Silakan masukkan kata kunci pada kolom pencarian

Daftar Isi

    Tidak ada Daftar Isi

Kamus Rasio Solvabilitas

Kesehatan keuangan suatu perusahaan dapat diukur dengan berbagai jenis rasio keuangan, salah satunya adalah rasio solvabilitas. Mendengar sekilas tentang solvabilitas, istilah ini umum digunakan untuk menyebut seberapa mampu suatu perusahaan membayar utang yang dimilikinya.

Rasio solvabilitas adalah salah satu metrik kinerja yang umumnya digunakan untuk membantu manajer dalam memeriksa apakah keuangan perusahaan sudah dapat dikatakan sehat atau tidak. Lebih tepatnya, dengan mengenal rasio solvabilitas, manajer dapat menentukan apakah perusahaan bisa memenuhi kewajiban keuangannya dalam jangka panjang.

Perhitungan rasio solvabilitas ini memiliki peranan yang sangat penting, oleh karena itu simak penjelasan lebih lengkapnya mengenai Rasio Solvabilitas dari pengertian, rumus, cara penggunaan, dan beberapa hal penting lainnya di bawah ini.

Apa itu Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas adalah suatu rasio yang memiliki fungsi untuk menilai kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi kewajibannya, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, melalui jaminan aktiva yang dimiliki hingga perusahaan tersebut dilikuidasi. 

Singkatnya, dapat disimpulkan bahwa rasio solvabilitas ini dipakai untuk mengukur bisa tidaknya suatu perusahaan membayar utangnya di masa depan.

Tujuan Perhitungan Rasio Solvabilitas

Berikut beberapa tujuan yang mendasari kenapa perhitungan rasio solvabilitas diperlukan.

a. Memberikan Gambaran Kondisi Finansial pada Kreditur

Perhitungan rasio solvabilitas merupakan hal yang sangat krusial di depan kreditur karena menyangkut reputasi dari perusahaan tersebut. Kreditur disini bisa dari lembaga peminjam uang, asuransi, perusahaan anjak piutang, hingga para investor. Apabila diketahui tingkat solvabilitas perusahaan rendah, maka kreditur akan mulai meragukan kinerja perusahaan tersebut.

b. Memberikan Penilaian Kemampuan Bisnis dalam Membayar Bunga

Bunga merupakan bentuk konsekuensi yang timbul akibat bertransaksi secara kredit. Tak hanya digunakan untuk menilai kapasitas perusahaan dalam membayar utang, rasio solvabilitas juga dapat memberikan penilaian seberapa baik suatu bisnis dalam membayar bunga untuk beberapa tahun mendatang.

c. Melakukan Estimasi Total Pinjaman Saat Jatuh Tempo Pembayaran

Dalam perhitungan rasio solvabilitas, salah satu tujuannya juga supaya pra kreditur dapat melihat total utang yang bisa didapatkannya dari pembayaran kredit perusahaan. Melakukan estimasi ini juga penting saat perusahaan menjanjikan pengembalian pinjaman dengan bunga maupun dengan dividen.

d. Memberikan Informasi Kesehatan Neraca Keuangan Perusahaan

Tujuan terakhir dari perhitungan ini yakni untuk memberikan gambaran informasi kesehatan neraca perusahaan dapat dikatakan baik atau tidak. Jika modal dan aktiva dalam neraca seimbang, maka hal tersebut akan membuat kreditur merasa senang.

Rumus Rasio Solvabilitas dan Cara Penggunaannya

Setelah memahami pengertian dan tujuan dari rasio solvabilitas, selanjutnya adalah tentang rumus dan bagaimana cara pengaplikasiannya. Berikut informasi rumus yang digunakan dalam rasio solvabilitas dan contoh cara penggunaan rumusnya.

Debt to Asset Ratio (Rasio Utang terhadap Aset)

Rasio ini mengukur utang terhadap aset dengan pertimbangan seberapa banyak basis aset perusahaan yang dibiayai melalui utang. Rumus Debt to Asset Ratio adalah total hutang dibagi dengan total aset perusahaan, atau D/A. Jika nilai dari D/A Ratio melebihi angka 1,0, maka dikatakan perusahaan dalam masalah.

Contoh pengaplikasian:

Perusahaan A mempunyai total utang yang belum dibayar sebesar Rp. 208 M, dan total aset yang dimiliki sebesar Rp. 180 M. Perhitungannya, D/A = 208 / 180 = 1.15.

