Daftar Isi
Syarat dan cara pengajuan pinjaman kredit rumah KPR di BSI di 2022 penting dipahami buat mereka yang ingin mengajukan pinjaman untuk kepemilikan rumah.
Dari paham soal persyaratan pengajuan tersebut, calon peminjam bisa mempersiapkan diri dengan lebih baik agar pengajuan KPR BSI bisa disetujui.
Berikut ini adalah syarat pengajuan KPR rumah di BSI di 2022:
Bank BSI punya batasan usia minimum dan maksimum pengajuan kredit KPR. Batasan usia ini harus diikuti oleh calon peminjam.
Batasan usia minimum adalah untuk memastikan bahwa peminjam sudah cakap secara hukum ketika melakukan perjanjian kredit.
Batasan usia maksimum adalah usia debitur saat pinjaman lunas. Misalnya, usia ketika mengambil KPR adalah 45 tahun, lalu tenor pinjaman 15 tahun, maka usia saat pinjaman selesai adalah 60 tahun, yang harus masuk dalam batasan usia maksimum.
Umumnya, ketentuan usia di bank adalah:
Debitur harus memastikan bahwa memenuhi ketentuan usia tersebut.
Biasanya, masalah muncul adalah di usia maksimum, yang melebihi ketentuan karena tenor pinjaman selesai melebih waktu. Cara mengatasinya adalah mengurangi tenor pinjaman agar batasan usia maksimum bisa dipenuhi.
Debitur harus mengisi formulir pengajuan pinjaman KPR BSI secara lengkap.
Pastikan bahwa formulir diisi secara lengkap sesuai dengan ketentuan. Isi formulir dengan informasi akurat dan sesuai kenyataan.
BSI akan melakukan cross-check dan verifikasi. Jika ditemukan ketidaksesuaian, pinjaman bisa ditolak.
Biasanya formulir pinjaman KPR cukup panjang. Tetapi, hal ini memang menjadi persyaratan dari pengajuan kredit KPR.
Calon debitur KPR BSI harus memenuhi sejumlah dokumen ke bank. Dokumennya cukup banyak, sehingga sebaiknya dipersiapkan sejak awal.
Berikut ini adalah daftar dokumen KPR yang umumnya diminta oleh bank:
Ada dua hal yang wajib terkait penghasilan dalam pengajuan KPR, yaitu:
BSI punya ketentuan soal penghasilan minimum untuk bisa mengajukan pinjaman.
Umumnya minimum penghasilan adalah diatas UMR. Ini jadi ketentuan dasarnya.
Kemudian, penghasilan yang diminta oleh bank adalah tingkat penghasilan yang bisa memenuhi untuk membayar cicilan dan angsuran pinjaman.
Bank pasti akan melihat sumber penghasilan dari peminjam. Dengan kata lain, peminjam harus menunjukkan bahwa mempunyai pekerjaan tetap atau sumber penghasilan lainnya.
Contohnya di salah satu bank berlaku ketentuan “karyawan lama bekerja minimal 1 tahun di perusahaan yang terakhir atau total pengalaman kerja minimal 2 tahun”.
Masa kerja menjadi hal yang penting buat bank untuk mengevaluasi pekerjaan debitur. Pekerjaan yang masih dalam masa kontrak tidak baik di mata bank karena kepastian pekerjaan tidak pasti.
Pekerjaan yang masih baru, masih dalam masa probation, juga bisa menjadi nilai minus di mata bank. Untuk ini, debitur bisa menunjukkan bukti pekerjaan sebelumnya untuk memperkuat bahwa punya track-record kerja yang baik.
Untuk membuktikan pekerjaan, BSI meminta surat keterangan kerja dari HRD perusahaan terkait. Surat tersebut harus dibuat secara formal.
Bank seperti BSI memiliki rumus perhitungan untuk menentukan apakah debitur punya kemampuan membayar cicilan KPR. Debitur yang dianggap tidak punya kemampuan membayar cicilan, tentu saja, akan ditolak pengajuan KPR nya.
