Daftar Isi
Tidak ada Daftar Isi
Fomo adalah fenomena yang berhubungan dengan keinginan selalu unggul dan tidak tertinggal oleh tren atau orang lain. Fomo tampaknya tidak hanya mempengaruhi hubungan sosial seseorang, tetapi juga keuangan mereka.
Fomo adalah sifat yang menyebabkan orang membelanjakan uang untuk hal-hal tidak penting, sehingga berdampak negatif pada keuangan Anda. Sekitar 69% generasi milenial terpengaruh saham fomo.
Lantas, apa itu Fomo, apa dampaknya, dan apa saja strategi untuk menghindarinya? Dalam artikel ini, kami akan memberikan analisis yang komprehensif, silahkan baca sampai akhir.
FOMO adalah singkatan dari Fear of Missing Out, yaitu rasa takut tertinggal dengan segalanya.
Dr. Andrew K. Przybylski menciptakan ungkapan ini pada tahun 2013. FOMO adalah suatu kondisi yang menyebabkan individu percaya bahwa momen berharga setiap orang tidak boleh dilewatkan.
Hal ini menyebabkan mereka terus-menerus merasa cemas dan gelisah. Pengalaman FOMO mempengaruhi semua aspek kehidupan sehari-hari, termasuk uang. Dalam dunia investasi, FOMO saham mengacu pada rasa takut kehilangan peluang signifikan di pasar saham yang sedang tren.
Ini akan mendorong mereka yang mengalaminya untuk bertindak tanpa terlebih dahulu melakukan analisis. Dimana kegiatan tersebut akan mempengaruhi fluktuasi pasar. Sudah paham mengenai apa itu Fomo?
Berinvestasi saham memang bisa memberikan jaminan keuntungan di masa depan. Namun, jika hanya didasarkan pada rasa takut ketinggalan, efeknya akan negatif. Beberapa dari mereka secara khusus hanya membeli saham berkualitas rendah.
Anda yang akrab dengan dunia saham pasti pernah mengalami situasi di mana harga saham yang buruk tiba-tiba naik dan kemudian turun.
Hal ini mungkin dipengaruhi oleh fear of missing out (FOMO) yang menyebabkan sebagian besar pembeli terjebak untuk membelinya hanya karena mengikuti trend tanpa melakukan analisa. Pastikan Anda memahami apa itu Fomo terlebih dahulu.
FOMO adalah situasi yang dapat mengakibatkan harga saham sangat tinggi. Jika Anda hanya membeli saham berdasarkan tren, kemungkinan besar akan membeli pada harga puncak, sehingga sulit untuk menjual saham tersebut nantinya.
Ini akan memakan waktu sebelum harga kembali normal. Fenomena fear of missing out (FOMO) di pasar saham menjadi peluang yang sangat fantastis bagi para dealer untuk “menggoreng” saham-saham tersebut agar harganya melambung tinggi.
Jika Anda mengikuti tren dan membayar harga tertinggi, akan sulit untuk kembali ke harga rata-rata. Akhirnya, Anda akan mengalami kerugian.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya. FOMO adalah sindrom yang dapat berdampak buruk pada kehidupan sosial dan keuangan. Berikut ini adalah konsekuensi finansial dari Fear of Missing Out (FOMO). Apa itu Fomo memang harus dipelajari sebaik mungkin.
Rasa takut ketinggalan (FOMO) adalah suatu kondisi yang dapat menimbulkan kecemasan dan keinginan untuk terus bersaing dengan orang lain. Rasa takut ketinggalan inilah yang bisa menguras keuangan Anda sehari-hari.
Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan saat memilih saham untuk tujuan investasi, antara lain risiko saham, likuiditas saham, dan kinerja jangka panjang. Ketika jumlah saham yang tersedia dengan harga tinggi terbatas, pedagang sering lalai melakukan analisis. Jangan sampai salah jalan, apa itu Fomo harus kalian pelajari.
Fase FOMO ditandai dengan keinginan seseorang untuk menghilangkan kecemasan dan ketakutan akan kehilangan. Ada kalanya individu rela menerima pinjaman berbunga tinggi demi memenuhi keinginannya.
Dampak negatif FOMO tidak hanya sampai di situ, bahkan mengarah pada keyakinan bahwa berbelanja barang-barang populer itu penting. Ini karena membeli barang-barang tersebut akan menghasilkan validasi media sosial dari orang lain. Perilaku ini membuat mereka sulit menyisihkan uang untuk ditabung.
Mengingat dampak negatif FOMO terhadap keuangan seseorang, sebaiknya hindari terjebak dalam kondisi tersebut. Berikut adalah beberapa rekomendasi untuk menghindari FOMO.
Cobalah untuk lebih mencintai dan menghargai diri sendiri dengan segala kekurangan dan kelebihan yang dimiliki. Luangkan waktu untuk aktivitas yang akan membantu Anda mencintai diri sendiri. Buang gagasan mencari persetujuan orang lain.
Tips menghindari FOMO berikut ini adalah melakukan detoksifikasi dari media sosial selama 30 hari dengan tidak menggunakan atau membukanya. Jika tampaknya menantang, Anda cukup membatasi waktu untuk berselancar di media sosial, contohnya hanya untuk melihat informasi penting. Jadi memahami apa itu Fomo lebih detail itu penting.
Ada banyak alternatif untuk menghabiskan waktu berjam-jam menelusuri media sosial untuk mengurangi kebosanan. Menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman adalah cara yang efektif untuk menjauh dari media sosial untuk sementara.
Setiap keputusan di masa depan harus diperhitungkan dengan cermat. Pertimbangkan kembali apakah keputusan untuk membeli barang itu rasional atau dimotivasi oleh rasa takut kehilangan.
Seringkali kita ingin membeli sesuatu yang sedang trend tanpa memperhatikan kondisi keuangan kita. Diskusikan keuangan dengan orang-orang terdekat. Saran mereka adalah bahan pertimbangan Anda.
Sekian informasi kami sampaikan mengenai apa itu Fomo, semoga ulasan diatas bermanfaat terus, ya.
Daftar Isi
Tidak ada Daftar Isi