Daftar Isi
Saham gorengan adalah penyakit kritis di bursa yang sebisa mungkin investor hindari karena bisa menimbulkan kerugian besar. Apa tips menghindari jebakan saham gorengan buat pemula ?
Saya membaca ulasan analis favorit saya, Teguh Hidayat, di blog pribadi beliau soal penyebab krisis di asuransi jiwasraya, yang membuat banyak pemegang polis tidak bisa menarik uang mereka.
Miris mendengar cerita bahwa banyak korban Jiwasraya adalah orang tua yang tidak bisa menarik uang asuransi untuk dana pendidikan sekolah anak mereka.
Yang mengagetkan, Teguh Hidayat menyebutkan bahwa penyebab uang asuransi tidak bisa ditarik nasabah adalah karena investasi Jiwasraya di sejumlah saham gorengan yang nilainya anjlok akibat harga saham terjun bebas.
Selama ini, sebagai investor saham, saya kadang mendengar saham gorengan, tetapi tidak pernah menyangka bahwa saham gorengan bisa menggoyang atau bahkan meluluhlantakkan perusahaan asuransi BUMN sekuat dan sebesar Jiwasraya.
Tidak ada definisi yang pasti karena istilah ini muncul dari pemain di pasar.
Terjemahan saya, saham gorengan adalah saham yang harganya dipermainkan oleh pihak tertentu yang punya kepentingan. Harga saham gorengan bergerak bukan karena mekanisme pasar yang wajar atau kalau istilah Teguh Hidayat, harga saham bergerak diluar kewajaran tanpa ada dasar fundamentalnya.
Saham gorengan identik dengan istilah bandar. Karena harga saham diatur naik turunnya oleh bandar.
Kenapa bisa sampai ada saham gorengan ?
Salah satu penyebabnya adalah akibat tipisnya likuiditas transaksi saham di BEI.
Kita tahu bahwa harga saham ditentukan supply and demand - permintaan dan penawaran.
Kalau barangnya mayoritas dikuasai oleh pihak tertentu, dari sisi supply atau demand, harga dengan sangat mudah dikendalikan.
Likuiditas pasar yang tipis membuat pihak tertentu tersebut mudah menguasai pasar. Tidak butuh dana yang besar untuk bisa mengendalikan harga saham di BEI.
Kita semua tahu bahwa akhirnya, eventually, saham gorengan akan membawa sengsara buat investor.
Namun, kenapa masih banyak investor saham terjebak saham gorengan.
Bagaimanapun juga saham gorengan bisa hidup karena ada investor yang terpancing ke dalam perdagangan saham gorengan tersebut.
Dari mewawancarai beberapa pelaku pasar, menelaah kejadian saham gorengan dan pengalaman sendiri, saya menyusun tips menghindari saham gorengan.
Paling awal, saat ingin beli saham, cek fundamental-nya.
Kenapa saham tersebut layak beli ? Bagaimana bisnisnya, apakah profit atau tidak dan bagaimana kinerja laporan keuangan ?
Saya menemukan beberapa teman yang beli saham karena harga saham tersebut sedang naik, apalagi naik tajam dalam beberapa hari.
Bukan karena fundamental atau bisnis perusahaan sedang bagus. Tetapi karena naiknya harga saham yang menjadi trigger membeli saham tersebut.
Biasanya, saham gorengan diawali oleh kenaikkan atau lonjakan harga yang luar biasa, dalam waktu beberapa hari atau beberapa minggu.
Bandar saham gorengan sangat sadar bahwa di pasar banyak investor yang mudah terpancing untuk beli saham karena kenaikkan harga regardless kondisi fundamental perusahaan.
Untuk membuat pancingan, bandar saham gorengan menghembuskan isu aksi korporasi untuk menjadi dasar kenaikkan tersebut, meskipun jika diteliti lebih dalam info tersebut tidak berdasar atau sangat spekulatif untuk mendorong lonjakan harga.
Karena itu, cek fundamental saham akan mengurangi kemungkinan terpancing masuk jebakan saham gorengan karena kita menjadi bisa berpikir lebih hati - hati menganalisa alasan kenaikkan harga saham.
