Daftar Isi
Tidak ada Daftar Isi
Depresiasi adalah metode penyusutan dalam akuntansi untuk menurunkan nilai aset perusahaan, terutama pada aset tetap. Aset tetap mengacu pada aktiva jangka panjang yang membantu perusahaan menjalankan operasional bisnisnya.
Gedung bangunan, pabrik, alat-alat mesin produksi, dan kendaraan seperti mobil dan motor merupakan contoh dari aset tetap. Penyusutan hanya berlaku kepada aset tetap yang berwujud, bukan termasuk lisensi, merek dagang, franchise, hak cipta, dll.
Tiga faktor yang mempengaruhi suatu proses depresiasi yaitu biaya perolehan (akuisisi), estimasi umur ekonomis, dan perkiraan nilai residu.
Berikut ini beberapa metode untuk menghitung depresiasi atau biaya penyusutan:
Misalkan sebuah perusahaan membeli mesin dengan harga Rp 300 juta dengan nilai residu Rp 60 juta dan masa manfaat 5 tahun. Menggunakan metode garis lurus, depresiasi per tahunnya adalah: (Rp 300 juta – Rp 60 juta) : 5 = Rp 48 juta per tahun.
Perhitungan depresiasi atau biaya penyusutan dapat mempengaruhi laba bersih sebagai beban biaya dan pengeluaran dalam laporan keuangan. Penting bagi perusahaan untuk menghitung depresiasi agar tidak merugi dan bisa membuat laporan keuangan yang sesuai dengan standar perpajakan.
Depresiasi memiliki beberapa kekuatan dan kelemahan. Kekuatannya adalah dapat membantu perusahaan dalam mengelola dan merencanakan pengeluaran serta investasi masa depan. Selain itu, depresiasi juga membantu dalam perencanaan pajak dan laporan keuangan.
Namun, depresiasi juga memiliki kelemahan. Salah satunya adalah kesulitan dalam menentukan masa manfaat aset dan nilai residu. Selain itu, metode depresiasi yang digunakan juga dapat mempengaruhi laporan keuangan perusahaan.
Daftar Isi
Tidak ada Daftar Isi