Daftar Isi
Kemajuan teknologi memudahkan kita dalam bertransaksi secara online. Transaksi bayar, beli dan transfer uang makin praktis dan efektif dengan smartphone di genggaman tangan. Evolusi teknologi memangkas mekanisme panjang yang selama ini harus dijalani entah saat belanja atau transfer uang.
Tak perlu antre ke lokasi pembayaran, kita kini tinggal duduk manis di atas sofa dan melakukan semua transaksi bayar, beli dan transfer uang dengan smartphone. Inovasi teknologi benar-benar memudahkan kita melakukan banyak transaksi secara online termasuk untuk urusan belanja. Sekarang ini belanja apapun tak perlu lagi datang ke toko atau outlet.
Semakin marak transaksi via online, makin marak pula ancaman pencurian data hingga modus penipuan secara online. Biasanya, transfer uang ke rekening penjual menjadi momen yang krusial karena ternyata cukup banyak orang tertipu sehingga uang pun lenyap. Boro-boro barang pesanan datang, penjualnya saja susah dihubungi begitu transfer berhasil.
Tak mengherankan, sistem keamanan transaksi berbasis online terus menjadi sorotan seiring dengan meningkatnya kasus kejahatan keuangan di dunia maya. Lembaga dan perusahaan jasa keuangan pun jadi riuh memperkuat sistem keamanan platform onlinenya.
Tak sebatas itu saja, karena sadar bahwa mayoritas kejahatan keuangan di dunia maya terjadi karena kelalaian nasabah, edukasi intensif dan berkesinambungan pada masyarakat umum agar makin cerdas dalam bertransaksi secara online juga tak boleh diabaikan.
Bukan rahasia lagi, reaksi pertama masyarakat umum saat ditawari platform online baru yaitu mempertanyakan faktor keamanannya. Reaksi soal keamanan begini tergolong wajar karena kejahatan dunia maya (cyber crime) makin marak dan mengkhawatirkan.
Jaminan keamanan melahirkan kenyamanan bertransaksi. Rasa khawatir seperti data dicuri hingga akun diretas menjadi momok utama masyarakat yang mau bertransaksi online. Lembaga dan perusahaan jasa keuangan pun sadar akan tuntutan itu sehingga mereka memberi perhatian khusus di sistem keamanan aplikasi. Mereka sadar pertumbuhan, dinamisme, dan kompleksitas ekosistem keuangan digital tak dipungkiri jadi target serangan para hacker.
Kejahatan dunia maya dapat menyerang siapapun, tak terkecuali lembaga dan perusahaan jasa keuangan yang mengklaim memiliki sistem keamanan canggih berlapis-lapis. Hacker tak hanya menyasar transaksi melalui situs di komputer, tetapi kini banyak membidik transaksi berbasis aplikasi di ponsel.
Serangan cyber pada layanan keuangan pun makin canggih dan bervariasi. Sepanjang 2016 hingga 2017 ini saja sudah terdeteksi tiga jenis serangan cyber mulai dari DDoS, Phishing hingga Malware atau Ransomware.
Inovasi sistem keamanan aplikasi keuangan menjadi tantangan tersendiri bagi lembaga dan perusahaan jasa keuangan agar masyarakat makin nyaman melakukan transaksi online mulai dari bayar, beli hingga transfer dana.
Tak mengherankan, tim IT IndoPremier tak lelah berinovasi untuk melahirkan dan membentengi produk terbarunya yang bernama IPOTPAY dengan berlapis-lapis sistem keamanan. Sistem keamanan di IPOTPAY tergolong unik dan selangkah lebih maju dari dunia perbankan.
Kalau di dunia perbankan dikenal sistem keamanan 2 Factor Authentication (2FA) yaitu level password dan level OTP, IPOTPAY menyodorkan 3 Factor Authentication (3FA) atau three layer security yaitu level password, randomized numerical PIN dan OTP (One Time Password).
