Silakan masukkan kata kunci pada kolom pencarian

Beda Reksadana vs Emas, Mana Investasi Terbaik

Daftar Isi

Beda Reksadana vs Emas, Mana Investasi Terbaik

Perbedaan utama antara emas dan Reksadana adalah Reksadana merupakan kumpulan portfolio asset terdiversifikasi yang dikelola oleh profesional, sementara emas hanya satu jenis aset yang dikelola sendiri.

Kemudian, emas identik dengan resiko investasi yang rendah, return stabil karena fluktuasi harga kecil, sedangkan Reksa Dana memiliki resiko berbeda - beda tergantung jenis yang dipilih.

Pilih mana, reksadana atau emas, sebagai investasi ? 

Kita akan kulik perbedaan keduanya. Apa keunggulan dan kelemahan masing - masing produk investasi ini. Pastikan pilih investasi yang paling sesuai dengan tujuan keuangan.

Apa itu Reksadana

Apa itu Reksadana

Reksadana adalah instrumen investasi yang dibentuk oleh Manajer Investasi dan Bank Kustodian melalui akta kontrak investasi kolektif (KIK) yang dibuat notaris.

Manajer Investasi berperan sebagai pengelola dana yang terkumpul dari sekian banyak investor untuk diinvestasikan ke dalam portofolio efek, seperti SBI, obligasi, dan saham.

Bank Kustodian berperan menyimpan dana atau portofolio milik investor serta melakukan penyelesaian transaksi dan administrasi Reksadana.

Fitur Reksadana

  • Diversifikasi portofolio dengan investasi di berbagai macam aset
  • Dikelola oleh professional Manajer Investasi
  • Berbagai jenis Reksadana sesuai dengan tingkat resiko
  • Minimum investasi sangat terjangkau
  • Aman diawasi oleh OJK
  • Tidak selalu bisa memberikan return diatas benchmark

Kelebihan Reksadana

Dari pengalaman berinvestasi, kami melihat keunggulan Reksadana adalah:

1. Mempermudah Orang Berinvestasi

Reksadana cocok bagi investor yang memiliki banyak keterbatasan, seperti waktu terbatas, dana terbatas, informasi terbatas, dan pengetahuan investasi yang terbatas.

Instrumen ini mampu mengurangi risiko investasi karena disebarkan pada berbagai produk investasi.

2. Aman, Legal, Regulasi OJK Jelas

Reksadana aman dan legal karena dikelola oleh Manajer Investasi yang sudah berpengalaman dan memiliki izin serta legalitas dari OJK.

Jika kamu adalah tipe investor yang lebih mengutamakan keamanan, reksa dana adalah pilihan yang tepat. Karena risiko investasi kamu tersebar di berbagai aset, nilai aset lain akan menutupi kerugian yang kamu alami.

3. Dikelola Profesional Manajer Investasi

Reksadana dikelola secara profesional oleh Manajer Investasi yang sudah punya tidak hanya kualifikasi keahlian tetapi juga pengalaman bertahun - tahun di industri ini.

Investor perorangan tidak perlu melakukan riset produk secara mendalam karena ada agen investasi profesional yang mengelola dana investasi di berbagai wahana investasi.

Investor dapat memantau portofolio investasinya secara berkala melalui Financial Information Sheet (FFS).

Jadi kamu tidak perlu menghabiskan waktu dan tenaga untuk riset karena fund manager berpengalaman akan memilih produk keuangan terbaik.

4. Diversifikasi

Keunggulan di Reksadana adalah bisa melakukan diversifikasi portofolio dengan lebih mudah. Hal ini membantu kita mengelola risiko dengan baik.

6. Minimum Modal Investasi Rendah, Mulai dari Rp 10 Ribu

Instrumen investasi ini sangat cocok untuk investor pemula. Karena bisa berinvestasi mulai dari Rp 10.000.

Kekurangan Reksadana

Sebagai investor harus mempertimbangkan faktor-faktor risikonya.

1. Resiko Investasi

Keuntungan tidak dijamin. Investor harus menyadari bahwa dengan dengan berinvestasi di Reksadana, tidak ada jaminan untuk mendapatkan pembagian keuntungan, dividen, ataupun kenaikan modal investasi.

Reksadana mungkin rentan terhadap perubahan kondisi pasar yang merupakan hasil dari: global, regional atau perkembangan ekonomi nasional; kebijakan pemerintah atau kondisi politik, pergerakan suku bunga secara umum, sentimen investor yang meluas maupun guncangan eksternal (misalnya bencana alam, perang dan lain-lain).