Kita bisa mengestimasi kemampuan pembayaran angsuran KPR. Tidak sama persis, tetapi mendekati perhitungan bank.
Rumusnya adalah maksimum total cicilan 30% sd 35% dari penghasilan bulanan. Seluruh cicilan, termasuk cicilan KPR, harus masuk dalam formula ini.
Jika setelah dihitung, total cicilan melebihi 30% maka kemungkinan besar bank akan menolak pinjaman.
Cara mengatasi masalah ini adalah dengan menurunkan cicilan KPR, yaitu:
Penting juga dicatat bahwa calon peminjam bisa menggunakan joint-income, jika suami istri bekerja. Join income meningkatkan penghasilan dan bisa memperbesar kemungkinan kredit disetujui.
Perhatikan persyaratan di BSI untuk bisa menggunakan joint income jika dianggap perlu.
Sertifikat kepemilikan rumah dan IMB (Izin Mendirikan Bangunan) adalah dokumen legalitas tanah dan bangunan yang wajib disampaikan ke bank
Berikut ini contoh soal dokumen sertifikat yang diminta bank:
Bank ingin semua dokumen sertifikat dan IMB tersedia, sebelum pinjaman diberikan. Jika tidak, kredit kemungkinan ditolak.
Untuk rumah baru, pengurusan sertifikat dan IMB disediakan oleh developer perumahan. Untuk rumah second, pemilik yang harus menyediakan kedua dokumen ini.
Karena itu, jika membeli rumah bekas, pastikan pembeli sudah mengecek sertifikat tersebut secara teliti. Sebab, proses pengajuan kredit untuk rumah bekas dilakukan tanpa bantuan developer.
Pastikan rumah bekas yang hendak dibeli sudah memiliki sertifikat (hak milik atau hak guna bangunan), Izin Mendirikan Bangunan, denah bangunan, Akta Jual Beli, dan Pajak Bumi Bangunan. Selain itu, bisa memanfaatkan jasa notaris saat mengecek kelengkapan dokumen rumah bekas.
Bank BSI mensyaratkan bahwa calon debitur harus memiliki catatan kredit yang bagus di BI Checking atau SLIK OJK.
Apa itu BI Checking atau sekarang dikenal sebagai SLIK OJK ?
Semua lembaga keuangan di Indonesia, termasuk, bank, leasing, BPR dan fintech wajib menyampaikan laporan status debitur yang mengambil pinjaman ke OJK (dulu ke BI).
Laporan tersebut disusun dalam satu sistem database yang umum mengenalnya sebagai SLIK OJK (dulu BI Checking). Dalam database tersebut terdapat credit history sampai lima tahun kebelakang yang menunjukkan performa pembayaran dan status terakhir.
Laporan ini digunakan bank untuk mengecek karakter peminjam. Apakah peminjam yang patuh, menyelesaikan kewajibannya atau yang tidak patuh, terlambat membayar kewajiban atau bahkan menunggak.
Umumnya, di hampir semua bank, hasil pengecekan di BI checking menjadi garda pertama sebelum suatu aplikasi pinjaman akan diproses. Jika tidak lolos garda pertama ini maka pengajuan langsung ditolak.
Jika ditemukan, kredit yang sedang menunggak atau dulu pernah kolek 5, maka biasanya marketing akan berhenti memproses ke tahap selanjutnya.
Bagaimana jika punya tunggakan kredit di bank lain ?
Appraisal rumah adalah proses dalam pembiayaan kredit rumah second atau bekas. Hasil appraisal menentukan keputusan bank dalam memberikan kredit KPR.
Apa yang bank cek dan dilihat dalam proses appraisal:
Dari hasil appraisal tersebut, bank menentukan dua hal krusial: (1) apakah rumah layak untuk dibiayai dengan pinjaman KPR; (2) jika layak, berapa nilai rumah yang jadi patokan nilai pinjaman.
Ketika peminjam membeli rumah baru, BSI akan melihat siapa yang menjadi developer perumahan. Hal ini penting di rumah baru.
