Daftar Isi
Apa itu investasi tanah ? Kita review kelebihan dan kekurangan melakukan investasi di tanah.
Investasi tanah adalah cara konservatif untuk menyimpan aset, yang bisa dilakukan dengan beli tanah kavling atau real estate. Keuntungan beli tanah adalah apresiasi harga karena jumlah tanah yang terbatas dan biaya pemiliharaan yang kecil. Sementara, kerugian investasi di tanah adalah butuh modal besar, bersifat jangka panjang dan sulit mendapatkan pembiayaaan dari bank untuk mengakuisisi tanah.
Sesuai sebutannya secara literal, pengertian investasi tanah adalah pembelian tanah dengan luas tertentu untuk tujuan memperoleh keuntungan.
Investasi tanah (land investment) merupakan salah satu jenis investasi yang populer, terutama karena dinilai terus mengalami kenaikan nilai serta cocok sebagai investasi jangka panjang.
Jenis tanah yang umum dijadikan sebagai objek investasi terdiri dari dua jenis, yaitu tanah kavling dan real estat.
Tanah kaveling atau yang umum kita sebut dengan tanah kavling adalah tanah yang sudah dibagi ke dalam petak-petak berukuran tertentu yang dapat digunakan untuk mendirikan bangunan atau tempat tinggal.
Sederhananya, tanah kavling adalah tanah kosong yang belum memiliki bangunan di atasnya. Tanah kavling sering diasosiasikan dengan tanah yang berada di daerah pemukiman. Meskipun demikian, istilah ini juga lazim digunakan untuk mendeskripsikan tanah kosong secara umum.
Ukuran tanah kavling dapat bermacam-macam. Beberapa ukuran tanah kavling yang sering digunakan sebagai acuan adalah seluas 45 m² dan 60 m², sehingga setelah didirikan hunian di atasnya, kita akrab menyebutnya dengan rumah tipe 45 maupun tipe 60.
Melansir dari Investopedia, istilah real estat atau real estate mengacu kepada tanah beserta hal-hal permanen yang berada di atasnya, baik itu secara alami maupun buatan manusia —termasuk air, pohon, mineral, bangunan, rumah, pagar, dan jembatan.
Jadi, dapat disimpukan bahwa investasi tanah berbentuk real estat adalah pembelian terhadap tanah yang memiliki materi permanen di atasnya, baik alami maupun buatan, misalnya tanah perkebunan dan tanah beserta rumah tinggal.
Adanya materi terikat selain tanah itu sendiri menyebabkan real estat umumnya lebih mahal dibandingkan harga tanah kavling dengan ukuran serupa.
Secara umum, berikut adalah tahapan yang dilalui untuk dapat membeli tanah sebagai aset modal untuk sarana investasi:
Investasi tanah memberikan beberapa keunggulannya tersendiri. 4 kelebihan investasi tanah antara lain:
Tanah tidak mengalami depresiasi atau penyusutan karena memiliki manfaat yang tidak terbatas. Sebaliknya, tanah justru akan mengalami apresiasi atau peningkatan nilai dari waktu ke waktu.
Hal ini disebabkan karena luas permukaan tanah di bumi adalah aset yang mutlak dan tidak dapat ditambah luasnya oleh manusia, sedangkan semakin berkembangnya zaman, manusia terus memerlukan tempat untuk melakukan pembangunan baru, yang berakibat pada naiknya permintaan akan tanah.
Dengan pemilihan lokasi yang tepat, investasi tanah dapat dipastikan akan memberikan capital gain yang menjanjikan di masa depan.
Dalam hal tanah yang diinvestasikan adalah tanah kosong, kedepannya tanah tersebut bisa dimanfaatkan untuk sejumlah fungsi yang menghasilkan, antara lain:
Tanah yang telah dibeli biasanya hanya memerlukan pemasangan pagar dan pengecekan secara berkala, sehingga secara umum, tanah tidak begitu memerlukan perawatan rutin yang memakan biaya.
Tanah merupakan real property yang bersifat permanen dan tidak bisa secara fisik dipindahtangankan, berbeda dengan benda-benda dari kategori personal property yang dapat dengan mudah berpindah, sehingga rentan akan risiko hilang atau dicuri.
Berinvestasi pada tanah tidak akan membuat kita cemas akan kecurian, bahkan saat kita sedang berada jauh dari lokasi tanah tersebut sekali pun.
