Daftar Isi
Tidak ada Daftar Isi
Ketika berbicara tentang pengambilan keputusan, faktor psikologis dapat memainkan peran yang signifikan.
Salah satu bias psikologis yang umum terjadi adalah Loss Aversion atau Kerugian Aversion.
Dalam artikel ini, kita akan melihat apa itu Loss Aversion, beberapa contoh bagaimana bias ini bekerja, mengapa Loss Aversion dianggap buruk, penelitian yang mendukungnya, penemu awalnya, dan bagaimana bias ini mempengaruhi investasi saham.
Loss Aversion adalah kecenderungan manusia untuk lebih sensitif terhadap kerugian daripada keuntungan.
Dalam konteks ini, kerugian didefinisikan sebagai kehilangan sesuatu yang sudah dimiliki atau harapan mendapatkan sesuatu. Seseorang cenderung merasakan kerugian (loss) dua kali lebih besar dibandingkan keuntungan yang setara.
Ada banyak contoh dalam kehidupan sehari-hari yang menggambarkan Loss Aversion.
Salah satunya adalah saat seseorang merasa lebih kecewa ketika kehilangan uang dalam jumlah tertentu daripada kegembiraan yang mereka rasakan ketika mendapatkan jumlah yang sama.
Misalnya, jika seseorang kehilangan $100, rasa kecewa dan kehilangan yang mereka rasakan akan lebih besar daripada kegembiraan yang mereka rasakan ketika mendapatkan $100.
Studi kasus juga telah mengungkapkan efek dari Loss Aversion.
Sebagai contoh, dalam sebuah eksperimen, peserta diberi sejumlah uang dan diberi pilihan antara mempertahankan jumlah uang yang mereka miliki atau mempertaruhkannya untuk kesempatan memenangkan jumlah uang yang lebih besar.
Namun, peserta cenderung memilih untuk mempertahankan jumlah uang yang mereka miliki daripada mengambil risiko dan kehilangan uang mereka.
Salah satu alasan utamanya adalah bahwa bias ini dapat menghambat pengambilan keputusan yang rasional.
Kebanyakan orang cenderung menghindari kerugian dengan mengambil pilihan yang paling aman, bahkan jika itu berarti mereka akan kehilangan potensi keuntungan yang lebih besar.
Bias semacam ini dapat menghambat pertumbuhan dan inovasi serta membatasi potensi seseorang dalam mencapai tujuan.
Dampak negatif lain dari Loss Aversion terlihat pula dalam konteks investasi saham.
Para investor yang terkena bias ini cenderung enggan mengambil risiko yang dianggap dapat menghasilkan kerugian. Mereka lebih memilih untuk berinvestasi dalam instrumen yang dianggap "aman" dan menerima imbal hasil yang lebih rendah daripada mengambil risiko yang mungkin menghasilkan keuntungan lebih besar.
Salah satu studi yang terkenal adalah penelitian oleh Daniel Kahneman dan Amos Tversky pada tahun 1979. Mereka menemukan bahwa orang cenderung memberikan bobot yang lebih besar pada kerugian daripada keuntungan yang setara.
Selain itu, banyak eksperimen dan studi lainnya telah dilakukan untuk menggali lebih dalam tentang Loss Aversion dan efeknya. Penelitian tersebut memberikan bukti yang konsisten bahwa manusia memiliki kecenderungan alami untuk lebih merespon kerugian daripada keuntungan, bahkan dalam konteks yang sama.
Loss Aversion memiliki dampak yang signifikan pada pengambilan keputusan dalam investasi saham.
Para investor yang terkena bias ini cenderung memilih untuk menghindari risiko dan lebih memilih untuk berinvestasi dalam saham yang dianggap "aman" atau stabil. Hal ini dapat menghambat mereka dalam mencapai potensi keuntungan yang lebih besar, karena investasi dengan risiko yang lebih tinggi seringkali dapat memberikan imbal hasil yang lebih tinggi dalam jangka panjang.
Selain itu, Loss Aversion juga dapat menimbulkan reaksi yang berlebihan terhadap kerugian pasar.
Ketika pasar saham mengalami penurunan atau kerugian, investor yang terkena bias ini mungkin cenderung menjual saham mereka dengan cepat untuk menghindari kerugian lebih lanjut, meskipun itu mungkin bukan keputusan yang tepat dalam jangka panjang. Dalam beberapa kasus, tindakan menjual ini justru dapat memperparah situasi dan mengakibatkan kerugian yang lebih besar.
Dalam menghadapi bias ini dalam investasi saham, penting untuk mengambil pendekatan yang seimbang antara risiko dan imbal hasil.
Menghindari risiko sepenuhnya mungkin tidak selalu merupakan strategi terbaik, dan memahami bahwa kerugian adalah bagian dari investasi sangatlah penting.
Loss Aversion adalah kecenderungan manusia untuk lebih sensitif terhadap kerugian daripada keuntungan. Bias ini dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dan berdampak pada berbagai aspek kehidupan, termasuk investasi saham. Memahami konsep Loss Aversion dan efeknya penting dalam pengambilan keputusan yang rasional dan berhasil dalam investasi saham.
Dalam penelitian yang telah dilakukan, Loss Aversion telah ditemukan menjadi fenomena yang nyata dan signifikan. Studi kasus dan eksperimen telah mengungkapkan bagaimana manusia cenderung menghindari risiko dan merespon dengan lebih kuat terhadap kerugian daripada keuntungan yang setara.
Daftar Isi
Tidak ada Daftar Isi