Silakan masukkan kata kunci pada kolom pencarian

Daftar Isi

    Tidak ada Daftar Isi

Kamus Operating Profit Margin

Pengertian Operating Profit Margin

Operating Profit Margin adalah rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur efisiensi perusahaan dalam menghasilkan laba dari operasional bisnisnya. Dengan kata lain, ini adalah persentase dari pendapatan penjualan yang menjadi laba operasional.

Formula Operating Profit Margin

Formula untuk menghitung Operating Profit Margin adalah sebagai berikut:

Operating Profit Margin (%) = (Laba Operasional / Pendapatan Penjualan) x 100%

Laba Operasional adalah pendapatan penjualan dikurangi biaya pokok penjualan dan biaya operasional. Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menjalankan operasional bisnisnya, seperti biaya penjualan dan biaya administrasi.

Contoh Perhitungan Operating Profit Margin

Misalkan sebuah perusahaan memiliki pendapatan penjualan sebesar Rp100 juta, biaya pokok penjualan sebesar Rp60 juta, dan biaya operasional sebesar Rp20 juta. Maka, Laba Operasional perusahaan tersebut adalah:

Laba Operasional = Rp100 juta - Rp60 juta - Rp20 juta = Rp20 juta

Kemudian, Operating Profit Margin perusahaan tersebut adalah:

Operating Profit Margin = (Rp20 juta / Rp100 juta) x 100% = 20%

Artinya, perusahaan tersebut menghasilkan laba operasional sebesar 20% dari pendapatan penjualannya.

Pentingnya Operating Profit Margin dalam Analisis Saham

Operating Profit Margin adalah indikator penting dalam analisis saham karena memberikan gambaran tentang efisiensi perusahaan dalam menghasilkan laba dari operasional bisnisnya. Operating Profit Margin yang tinggi dapat menunjukkan bahwa perusahaan memiliki efisiensi operasional yang baik dan dapat menghasilkan laba yang tinggi dari operasional bisnisnya. 

Namun, Operating Profit Margin yang rendah dapat menunjukkan bahwa perusahaan memiliki efisiensi operasional yang rendah dan mungkin menghadapi kesulitan dalam menghasilkan laba dari operasional bisnisnya.

Kelebihan Operating Profit Margin

  • Pengukuran Efisiensi Operasional: Operating Profit Margin adalah alat yang efektif untuk mengukur efisiensi perusahaan dalam menghasilkan laba dari operasional bisnisnya. Semakin tinggi Operating Profit Margin, semakin efisien perusahaan dalam operasional bisnisnya.
  • Analisis Antar Perusahaan: Operating Profit Margin dapat digunakan untuk membandingkan efisiensi operasional antara perusahaan dalam industri yang sama. Ini membantu dalam menilai efisiensi dan manajemen biaya operasional perusahaan.

Kekurangan Operating Profit Margin

Tidak Memperhitungkan Biaya Non-Operasional: Operating Profit Margin tidak memperhitungkan biaya non-operasional, seperti bunga dan pajak. Oleh karena itu, perusahaandengan Operating Profit Margin tinggi mungkin masih memiliki laba bersih yang rendah jika biaya non-operasionalnya tinggi.

Dapat Menyesatkan: Operating Profit Margin yang tinggi dapat menyesatkan karena bisa disebabkan oleh penjualan yang rendah. Oleh karena itu, penting untuk melihat Operating Profit Margin dalam konteks dengan indikator keuangan lainnya.

Kesimpulan

Operating Profit Margin adalah alat yang penting dalam analisis saham. Meskipun memiliki beberapa kelemahan, Operating Profit Margin memberikan gambaran yang baik tentang efisiensi perusahaan dalam menghasilkan laba dari operasional bisnisnya. 

Sebagai analis keuangan, penting untuk memahami cara menghitung dan menginterpretasikan Operating Profit Margin serta memahami kekuatan dan kelemahannya.

Tanya Jawab Seputar Operating Profit Margin

  1. Apa yang dimaksud dengan Operating Profit Margin? 

    Operating Profit Margin adalah persentase dari pendapatan penjualan yang menjadi laba operasional.

  2. Apa rumus Operating Profit Margin? 

    Rumus Operating Profit Margin adalah (Laba Operasional / Pendapatan Penjualan) x 100%.

  3. Berapa Operating Profit Margin yang bagus? 

    Operating Profit Margin yang baik biasanya lebih besar dari rata-rata Operating Profit Margin di pasar. Namun, Operating Profit Margin yang tinggi juga bisa menjadi indikator bahwa perusahaan tidak memiliki banyak peluang investasi yang menguntungkan.

Bagikan Melalui

Daftar Isi

    Tidak ada Daftar Isi

Berlangganan Duwitmu