Meskipun menggiurkan, nyatanya, investasi tanah juga memiliki beberapa kelemahan yang harus ikut dipertimbangkan. Di bawah ini adalah 3 kekurangan dari investasi tanah.
Berbeda dengan investasi pada instrumen di pasar keuangan yang dapat dibeli dengan harga mulai dari Rp100.000,- saja, investasi tanah memerlukan ketersediaan dana yang jauh lebih besar daripada itu.
Belum lagi, semakin strategis lokasi tanah yang ingin Anda beli, maka semakin tinggi pula tingkat permintaannya. Imbasnya, tentu saja harganya akan semakin melambung.
Membeli aset tetap, apalagi tanah, memerlukan aspek pertimbangan yang menyeluruh. Mulai dari kondisi, lokasi, legalitas kepemilikan, hingga faktor eksternal seperti penilaian masyarakat akan daerah di mana tanah tersebut berada.
Pasalnya, untuk beberapa konteks, seperti jika kita ingin memanfaatkan tanah kavling untuk investasi real estate dengan mendirikan rumah atau bangunan lainnya, maka faktor-faktor seperti tingkat kriminalitas lingkungan sekitar dan aksesibilitas terhadap fasilitas publik juga dapat menjadi aspek yang perlu dipertimbangkan.
Sedangkan jika tanah ingin dialokasikan untuk investasi jangka panjang dalam bentuk perkebunan, maka tingkat kesuburan tanah dan akses irigasi juga merupakan hal yang tidak dapat diabaikan.
Tanah merupakan salah satu aset yang dinilai memiliki likuiditas yang paling rendah. Artinya, Anda tidak akan secara instan mendapatkan uang begitu Anda memutuskan untuk menjual tanah yang Anda miliki.
Alasannya, karena tanah bukan merupakan komoditas, sehingga cenderung membutuhkan waktu yang cukup lama hingga akhirnya menemukan pembeli.
Oleh karena itu, harus dipahami bahwa salah satu risiko investasi tanah yang paling utama adalah Anda tidak bisa mengandalkannya sebagai sumber investasi untuk keperluan yang bersifat darurat atau mendesak.
Saat ini, bank jarang yang mau memberikan kredit KPR untuk pembeliaan tanah. Kalau pun ada KPR tanah, syarat dan ketentuan cukup berat dan ketat.
Karena tidak bisa kredit bank untuk beli tanah, kita membutuhkan dana tunai yang tidak sedikit untuk membeli tanah.
Tanah dan emas dapat dikatakan sebagai opsi yang sama-sama menawarkan kenaikan harga yang cukup stabil dan relatif minim risiko. Pertanyaannya, investasi tanah atau investasi emas yang lebih menguntungkan?
Dengan asumsi kasar bahwa keduanya merupakan aset prospektif yang menunjukkan peningkatan harga di masa depan, maka jawaban utamanya akan mengacu kepada tingkat likuiditas dan keamanannya.
Emas merupakan pilihan yang tepat untuk jenis investasi jangka pendek, karena secara hipotesis emas bahkan memiliki likuiditas seperti uang tunai, atau dengan kata lain, Anda bisa langsung mendapatkan uang begitu Anda memutuskan untuk menjual emas yang Anda punya.
Di sisi lain, meskipun bukan merupakan jenis aset yang mudah dicairkan menjadi uang, tanah adalah aset yang sangat cocok untuk jenis investasi jangka panjang.
Sedangkan dari keamanannya, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, tanah merupakan real property yang bersifat permanen, sehingga secara keamanan, investasi tanah tentu lebih unggul. Sebaliknya, emas, sebagai properti pribadi, selalu memiliki risiko untuk dicuri atau hilang.
Kelebihan dan kelemahan investasi tanah diringkas dalam tabel dibawah ini:
No. | Aspek | Plus Minus Investasi Tanah |
---|---|---|
1. | Pengertian | Pembelian tanah untuk memperoleh keuntungan jangka panjang |
2. | Jenis tanah sebagai objek investasi | Tanah kosong/tanah kavling dan Tanah real estat |
4. | Kelebihan | Keuntungan cenderung prospektif, Tujuan penggunaan fleksibel, Biaya perawatan kecil, Tidak akan hilang |
5. | Kekurangan | Perlu modal investasi yang besar, Banyak yang harus dipertimbangkan, Likuiditas rendah |
Daftar Isi
Komentar (0 Komentar)