2. Manajer Investasi Bisa Bangkrut, Tutup

Manajer Investasi yang mengelola portofolio bisa saja bangkrut dan gagal mengelola investasi di Reksadana.

3. Biaya Manajemen Fee

Beban biaya management fee yang harus dibayar saat berinvestasi, yang untuk reksadana ini adalah 3,00% per tahun.

Reksadana untung atau rugi, fee manajer investasi tersebut tetap harus dibayar. Tidak ada biaya ini jika berinvestasi sendiri.

4. Likuiditas

Pencairan Reksadana meskipun cukup cepat tetapi dalam kondisi tertentu bisa memakan waktu. Tidak bisa cair dalam waktu 1 hari.

Risiko likuiditas yang dapat didefinisikan sebagai seberapa mudah sebuah efek dapat dijual pada atau mendekati nilai wajarnya tergantung pada volume yang diperdagangkan di bursa.

5. Return Tidak Konsisten Diatas Benchmark

Meskipun tujuannya adalah lebih baik dari benchmark, nama data menunjukkan bahwa Reksadana tidak selalu konsisten bisa mencetak return diatas benchmark.

6. Risiko Efek Gagal Bayar

Ada banyak risiko efek yang dapat terjadi pada setiap efek, contohnya adalah kemungkinan default perusahaan penerbit pada pembayaran kupon dan/atau pokok obligasi, dan implikasi dari peringkat kredit perusahaan yang di-downgrade.

Apa itu Emas

Emas adalah logam mulia yang dihasilkan dari tambang. Emas sudah dikenal ratusan tahun lamanya sebagai aset investasi.

Kenaikkan harga emas memberikan keuntungan buat pemegangnya. Emas bisa dijual pula dengan cepat.

Fitur Emas:

  • Investasi yang mudah dan sudah  lama dikenal sejak ratusan tahun
  • Return stabil dengan resiko rendah
  • Mudah dijual belikan, sangat likuid
  • Butuh tempat penyimpanan yang aman
  • Resiko emas palsu

Kelebihan Emas

Dari pengalaman menggunakan dan berinvestasi di instrumen ini, kami melihat kelebihan emas adalah:

1. Mudah Dipahami

Emas sudah sangat dikenal sebagai instrumen investasi. Tidak sulit untuk memperkenalkan emas untuk investasi ke semua kalangan.

Tidak dibutuhkan pengetahuan yang rumit untuk bisa melakukan jual beli emas.

2. Aman

Investasi di emas bisa untuk jangka pendek dan jangka panjang. Lebih fleksibel dari sisi jangka waktu.

Harga emas yang relatif stabil membuat jual beli emas dalam jangka pendek akan tetap menguntungkan. Meskipun, tetap, keuntungan akan paling optimal dalam investasi emas jangka panjang.

3. Aset Fisik

Ditengah era digital saat ini, emas adalah instrumen yang kita bisa pegang fisiknya. Tidak sepenuhnya digital.

Buat sebagian orang, aset fisik itu penting. Bisa dilihat, dirasakan.

4. Mudah Dijual Belikan

Pasar emas memiliki nilai market cap berlipat - lipat di atas market komoditas lainnya. Hal ini menunjukkan besarnya transaksi di pasar emas.

Karena market cap yang besar, likuiditas di emas menjadi besar pula. Mudah melakukan jual beli di pasar emas.

5. Regulasi Jelas

Emas jelas sudah lama diatur untuk bisa diperdagangkan di Indonesia. Bahkan, emas sudah masuk sebagai salah satu komoditas di bursa berjangka, bersama - sama dengan komoditas lain seperti forex, perak dan lain - lain.

6. Alat Lindung Nilai

Dalam situasi inflasi tinggi atau ketidakstabilan ekonomi, banyak orang merubah aset ke emas. Emas dipandang sebagai tempat yang aman untuk menyimpan aset dalam situasi ekonomi yang tidak stabil.

Kekurangan Emas

Namun, dari pengalaman juga kami menilai kekurangan investasi di Emas adalah:

1. Kenaikkan Return Terbatas

Meskipun aman, kenaikkan return emas relatif terbatas. Itu sebabnya banyak pengamat investasi yang tidak memasukkan emas sebagai investasi karena peningkatan return emas yang cenderung terbatas.