Kesimpulannya, solvabilitas perusahaan A sebesar 1.15, artinya solvabilitas perusahaan A sedang berada di tahap bermasalah.

Debt to Capital Ratio (Rasio Utang terhadap Modal)

Rasio utang terhadap modal dapat menunjukkan proporsi modal total bisnis tersebut dibiayai oleh hutang. Umumnya, rasio yang disukai adalah jika angkanya lebih rendah, maka kinerja perusahaan dapat dikatakan baik. Namun, dalam hal Debt to Capital Ratio ini, tidak ada batas maksimum. Perhitungannya adalah dengan membagi total utang dengan total kekayaan yang dimiliki perusahaan baik yang didanai utang maupun ekuitas. Rumus perhitungannya adalah D/C = Debt / (Debt + Equity).

Contoh pengaplikasian:

Perusahaan B mempunyai utang sebesar Rp. 200 M, total Ekuitas sebesar Rp. 250 M. Maka D/C Ratio dapat digutung dengan, D/C = 200 / (200+250) = 0,4.

Kesimpulannya, rasio utang hanya sebesar 40% dari total kapitalisasi perusahaan. Ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan bisa dikatakan masih aman dan sehat dari segi solvabilitasnya.

Debt to Equity Ratio (Rasio Utang terhaadap Ekuitas)

Rasio utang terhadap ekuitas menetapkan total utang perusahaan tersebut relatif terhadap ekuitasnya. Perhitungan rasionya yakni memiliki informasi jumlah utang kemudian dibagi dengan total ekuitas perusahaan. Pengukuran solvabilitas yang satu ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana perusahaan tersebut memakai utang untuk mendanai operasi perusahaan. Rumusnya adalah D/E atau Debt/Equity.

Contoh pengaplikasian:

Perusahaan C memiliki ekuitas sebesar Rp. 100 M. Total Asetnya sebesar Rp. 250 M. Kewajiban lain di samping itu yang dimiliki perusahaan C adalah sebesar Rp. 25 M. Maka perhitungannya, yakni total utang dari aset sebesar Rp. 150 M. Maka, D/E = (150 + 25) / 100 = 1.75.

Kesimpulannya, rasio jumlah ekuitas dan utang yang dimiliki oleh perusahaan dapat dikatakan masih di bawah dari ambang batas maksimalnya.

Interest Coverage Ratio

Di samping ketiga perhitungan utama di atas, ada satu rasio yang juga dapat digunakan untuk menentukan berapa kali keuntungan suatu perusahaan bisa dipakai untuk membayar beban bunga atas utang yang dimilikinya. Rumus perhitungannya adalah dengan membagi keuntungan perusahaan sebelum bunga dan pajak dengan pembayaran bunga, atau EBIT / beban bunga. Semakin tinggi nilai Interest Coverage Ratio ini, maka dapat dikatakan bahwa operasi perusahaan dapat menghasilkan keuntungan yang cukup untuk memenuhi pembayaran bunganya.

Contoh pengaplikasian:

Perusahaan D membukukan EBIT sebesar Rp. 400 M, beban bunga sebesar Rp. 50 M. Maka perhitungan rasionya adalah 400 / 50 = 8.

Kesimpulannya, perusahaan mampu membayar dengan baik karena EBIT dapat menutupi beban bunga hingga 8 kali.

Kesimpulan

Menghitung rasio solvabilitas sangat penting guna mengukur kesehatan serta stabilitas keuangan jangka panjang dari perusahaan tersebut. Angka presentasi solvabilitas perusahaan yang rendah menunjukkan bahwa bisnis perusahaan tersebut rentan bangkrut. 

Namun, apabila nominalnya tinggi namun nilai likuiditasnya rendah, perusahaan tetap memiliki risiko kebangkrutan. Rasio solvabilitas perusahaan yang tinggi belum tentu menggambarkan bahwa perusahaan tersebut sudah lancar dalam membayar kewajiban utangnya untuk jangka pendek, begitupun sebaliknya.

Oleh karena itu, selain mempelajari pentingnya perhitungan rasio solvabilitas, ada baiknya Anda juga mempelajari rasio lain seperti rasio likuiditas. Karena kesehatan kinerja perusahaan juga harus dinilai dari tingkat likuiditasnya untuk bisa menjelaskan kemampuannya dalam membayar kewajiban utang-utang jangka pendek yang dimiliki.

Bagikan Melalui

Daftar Isi

    Tidak ada Daftar Isi

Berlangganan Duwitmu