Kenapa ini jadi penting ?
Di Indonesia, mayoritas rumah baru adalah indent. Artinya, rumah tersebut belum jadi ketika terjadi pembelian, termasuk pembelian secara kredit.
Karena rumah tersebut belum jadi, maka bank akan meminta jaminan dari developer bahwa rumah akan jadi dan jika tidak jadi maka developer yang harus menanggung.
Singkatnya, bank melihat developer ketika akan memberikan kredit ke rumah baru.
Peminjam KPR perlu melihat apakah perumahan dibangun oleh developer yang sudah kerjasama dengan bank. Hal ini akan mempermudah proses kredit KPR.
Calon pembeli harus mengecek hal berikut dari developer, yaitu:
Reputasi developer yang kurang bagus dan kelengkapan dokumen perumahan yang kurang, menyebabkan kesulitan persetujuan KPR oleh bank.
Peminjam harus membuktikan ke bank bahwa telah melakukan pembayaran DP atau uang muka. Minimum DP ditentukan oleh kebijakan kredit bank, biasanya 10% sd 30%.
Setoran DP ini adalah wajib. Tidak bisa tidak dipenuhi, jika ingin KPR disetujui.
Makin besar jumlah DP, makin besar kemungkinan KPR disetujui oleh bank.
Oleh sebab itu, peminjam harus mempersiapkan uang muka jauh - jauh hari sebelum melakukan pengajuan KPR. Soalnya, jumlah DP tidaklah kecil.
Beberapa langkah dan tips mempersiapkan uang muka DP, yaitu:
Dalam pemberian kredit KPR, BSI menggunakan ketentuan LTV, yaitu Loan To Value, dimana jumlah maksimum plafon pinjaman yang bisa berikan tergantung pada persentase tertentu dari nilai rumah.
Contohnya, BSI menggunakan LTV 90%, maka jika:
Pastikan bahwa BSI bisa menghubungi peminjam. Hal ini adalah bagian dari proses verifikasi pengajuan pinjaman.
Karena itu, setelah mengajukan pinjaman, pastikan kontak di ponsel dalam kondisi bisa dihubungi. Pastikan bahwa telepon masuk dari bank diangkat.
Bank melakukan verifikasi atas pengajuan KPR, dengan cara berikut:
Saat ini, verifikasi dilakukan lewat telepon. Hanya dalam kondisi khusus, bank mengirimkan orang untuk melakukan verifikasi dengan mendatangi lokasi.
Kemana verifikasi melalui telepon dilakukan ?
Dari ke 4 kontak diatas, verifikasi ke aplikan atau peminjam adalah yang wajib, sisanya tergantung pada kondisi dan kebijakan analis kredit.
Terkait Kontak Darurat, calon peminjam harus memberikan nomor telepon dan informasi alamat dari pihak ketiga yang memiliki hubungan saudara dan tidak tinggal serumah dengan calon peminjam.
Hubungan pihak ketiga tersebut diatur sebagai berikut: Satu tingkat secara vertikal, horizontal, atau diagonal hubungan darah/pernikahan (misal. Orang tua, anak, saudara perempuan, saudara laki-laki, adik ipar, keponakan, paman, bibi dari pihak pasangan, dll.)
Kontak Darurat harus berdomisili di Indonesia.
Survei lapangan adalah mendatangi lokasi untuk melakukan pengecekan secara langsung. Bisa dilakukan oleh surveyor internal atau pihak ketiga.
Tidak semua aplikan dilakukan survei lapangan. Hanya yang memenuhi kriteria tertentu.
Biasanya survei dilakukan untuk peminjam yang statusnya pengusaha. Survei dilakukan ke rumah dan kantor.
Sejumlah informasi yang biasanya digali dari survei lapangan adalah:
Rumah yang akan dibeli dengan kredit di KPR BSI perlu diperhatikan hal - hal berikut:
Perbandingan KPR terbaik untuk pembiayaan rumah berdasarkan berbagai faktor dari berbagai bank.
Daftar Isi
Komentar (0 Komentar)