2. Butuh Tempat Penyimpanan Khusus

Emas butuh tempat penyimpanan khusus untuk memastikan keamanannya. Karena itu, ada tambahan biaya penyimpanan yang tidak murah di emas untuk misalnya menaruh di Safe Deposit Bank (SDB).

3. Spread Harga Lebih Tinggi

Spread harga tinggi karena adanya biaya cetak emas fisik. Spread harga adalah nilai kenaikkan harga yang dibutuhkan agar pembelian emas bisa menguntungkan.

Jika spread nya besar, harga emas harus naik tinggi agar pembelian bisa menguntungkan. Dan sebaliknya.

4. Risiko Emas Palsu

Meskipun sudah banyak proteksi dan perbaikan, risiko emas palsu selalu hadir di emas fisik.

5. Minimum Pembelian Lebih Tinggi

Untuk pembelian emas fisik, minimum adalah dalam 0,5 gram, yaitu di harga Rp 500 ribuan. Jadi, kalau ingin beli emas logam mulia batangan paling kecil harus menyediakan uang sebesar ini.

6. Semakin Kecil Beratnya, Harga Lebih Mahal

Hal ini karena dalam emas fisik kena biaya cetak. Jadi biaya pembuatan sertifikat per gram makin besar di ukuran emas yang kecil.

7. Tidak Bisa Jual Beli 24 Jam

Jual beli emas fisik harus dilakukan di toko emas yang jam buka tutupnya tertentu. Tidak bisa dilakukan kapan saja dan dari mana saja.

Kita harus datang ke toko untuk melakukan aktivitas transaksi. Tidak bisa lewat genggaman ponsel.

Tabel Perbandingan Reksadana dan Emas

Dari berbagai faktor, kami membandingkan Reksadana dan Emas, yaitu:

1. Return Keuntungan

Return emas lebih kecil dibandingkan Reksadana. Kita bisa lihat dari trend harga emas dari tahun ke tahun, yang kenaikannya relatif kecil.

Return Reksadana lebih tinggi dan banyak jenisnya. Mulai dari yang return paling tinggi, yaitu saham, sampai yang return paling rendah, yaitu pasar uang.

Dibandingkan return reksadana pasar uang sekalipun, masih lebih tinggi dibandingkan keuntungan di emas. Apalagi return emas dibandingkan  reksadana saham, pendapatan tetap dan campuran.

2. Resiko

Resiko Reksadana lebih tinggi dibandingkan emas, meskipun ini masih tergantung pada jenis Reksadana. Yang paling beresiko adalah Reksadana Saham, lalu yang paling rendah resikonya adalah Reksadana Pasar Uang.

Resiko emas lebih rendah dibandingkan Reksadana, secara umum. Kita bisa lihat dengan membandingkan fluktuasi return di Reksadana dengan Emas.

Harga emas dalam kondisi tertentu akan turun, tetapi jarang turun drastis. Fluktuasinya relatif kecil.

Ini tentu saja sangat berbeda dengan resiko di Reksadana Saham atau Reksadana Campuran, yang cenderung berfluktuasi setiap waktu. 

Bahkan dibandingkan dengan Reksadana Pasar Uang sekalipun, harga emas lebih stabil. Karena return emas yang lebih stabil, resikonya menjadi lebih rendah.

3. Likuiditas

Likuiditas emas dan reksadana punya tingkat kemudahan yang sama bagusnya. Dua - duanya mudah dijual.

Likuiditas bicara soal mudah dan cepat tidaknya kita bisa menjual instrumen investasi. Semakin cepat, mudah, berarti semakin likuid instrumen tersebut.

Namun, cara dan mekanisme penjualan kedua instrumen ini berbeda.

Emas dijual di toko emas atau ke tempat kita beli emas dulu. Hampir bisa dipastikan, toko akan membeli kembali.

Tinggal harga jual emas saja, yang bisa lebih mahal atau lebih murah, dibandingkan saat beli dulu.

Reksadana dijual ke Manajer Investasi. Dan sesuai Peraturan OJK, Manajer Investasi wajib membeli kembali Reksadana yang dijual oleh investor.

Jadi, tingkat kepastian penjualan Reksadana itu sangat tinggi. Bisa dipastikan investor bisa menjual dan menerima uangnya.

Hanya saja, ada perbedaan antara emas dan reksadana, dalam hal kapan menerima uang hasil penjualan.

