Daftar Isi
Tidak ada Daftar Isi
Dalam laporan keuangan perusahaan, terdapat istilah pasiva. Umumnya, istilah pasiva hadir bersamaan dengan aktiva dan membuat beberapa orang kesulitan memahaminya akibat sering tertukar istilah.
Untuk memahami lebih lanjut tentang pasiva, simak rangkuman pengertian, jenis, rumus penentuan, dan berbagai contoh pasiva dalam artikel berikut.
Pasiva adalah liabilities, atau kewajibanperusahaan terhadap pihak lain untuk melakukan pembayaran, baik dalam bentuk uang, barang, maupun jasa dalam suatu kurun waktu.
Untuk memudahkan pencatatan, terdapat sistem pengelompokkan pasiva. Oleh karenanya, penting untuk mengetahui berbagai jenis pasiva dalam ilmu akuntansi, sebagai berikut.
Pasiva tetap adalah berbagai kewajiban jangka panjang, yang sering juga dikenal sebagai long term liabilities. Adapun kewajiban tersebut berupa kewajiban yang wajib dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu tahun, sepertil; utang bank, obligasi, kredit investasi, dan sebagainya.
Pasiva lancar adalah jenis pasiva yang perlu dilunasi dalam jangka waktu kurang lebih atau sama dengan satu tahun. Secara global, istilah pasiva lancar juga dikenal sebagai current liabilities, atau kewajiban lancar. Ada beberapa contoh pasiva lancar, di antaranya; utang PPN, utang gaji/dagang, pendapatan yang diterima di muka, dan sebagainya.
Terakhir, ada juga pasiva lainnya yang didefinisikan sebagai biaya yang bisa muncul secara kondisional selama perusahaan beroperasi. Contoh dari pasiva lainnya, meliputi; bonus pegawai, biaya listrik, premi asuransi, dan sebagainya.
Seperti matematika, dalam akuntansi terdapat rumus untuk menghitung suatu pencatatan. Oleh karenanya, dalam artikel ini kami akan menjelaskan rumus menentukan pasiva secara detail agar Anda bisa memahami pasiva dengan baik.
Gunkaan rumus berikut untuk menghitung pasiva tetap (long term liabilities):
Pasiva Tetap = Surat utang + pinjaman + kewajiban pajak tertunda (deferred tax liabilities)
Gunakan rumus berikut untuk menghitung pasiva lancar (current liabilities):
Pasiva lancar = Notes payable + accounts payable + short term loans+ Accrued expenses + Unearned revenues + current portion of long term debts + other short term debt
Agar bisa lebih mudah memahami pasiva, berikut kami berikan contohnya dalam potongan neraca akuntansi. Perlu diingat bahwa neraca berikut hanya digunakan untuk menunjukkan berbagai contoh pasiva dan tidak bersifat rahasia.
Memang, neraca berikut menampilkan keterangan aktiva dan pasiva, namun kami merekomendasikan agar Anda fokus pada kolom pasiva pada neraca untuk memahami berbagai contohnya.
PT. Laris Mantap Neraca Per 31 Desember 2015 | |||
Aktiva | Pasiva | ||
Aktiva Lancar | Pasiva Lancar | ||
Kas | 150.000.000 | Utang wesel | 30.000.000 |
Bank | 45.000.000 | Utang dagang | 10.000.000 |
Piutang | 20.000.000 | Utang pajak | 20.000.000 |
Total aktiva lancar | 215.000.000 | Total pasiva lancar | 60.000.000 |
Aktiva Tetap | Pasiva Tetap | ||
Bangunan | 20.000.000 | Utang bank 3 tahun | 35.000.000 |
Mesin operasional | 15.000.000 | Obligasi | 10.000.000 |
Sewa domain | 10.000.000 | Hipotek | 23.000.000 |
Total aktiva tetap | 45.000.000 | Total pasiva tetap | 68.000.000 |
Demikianlah penjelasan seputar pasiva pada ilmu akuntansi. Semoga artikel ini dapat membantu Anda memahami pengertian pasiva dengan lebih mudah.
Pasiva mencerminkan kondisi utang dan modal yang dimiliki perusahaan saat menjalankan kegiatan usahanya. Tentunya, dalam menjalankan usaha ada modal yang harus tersedia dan kemungkinan juga ditambah dengan adanya utang. Pencatatan pasiva dan aktiva dapat meringkas jumlah modal dan utang yang dimiliki oleh perusahaan pada periode tertentu.
Jumlah pasiva dan aktiva dalam suatu neraca harus sama, atau seimbang untuk menunjukkan laporan keuangan yang sehat. Jika salah satu di antaranya tidak seimbang, bisa jadi terdapat kesalahan yang berisiko merugikan perusahaan.
Daftar Isi
Tidak ada Daftar Isi