. Bukannya untung, malah buntung.

Dibutuhkan kesabaran dalam investasi. Profit yang tinggi, bisa dipastikan punya resiko tinggi.

Hal ini yang kerap tidak diperhatikan anak muda dalam berinvestasi.

Hanya memikirkan return yang tinggi dalam waktu cepat, tanpa mwmpertimbangkan besarnya resiko investasi.

4. Tanpa Tujuan Keuangan

Banyak millennial tidak memiliki tujuan keuangan. Padahal tujuan ini penting.

Karena pilihan investasi ditentukan oleh tujuan keungan yang hendak dicapai.

Kalau tujuannya mengumpulkan dana pensiun, maka instrumen investasi yang dipilih adalah memberikan return tinggi dalam jangka panjang meskipun beresiko.

Sementara, jika tujuannya untuk dana pendidikan anak masuk sekolah, maka instrumen investasi sebaiknya yang resiko rendah meskipun return kecil.

Jadi, tujuan investasi menentukan jenis instrumen yang dipilih. Masing - masing instrumen investasi memiliki karakteristik sendiri, dari sisi return dan resiko, yang membuat pemilihan tujuan keuangan menjadi sangat penting.

5. Malas Buat Budgeting

Orang muda kerap tidak mau atau mungkin tidak tahu pentingnya melakukan budgeting. Mereka tidak punya budget keuangan bulanan.

Budget sangat penting dalam mengelola keuangan yang sehat.

Manfaat punya budget keuangan adalah:

  • Memberikan gambaran pos keuangan setiap bulan. Berapa pengeluaran untuk setiap pos keuangan tercantum di budget
  • Mengendalikan pengeluaran agar keuangan bisa sehat. Adanya budget membuat kita lebih terkendali dalam melakukan pengeluaran bulanan.
  • Memberikan gambaran angka, berapa penghasilan dan berapa pengeluaran setiap bulan, yang akhirnya bisa kita tabung atau investasikan.

Buat mereka dengan gaji kecil, yang kondisinya serba ketat, peran budget semakin krusial. Agar bisa nenjaga disiplin dalam pengeluaran.

6. Terlalu Cepat Mengambil Pinjaman Dana Tunai

Karena kemudahan proses pinjaman yang ditawarkan aplikasi pinjol saat ini, banyak orang muda yang buru buru mengajukan pinjaman.

Pinjaman boleh saja diambil tetapi harus sangat diperhatikan dan dihitung betul kemampuan membayarnya karena cicilan itu sesuatu yang pasti harus dibayar, sementara penghasilan masih terbatas.

Jadi, kalau ingin mengambil pinjaman kredit, boleh saja, namun lakukan itu dengan pertimbangan berikut:

  • Cek dulu berapa besar cicilan kredit dibanding penghasilan. Jangan sampai menghabiskan mayoritas penghasilan untuk bayar cicilan.
  • Pastikan pinjaman yang diambil adalah pinjaman produktif, seperti KPR rumah atau KKB Mobil. Jangan pinjaman konsumtif, seperti kredit HP, kartu kredit
  • Cicilan pinjaman harus masuk dalam budgeting setiap bulan dan jadi prioritas utama untuk dibayar

7. Tidak Pernah Analisa Pengeluaran

Banyak orang fokus pada penghasilan. Bagaimana caranya meningkatkan penghasilan sebesar mungkin.

Orang banyak yang lupa bahwa sumber masalah datang justru dari pengeluaran. Bagaimana kita bisa mengatur pengeluaran dengan lebih bijaksana.

Buat mereka dengan gaji terbatas, yang penghasilannya di 3 juta sd 4 juta, satu hal yang bisa dikendalikan adalah pengeluaran.

Kita perlu menganalisa pengeluaran setiap bulan.

Melihat mana pengeluaran yang tidak perlu atau mana pengeluaran yang bisa dikurangi.

Kita juga perlu mengidentifikasi pengeluaran tidak terduga, yang selama ini tidak kita perhatikan tetapi jumlahnya ternyata besar dan signifikan.

Bagikan Melalui

Daftar Isi

Berlangganan Duwitmu

Komentar (1 Komentar)

Tulis Komentar - Balasan untuk Tito Shadam

Email Anda tidak akan di publish

Batalkan Membalas

Captcha Wajib Diisi

Artikel Terkait