Daftar Isi
Ingin investasi di Obligasi? Sebaiknya baca ulasan ini dulu.
Dari pengalaman beli sendiri, interview dengan investor, kami membuat ulasan soal kelebihan dan kekurangan obligasi.
Obligasi adalah instrumen dimana pihak yang menerbitkan menyatakan hutang kepada pemegang obligasi dan memberikan penghasilan tetap berupa pembayaran kupon selama masa tenor obligasi
Bagi investor yang kurang menyukai resiko, obligasi bisa menjadi salah satu jenis aset yang cukup menarik, karena obligasi mampu memberikan pendapatan tetap bagi investor.
Obligasi adalah instrumen dimana pihak yang menerbitkan menyatakan hutang kepada pemegang obligasi.
Dari sisi penerbit, obligasi menjanjikan kepada investor untuk membayar pokok hutang pada saat jatuh tempo dan bunga secara rutin sebagai imbal hasil.
Dari sisi investor, obligasi adalah investasi yang berbeda dari saham. Saham menyatakan klaim kepemilikan pada suatu perusahaan, sedangkan obligasi menyatakan klaim kreditur pada suatu perusahaaan.
Dari pengalaman, kami menilai kelebihan investasi Obligasi adalah:
Resiko investasi di obligasi lebih rendah dibandingkan instrumen lain.
Risiko obligasi lebih tinggi dari tabungan karena tidak ada penjaminan dalam obligasi. Jika penerbit obligasi gagal bayar maka uang yang ditanamkan di obligasi hilang.
Karena itu, resiko obligasi sangat ditentukan oleh siapa penerbit obligasi. Obligasi pemerintah punya resiko kecil karena pemerintah yang menerbitkan obligasi.
Berpotensi memperoleh capital gain bila obligasi dijual pada harga yang lebih tinggi daripada harga beli setelah memperhitungkan biaya transaksi di Pasar Sekunder
Berinvestasi pada Obligasi akan memberikan pendapatan secara tetap berupa kupon obligasi sesuai dengan nilai pokok investasi
Obligasi adalah salah satu instrumen investasi yang memiliki resiko, sehingga memiliki imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan deposito atau tabungan
Namun, kami juga mengalamai kekurangan Obligasi, yaitu:
Obligasi tidak mudah dicairkan sebelum jatuh tempo. Pencairan obligasi sebelum jatuh tempo hanya bisa dilakukan dengan menjual di pasar sekunder, yang harga jual belinya tergantung dinamika pasar.
Minimum investasi di obligasi lebih besar. Paling tidak harus menempatkan uang Rp 5 juta untuk pembelian obligasi.
Kerugian (capital loss) dapat terjadi apabila investor menjual obligasinya di Pasar Sekunder sebelum jatuh tempo pada harga jual yang lebih rendah dari harga belinya. Pada saat harga pasar turun, Investor obligasi tetap mendapat kupon setiap 6 bulan sampai jatuh tempo. dan menerima pelunasan pokok sebesar 100% (seratus persen) pada saat jatuh tempo.
Risiko Wanprestasi (Default) adalah risiko dimana investor tidak dapat memperoleh pembayaran dana yang dijanjikan oleh penerbit pada saat produk investasi jatuh tempo kupon dan pokok.
Risiko Likuiditas suatu risiko apabila investor tidak dapat melikuidasi produk investasi dalam waktu yang cepat pada harga yang wajar. Risiko likuiditas (liquidity risk) dapat terjadi apabila Investor obligasi membutuhkan dana dalam waktu cepat akan tetapi tidak dapat dijual pada harga yang wajar.
Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing Risiko dimana investor bisa kehilangan nilai investasinya akibat dari perubahan nilai tukar mata uang asing terhadap Rupiah.
Risiko nilai tukar mata uang asing dapat muncul apabila Investor obligasi berdenominasi USD membeli obligasinya dengan mengkonversi dananya dari mata uang asal IDR. Ketika obligasinya dijual dan dananya dikonversi kembali ke Rupiah, dalam kondisi mata uang USD sedang melemah, maka muncul potensi kerugian dari nilai tukar mata uang.
Daftar Isi
Komentar (0 Komentar)