Silakan masukkan kata kunci pada kolom pencarian

Daftar Isi

    Tidak ada Daftar Isi

Kamus PBV Price to Book Value

Pengertian PBV

Price to Book Value (PBV) adalah rasio keuangan yang digunakan untuk menilai apakah harga suatu saham sedang dijual murah atau mahal. 

PBV membandingkan harga pasar saham dengan nilai buku perusahaan. Nilai buku atau book value merupakan teknik menganalisis dan menghitung saham. Book value per share (BVPS) dikaitkan dengan nilai ekuitas per saham.

Rumus Cara Menghitung PBV

Untuk menghitung PBV, kita perlu memahami dua komponen utama, yaitu harga pasar saham dan nilai buku per saham. 

Nilai buku per saham atau Book Value per Share (BVPS) dapat dihitung dengan membagi total ekuitas perusahaan dengan jumlah saham yang beredar. 

Rumus PBV adalah:

  • BVPS = Nilai Ekuitas / Jumlah Saham yang Beredar
  • PBV = Harga Pasar Saham / BVPS

Contoh Perhitungan PBV

Misalkan kita memiliki perusahaan dengan nilai ekuitas Rp10 triliun dan jumlah saham yang beredar sebanyak 8 miliar lembar. Maka, BVPS dapat dihitung sebagai berikut:

BVPS = Rp10 triliun / 8 miliar = Rp1.250 per lembar

Jika harga pasar saham saat ini adalah Rp2.000 per lembar, maka PBV dapat dihitung sebagai berikut:

PBV = Rp2.000 / Rp1.250 = 1,6

Dengan demikian, PBV saham perusahaan tersebut adalah 1,6.

Pentingnya PBV dalam Analisis Saham

PBV adalah alat yang penting dalam analisis saham karena dapat membantu investor menentukan apakah saham tersebut undervalued (dihargai lebih rendah dari nilai sebenarnya) atau overvalued (dihargai lebih tinggi dari nilai sebenarnya). 

Saham dengan PBV kurang dari 1 biasanya dianggap undervalued, sedangkan saham dengan PBV lebih dari 1 dianggap overvalued. Namun, ini bukanlah aturan mutlak dan investor harus mempertimbangkan faktor lain dalam analisis mereka.

Kekuatan dan Kelemahan PBV

Kekuatan utama PBV adalah kemampuannya untuk memberikan gambaran cepat tentang valuasi saham. Ini adalah alat yang mudah digunakan dan dapat memberikan wawasan yang berharga tentang apakah saham tersebut dihargai secara wajar di pasar.

Namun, PBV juga memiliki beberapa kelemahan. 

  • Salah satunya adalah bahwa PBV tidak mempertimbangkan pertumbuhan. Saham perusahaan yang tumbuh cepat mungkin memiliki PBV yang tinggi, yang bisa menyesatkan jika kita hanya melihat PBV.
  • Selain itu, PBV mungkin tidak akurat jika perusahaan memiliki aset yang tidak tercatat di neraca, seperti hak paten atau merek dagang.

Kesimpulan

PBV adalah alat yang berguna dalam analisis saham,tetapi tidak boleh digunakan sendirian. Investor harus mempertimbangkan berbagai faktor lain, seperti prospek pertumbuhan perusahaan, kondisi makroekonomi, dan faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi nilai saham. 

Dengan demikian, PBV dapat menjadi bagian penting dari toolbox seorang investor, tetapi bukan satu-satunya alat yang mereka gunakan.

Bagikan Melalui

Daftar Isi

    Tidak ada Daftar Isi

Berlangganan Duwitmu