Kalau fundamental saham tidak mendukung kenaikkan harga, sebaiknya kita berhati - hati agar tidak terjebak dalam kubangan saham gorengan.
Seperti pernah saya tulis, investor pemula sebaiknya fokus ke saham blue-chip.
Bisa baca di apa itu saham blue-chip.
Saham blue-chip memiliki kapitalisasi besar di pasar sehingga untuk amat sulit atau hampir mustahil digoreng oleh bandar karena untuk menggoyang harga saham blue-chip membutuhkan dana yang sangat besar.
Kemudian, saham blue-chip selalu menjadi perhatian peserta pasar, mulai dari investor, baik ritel maupun institusi, asing atau lokal, lalu jadi fokus para analis dan regulator, sehingga jika pergerakkan harga saham blue-chip mengalami trend yang aneh, tidak biasa, pasti cepat ketahuan dan jadi bahan analisis semua pihak.
Karena itu, melakukan saham gorengan di saham blue-chip sulit
Sampai sekarang, sudah 15 tahun bermain saham, saya belum pernah menemukan saham blue-chip yang jadi korban saham gorengan.
Saya punya sahabat, yang hobi-nya tiap hari cek laptop harga saham hari ini, mana yang naik dan berapa persentase kenaikkan harganya.
Sahabat saya ini sangat senang bermain dalam rentang harian. Pagi beli sore jual atau sore beli besok paginya jual.
Day Trading !
Menurut saya, tipe investor yang day-trading, sangat rentan terpancing masuk jebakan saham gorengan.
Karena semua saham gorengan pasti dimulai dengan kenaikkan harga harian yang fantastis, yang di kemudian waktu harga bisa dibanting sampai ke dasar tanpa alasan yang jelas.
Karena itu, salah satu cara menghindari saham gorengan adalah tidak melakukan day-trading.
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa day-trading itu merugikan investor pada akhirnya.
Riset Barber, Lee, Liu and Odean (2004) soal day-trading di Bursa Saham Taiwan menemukan bahwa 80% day trader mengalami kerugian dalam periode 6 bulan perdagangan.
Menurut riset tersebut, salah satu penyebab kerugian day-trader adalah besarnya fee transaksi, karena frekuensi perdagangan yang tinggi, yang menggerus keuntungan trader.
Dalam tulisan di blog ini, saya pernah menjelaskan mengenai esensi saham, yaitu merupakan cerminan bisnis.
Dibalik kertas saham, ada bisnis yang berputar, ada kinerja perusahaan yang menghasilkan laba atau rugi.
Sebuah bisnis tidak mungkin bisa dinilai dalam hitungan hari, minggu atau bulan karena pasti membutuhkan waktu untuk berkembang dan menunjukkan hasil.
Tidak mungkin nilai suatu perusahaan naik dan turun dalam 1 hari.
Karena itu, menurut saya, investasi saham harus investasi jangka panjang.
Biarkan waktu yang membantu dan bekerja dalam meningkatkan harga saham.
Sabar, sabar dan sabar adalah kunci sukses dalam investasi saham.
Banyak yang terjebak dalam saham gorengan karena tidak sabar ingin untung secepat cepatnya.
Sementara seperti saya jelaskan dalam poin sebelumnya bahwa saham itu merupakan investasi jangka panjang.
Jadi, kalau tidak ingin terjebak saham gorengan, mudah sebenarnya. Sabarlah dalam berinvestasi.
Seperti semua hal di dunia ini, investasi di saham membutuhkan proses. Tidak bisa instant.
Karena tidak bisa instant, kita harus sabar.
Sudah banyak riset saham yang menunjukkan bahwa kesabaran di investasi saham akan memberikan hasil yang terbaik dibandingkan trading jual beli saham dalam jangka pendek.
Kita bisa bisa cari topik ‘buy and hold’ strategy di saham dan akan ketemu puluhan riset yang menunjukkan bahwa investasi jangka panjang di saham lebih menguntungkan.
Daftar Isi
Komentar (0 Komentar)