Silakan masukkan kata kunci pada kolom pencarian

Daftar Isi

    Tidak ada Daftar Isi

Kamus Pasiva

Dalam laporan keuangan perusahaan, terdapat istilah pasiva. Umumnya, istilah pasiva hadir bersamaan dengan aktiva dan membuat beberapa orang kesulitan memahaminya akibat sering tertukar istilah. 

Untuk memahami lebih lanjut tentang pasiva, simak rangkuman pengertian, jenis, rumus penentuan, dan berbagai contoh pasiva dalam artikel berikut.

Pengertian Pasiva

Pasiva adalah liabilities, atau kewajibanperusahaan terhadap pihak lain untuk melakukan pembayaran, baik dalam bentuk uang, barang, maupun jasa dalam suatu kurun waktu.

Jenis Pasiva

Untuk memudahkan pencatatan, terdapat sistem pengelompokkan pasiva. Oleh karenanya, penting untuk mengetahui berbagai jenis pasiva dalam ilmu akuntansi, sebagai berikut.

1. Pasiva Tetap

Pasiva tetap adalah berbagai kewajiban jangka panjang, yang sering juga dikenal sebagai long term liabilities. Adapun kewajiban tersebut berupa kewajiban yang wajib dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu tahun, sepertil; utang bank, obligasi, kredit investasi, dan sebagainya.

2. Pasiva Lancar

Pasiva lancar adalah jenis pasiva yang perlu dilunasi dalam jangka waktu kurang lebih atau sama dengan satu tahun. Secara global, istilah pasiva lancar juga dikenal sebagai current liabilities, atau kewajiban lancar. Ada beberapa contoh pasiva lancar, di antaranya; utang PPN, utang gaji/dagang, pendapatan yang diterima di muka, dan sebagainya.

3. Pasiva Lainnya

Terakhir, ada juga pasiva lainnya yang didefinisikan sebagai biaya yang bisa muncul secara kondisional selama perusahaan beroperasi. Contoh dari pasiva lainnya, meliputi; bonus pegawai, biaya listrik, premi asuransi, dan sebagainya.

Rumus Menentukan Pasiva

Seperti matematika, dalam akuntansi terdapat rumus untuk menghitung suatu pencatatan. Oleh karenanya, dalam artikel ini kami akan menjelaskan rumus menentukan pasiva secara detail agar Anda bisa memahami pasiva dengan baik.

1. Rumus Pasiva Tetap

Gunkaan rumus berikut untuk menghitung pasiva tetap (long term liabilities):

Pasiva Tetap = Surat utang + pinjaman + kewajiban pajak tertunda (deferred tax liabilities)

2. Rumus Pasiva Lancar

Gunakan rumus berikut untuk menghitung pasiva lancar (current liabilities):

Pasiva lancar = Notes payable + accounts payable + short term loans+ Accrued expenses + Unearned revenues + current portion of long term debts + other short term debt

Berbagai Contoh Pasiva

Agar bisa lebih mudah memahami pasiva, berikut kami berikan contohnya dalam potongan neraca akuntansi. Perlu diingat bahwa neraca berikut hanya digunakan untuk menunjukkan berbagai contoh pasiva dan tidak bersifat rahasia. 

Memang, neraca berikut menampilkan keterangan aktiva dan pasiva, namun kami merekomendasikan agar Anda fokus pada kolom pasiva pada neraca untuk memahami berbagai contohnya.

PT. Laris Mantap Neraca Per 31 Desember 2015  
AktivaPasiva  
Aktiva LancarPasiva Lancar  
Kas150.000.000Utang wesel30.000.000
Bank45.000.000Utang dagang10.000.000
Piutang20.000.000Utang pajak20.000.000
Total aktiva lancar215.000.000Total pasiva lancar60.000.000
Aktiva TetapPasiva Tetap  
Bangunan20.000.000Utang bank 3 tahun35.000.000
Mesin operasional15.000.000Obligasi10.000.000
Sewa domain10.000.000Hipotek23.000.000
Total aktiva tetap45.000.000Total pasiva tetap68.000.000

Demikianlah penjelasan seputar pasiva pada ilmu akuntansi. Semoga artikel ini dapat membantu Anda memahami pengertian pasiva dengan lebih mudah.

Pertanyaan Seputar Pasiva

  1. Pasiva mencerminkan apa?

    Pasiva mencerminkan kondisi utang dan modal yang dimiliki perusahaan saat menjalankan kegiatan usahanya. Tentunya, dalam menjalankan usaha ada modal yang harus tersedia dan kemungkinan juga ditambah dengan adanya utang. Pencatatan pasiva dan aktiva dapat meringkas jumlah modal dan utang yang dimiliki oleh perusahaan pada periode tertentu.

  2. Apakah pasiva dan aktiva harus sama?

    Jumlah pasiva dan aktiva dalam suatu neraca harus sama, atau seimbang untuk menunjukkan laporan keuangan yang sehat. Jika salah satu di antaranya tidak seimbang, bisa jadi terdapat kesalahan yang berisiko merugikan perusahaan.

Bagikan Melalui

Daftar Isi

    Tidak ada Daftar Isi

Berlangganan Duwitmu