Hasil penjualan di emas diterima saat itu juga. Boleh dibilang cash and carry. Tidak ada jeda waktu.

Hasil penjualan di reksadana tidak diterima saat itu. Ada jeda beberapa sampai uang masuk ke rekening. Ini karena ada proses settlement di Manajer Investasi untuk memproses penjualan Reksadana.

Jeda waktu di Reksadana bisa berbeda - beda, tergantung jenis Reksadana. Umumnya, T+3, uang masuk ke rekening penjual.

Karena itu dari sisi likuiditas soal kecepatan pencairan, emas lebih baik dibandingkan Reksadana.

4. Keamanan

Masalah keamanan emas adalah adanya resiko hilang dan dipalsukan. Kedua resiko ini kerap terjadi.

Meskipun saat ini sudah tersedia emas dalam bentuk digital tapi tetap saja resiko ini muncul saat emas dicetak. Resiko dipalsukan berkurang tetapi resiko hilang tetap ada.

Sedangkan, keamanan reksadana lebih baik karena tidak punya resiko dipalsukan atau hilang karena merupakan paper asset.

Namun, reksadana punya resiko bahwa Manajer Investasi dicabut izinnya atau melanggar ketentuan dari OJK. Akibatnya, nasabah tidak bisa mencairkan investasinya.

Pernah pula kejadian bahwa Manajer Investasi mengelola dengan tidak hati hati sehingga return Reksadana anjlok dan investor kehilangan nilai investasinya dalam jumlah besar.

Jadi, dalam soal keamanan, emas dan reksadana punya masalahnya sendiri.

5. Diversifikasi

Diversifikasi di Reksadana jelas lebih baik dibandingkan emas. Reksadana memang dibuat untuk tujuan diversifikasi investasi.

Reksadana dikelola Manajer Investasi yang menempatkan dana ke berbagai instrumen. Tidak hanya satu instrumen.

Misalnya, dalam Reksadana Saham, investasi dilakukan ke portofolio terdiri dari banyak saham. Tidak hanya satu atau dua saham saja.

Begitu pula dengan Reksadana Pasar Uang. Ada berbagai instrumen pasar uang yang diinvestasikan Manajer Investasi.

Sementara, tidak ada diversifikasi di emas karena emas hanya satu komoditi.

Tidak ada diversifikasi di Emas. Harganya anjlok, langsung kena imbas.

Kita tidak bisa melakukan diversifikasi di emas.

6. Minimum Investasi

Minimum investasi di Reksadana, saat ini, sudah sangat terjangkau, terutama sejak munculnya aplikasi jual beli Reksadana online. Di salah satu aplikasi, kami ketemu minimum investasi Reksadana hanya Rp 10 ribu.

Sementara, emas sekarang sudah juga punya minimum investasi yang terjangkau sejak adanya emas digital.

Dulu beli emas memang cukup mahal karena minimum 1 gram. Harganya saat ini sekitar Rp 800 ribuan.

Tapi seiring kemajuan teknologi, sekarang, emas bisa dibeli secara fraksi. Dalam pecahan harga yang kecil.

Contohnya, kami pernah beli emas senilai Rp 5 ribu di Tokopedia emas. Bisa dengan nilai sekecil itu.

Tapi, emas sekecil itu tidak bisa dicetak. Harus dikumpulkan sampai jumlah tertentu, misalnya, 1 gram, baru emas bisa dicetak dan diambil fisiknya.

Jadi, dari sisi minimum investasi, emas dan reksadana  sama sama terjangkau. Tidak butuh dana besar untuk memulai investasi di kedua instrumen ini.

7. Penyimpanan

Reksadana tidak perlu penyimpanan karena semuanya paper asset. Adanya di dokumen kertas, bukan investasi fisik.

Karena tidak perlu penyimpanan fisik, investor tidak perlu keluar biaya tambahan untuk menyimpan. Di Reksadana, penyimpanan sudah aman.

Sementara Emas membutuhkan tempat penyimpanan khusus. Dan penyimpanan emas harus dilakukan ekstra hati - hati karena merupakan barang berharga.

Butuh biaya tambahan untuk menyimpan emas secara aman. Biasanya ditempatkan dengan sewa Safe Deposit Box di kantor bank.

Memang, belakangan ini muncul fitur emas logam mulia yang bisa dibeli secara online. Yang mana setelah beli, emas tidak perlu disimpan karena masih berbentuk catatan di sistem.