Level password terdiri atas kombinasi (minimum) 8 digit angka, huruf dan spesial karakter. Level randomized numerical PIN adalah sistem pengacakan 10 digit nomor yang hanya bisa dipilih melalui klik atau layar sentuh hasil kreasi tim IT IndoPremier. Lapis keamanan ini mampu mengantisipasi malware seperti key-logger. Sementara itu, level OTP sendiri berupa password acak dan unik.
Selain terdaftar dan diawasi OJK (Otoritas Jasa Keuangan) yang menandakan legal dan amannya perusahaan ini, fintech platform ini diproteksi dengan sistem keamanan SSL 256 bit.
Dengan sistem keamanan lapis tiga di atas data pribadi nasabah aman dan terlindungi dari ancaman hacker yang mencoba membobol akun. Pengguna IPOTPAY pun makin nyaman karena rekening di bank aman karena dibuat atas nama nasabah sendiri.
Dengan membuka akun IPOTPAY yang simpel dan user-friendly di www.ipotpay.com atau unduh langsung apps IPOTPAY di Play Store atau App Store, kita akan menikmati hasil saldo yang maksimal dengan fleksibilitas tanpa batas dan dapat menggunakannya untuk bayar, beli, hingga transfer dana tanpa limit di hari yang sama.
IPOTPAY memaksimalkan hasil saldo nasabah dengan fleksibilitas tanpa batas melalui layanan penempatan dana secara otomatis di reksadana pasar uang dengan hasil setahun terakhir di kisaran 7-9% per tahun (gross). Hasil di kisaran sebesar ini memang lebih dari ewallet atau platform lainnya.
Jaminan sistem keamanan berlapis-lapis di IPOTPAY menyingkirkan rasa khawatir, was-was dan ketakutan masyarakat dalam bertransaksi. IPOTPAY melayani semua transaksi pembayaran, mulai dari bayar kartu kredit, BPJS kesehatan hingga listrik/PLN, dan masih banyak lagi. Istilahnya, mau bayar kartu kredit tinggal pencet, bayar listrik pun tinggal pencet. Fitur pembelian pun lengkap dengan kanal pembelian voucher pulsa, token PLN hingga top up e-wallet. Jaminan keamanan pula yang menjadikan IPOTPAY benar-benar the ultimate fintech platform yang benar-benar aman (#LebihDariAman). Buang Khawatir, Aman Bertransaksi, Nikmati Hasilnya!
Keamanan dalam bertransaksi secara online juga mensyaratkan kondisi masyarakat yang melek teknologi sehingga bisa terbebas dari ancaman serangan cyber seperti phishing dan malware atau ransomware.
Masyarakat perlu tahu langkah-langkah antisipatif yang sifatnya mendasar seperti menghindari penggunaan jaringan internet umum saat melakukan transaksi secara online. Bertransaksi dengan website atau aplikasi di smartphone di jaringan internet di tempat umum (wifi gratis), warnet dan thetering rentan hacker.
Jaringan internet umum gampang disusupi hacker. Khusus di warnet, waspadailah dengan ancaman key-logger. Key-logger menyimpan atau mencetak data yang kita ketik melalui keyboard yang kita gunakan. Key-logger mencuri data pribadi seperti: username, password, nama dan nomor rekening.
Selanjutnya, rutinlah mengupdate password akun keuangan dan merahasiakan username dan password. Titik terlemah sistem digital adalah user. Username dan password itu sifatnya pribadi. Jangan pernah memberikan username dan password pada siapa pun, termasuk mereka yang mengaku dari lembaga atau perusahaan jasa keuangan.
Selanjutnya yaitu jangan terburu-buru membalas email yang tidak jelas alias mencurigakan. Apalagi, email tersebut meminta kita memasukkan sandi atau password pada situs yang mencurigakan atau tiruan (website phishing). Biasanya penawaran melalui email akan membawa kita pada link palsu dan attachment yang isinya akan menginfeksi komputer. Terakhir, pastikan kita menggunakan browser yang memiliki filter phishing agar kita terhindar dari website tiruan atau phishing.
Daftar Isi
Komentar (8 Komentar)