Nanti, kalau emas sudah dicetak dalam bentuk logam mulia, baru perlu memikirkan tempat penyimpanan.

8. Pengenalan Produk

Emas, jelas, lebih dikenal karena memang sudah sejak lama ada. Investasi di produk emas sendiri cukup simpel, tinggal beli dan jual.

Orang sudah sangat paham dengan investasi di emas. Tidak perlu banyak belajar lagi.

Sementara itu, investasi Reksadana masih baru. Banyak orang yang belum paham apa itu Reksadana. 

Perlu upaya mempelajari Reksadana, cara kerjanya, lalu instrumen- instrumen di dalamnya, seperti saham, obligasi, pasar uang. 

Memang, ada Manajer Investasi di Reksadana yang akan mengelola dana masyarakat yang ditempatkan. Namun, sebagai pemilik uang, pasti harus tetap memahami apa itu Reksadana.

Ada pepatah, tak kenal maka tak sayang. Bagaimana bisa berinvestasi kalau belum paham.

Jadi, dalam soal pengenalan produk, emas jelas lebih unggul dari Reksadana. Orang sangat lebih familiar dengan emas daripada Reksadana.

Kita sampai pada rangkuman keunggulan dan kelemahan emas dan reksadana sebagai instrumen investasi.

FiturEmasReksadana
ReturnEmas Lebih Rendah dibandingkan ReksadanaReksadana lebih tinggi dari Emas, apalagi jenis Reksadana Saham dan Campuran
ResikoResiko emas lebih rendah karena harga stabil.Resiko Reksadana lebih tinggi dari emas karena fluktuasi instrumen yang dibeli Reksadana
LikuiditasEmas sangat baik karena cash and carry. Jual hari ini, uang langsung diterimaReksadana pasti bisa dijual tetapi ada jeda waktu settlement 3 sd 5 hari sampai uang masuk rekening
KeamananEmas punya resiko hilang dan pemalsuan. Butuh biaya tambahan untuk tempat penyimpanan yang aman, seperti di SDB.Reksadana tidak hilang atau palsu karena paper asset, tetapi ada resiko penyalahgunaan oleh Manajer Investasi yang membuat nilai Reksadana bisa anjlok
DiversifikasiEmas tidak bisa didiversifikasi. Investasi di satu komoditi. Reksadana unggul dalam hal diversifikasi karena isi portfolio bermacam - macam.
Minimum      
Investasi
Beli emas sangat terjangkau. Beli emas sekarang bisa 5 ribuan emas digital, seperti Tokopedia emas.Beli Reksadana sangat terjangkau bisa dari Rp 10 ribu di aplikasi investasi online, seperti Bibit, Bareksa, TanamDuit
PenyimpananEmas fisik harus disimpan secara aman. Tapi sekarang muncul emas digital yang tidak perlu disimpan.Reksadana tidak perlu disimpan karena paper-asset.
Pengenalan      
Produk
Emas adalah produk investasi yang simpel, sederhana dan sudah dikenal banyak orang sejak dulu.Tidak butuh penjelasan lagi soal cara dan bagaimana investasi di emas.Reksadana adalah produk investasi yang banyak orang belum paham. Orang perlu belajar soal apa itu, mekanisme di dalamnya. Jadi, Reksadana bukan produk yang dikenal banyak orang.

Apa Pilihan Terbaik, Reksadana atau Emas

Dari perbandingan ini, kita bisa melihat bahwa tidak ada satu produk investasi yang unggul semuanya. Emas tidak hanya punya keunggulan, tetapi juga kelemahan. Demikian juga hal yang sama dengan Reksadana.

Reksadana cocok untuk Anda yang mau menyerahkan keputusan investasi ke Manajer Investasi agar lebih mudah, terdiversifikasi, sementara emas cocok untuk Anda yang ingin investasi di asset fisik, return stabil dan relatif aman.

Tugas kita menentukan instrumen mana yang paling cocok, paling pas, untuk mewujudkan tujuan keuangan yang kita miliki. Bagaimanapun juga, kita membeli instrumen investasi untuk mencapai tujuan keuangan.

Kami selalu ingat, ucapan perencana keuangan Ligwina Hananto, “Tujuan Lo Apa”.

Bagikan Melalui

Daftar Isi

Berlangganan Duwitmu

Artikel Terkait